Netflix kembali merilis film dokumenter berjudul ‘Procession’ dengan cerita yang cukup menarik sekaligus menyentuh pada 26 Oktober 2021.
Dari Sutradara Robert Greene, film ini berkonsultasi dan berkolaborasi dengan enam laki laki hebat yang mau berbagi ceritanya, yaitu Joe Eldred, Mike Foreman, Ed Gavagan, Dan Laurine, Michael Sandridge, dan Tom Viviano.
Film ini menjadi film yang unik dan berbeda dari film dokumenter lainnya karena melibatkan orang-orang dengan masa lalu yang sama dan memiliki tujuan yang sama, yaitu menghadapi trauma mereka dan menyembuhkan luka yang mereka pendam selama puluhan tahun.
Mengambil sudut pandang dari para mantan korban pelecehan seksual semasa kecil yang dilakukan oleh pastor Katolik di sebuah gereja.
Sebelumnya, film ini telah ditayangkan perdana pada Telluride Film Festival dan festival-festival lain sebelum akhirnya nanti ditayangkan di Netflix pada November ini.
‘Procession’ menceritakan bagaimana enam orang penyintas ini berjuang untuk keadilan dan mereka berkolaborasi membuat film pendek. Mereka terinspirasi dari terapi drama yang dirancang untuk mengatasi trauma yang mereka alami. Film ini akan menyuguhkan kepada penonton tentang proses penyembuhan trauma mereka.
Hal itu terlihat dari usaha mengeksplorasi ingatan mereka tentang kejadian dan trauma yang mereka rasakan dulu. Semuanya dibungkus dalam cerita fiksi berdasarkan pengalaman, ingatan, dan mimpi yang dapat menunjukkan bagaimana ritual, budaya, dan hirarki gereja yang terlihat ‘hening’ pada kasus pelecehan yang mereka alami. .
Dalam film ini, para penyintas dihadapkan pada tempat yang menyakitkan bagi mereka dan mereka berusaha untuk ‘merebutnya’. Terlihat kesempatan bagi mereka untuk adanya kemungkinan katarsis dan penebusan dari sebuah persaudaraan yang baru mereka temukan dalam film dokumenter ini.
Tiap penyintas dalam film ini memiliki kisah yang berbeda dan hal ini membuat film ini menjadi unik. Walaupun akan sulit untuk mereka kembali ke gereja dimana peristiwa buruk mereka terjadi, mereka tetap melanjutkan proyek tersebut dan berharap trauma mereka akan hilang jika mereka hadapi.
Dengan berbagi pengalaman dan cerita satu sama lain, membuat mereka kian dekat dan membangun sebuah hubungan persahabatan yang kuat.
Film ini akan menjadi film yang penuh akan makna, dimana masih banyak orang diluar sana yang punya pengalaman yang sama, namun tidak punya keberanian untuk bersuara.
Jika kita sering melihat korban pelecehan seksual adalah perempuan, namun di film ini dihadirkan para korban laki-laki. Hal ini akan menyadarkan penonton bahwa korban kekerasan seksual tidak memandang jenis kelamin, bisa laki-laki atau perempuan, dan mereka menanggung luka yang sama.
Diharapkan lewat film ini, penonton dapat lebih aware tentang isu pelecehan seksual yang terjadi disekitar karena dampaknya akan sangat nyata bagi penyintas dan memerlukan waktu yang lama untuk benar benar sembuh dari trauma.
Film yang sangat menarik ini akan ditayangkan di Netflix mulai 19 November 2021.