Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini’, Adaptasi Menarik dari Quotes ke Layar Lebar

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
January 4, 2020
in Featured, Movies
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Masih segar di ingatan, rumah produksi Visinema ID melakukan gebrakan awal tahun lewat film bertema keluarga yaitu “Keluarga Cemara”. Film ini rilis pada bulan Januari, di mana notabene rumah produksi lokal yang lain belum mengeluarkan rilisan jagoan mereka dan film luar negeri masih dikuasai oleh rilisan tahun sebelumnya. Formula ini ampuh, di mana “Keluarga Cemara” bisa dikatakan meledak secara box office dan disukai penonton. Perlu bukti? Well, film ini menjadi film pertama Visinema ID yang tembus satu juta penonton, bahkan menjadi film Visinema dengan penonton terbanyak di tahun 2019. Untuk prestasinya, “Keluarga Cemara” menjadi Film Terbaik di Piala Maya 2019 dan mendapatkan lima nominasi.

Melihat kesukaan itu, ada benarnya jika film NKCTHI (Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini) rilis di waktu yang sama. Tepat mengawali tahun 2020, film yang diadaptasi dari novel kece karya Marcella FP ini dirilis. Awalnya sempat bingung, bagaimana sutradara Angga Dwimas Sasongko membuat ceritanya? Mengingat source material-nya tidak memiliki isi layaknya buku pada umumnya.

Novel NKCTHI lebih berisikan quotes-quotes yang ditambahkan ilustrasi-ilustrasi cantik. Jadi bagaimana cerita coba dibangun dari sana? Bisa dibilang meski inspirasinya berasal dari buku, “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” memiliki unsur original screenplay yang kuat. Hebatnya, hal tersebut membuat kedudukan film menjadi unik karena bisa saja orang yang sudah baca novelnya pun tidak bisa membayangkan secara pasti bakal seperti apa ceritanya.

Film mengangkat kisah keluarga Narendra. Isinya ada Ayah, Ibu, dan tiga anak mereka. Anak pertama yaitu Angkasa. Ia dari kecil sudah dibebani sesuatu, yaitu peran kakak laki-laki yang harus bisa menjaga adik-adiknya. Kemudian anak kedua yaitu Aurora. Dia adalah anak yang berbakat. Ia juga pekerja keras dan memiliki keyakinan. Sayangnya, ia juga kerap kali menemui kegagalan. Anak paling bontot adalah Awan. Dia diceritakan sedang menempuh masa probation akhir di sebuah firma arsitektur. Berbeda dengan teman-temannya, Awan memiliki idola yang anti-mainstream. Siapa lagi kalau bukan arsitek yang kini merupakan bos besar di tempat ia magang. Film akan menunjukkan lika-liku kehidupan para anggota keluarga ini, di mana semakin lama semakin menampilkan apa yang menjadi slogan film ini; Setiap keluarga punya rahasia.

Satu hal yang patut untuk langsung diapresiasi adalah pengolahan karakter-karakternya. Seluruh anggota Keluarga Narendra memiliki permasalahan masing-masing dan entah bagaimana caranya permasalahan tersebut memiliki sub-text atau nyambung dengan apa yang tersimpan di rumah. Cuman asiknya, NKCTHI tidak ujug-ujug menampilkan konflik yang pasaran. Dalam artian, menampilkan kebencian atau iri hati kakak dengan adik. Itu sih, biasa banget. Justru film menampilkan bagaimana mereka sebagai tiga bersaudara menghadapi keadaan dengan tidak saling menyalahkan. 

Ini sangat asik untuk ditonton karena keterkaitan antara masalah yang ada di individu masing-masing anak lalu bagaimana itu dihubungkan dengan peran keluarga bikin mata sulit untuk melepas fokus dari layar. Pengembangan karakter bisa berjalan beriringan dengan perkembangan konflik di tahap resolusi. Ditambah dengan kenyataan bahwa karakter-karakter dari Keluarga Narendra itu ada lima orang, maka pekerjaan menyeimbangkan seraya menaikkan tadi semakin menantang. Kudos untuk seluruh tim yang akhirnya bisa menjawab hal itu.

Imbasnya apa? Bisa dua. Yang pertama, kita bisa merasa bahwa apa yang dirasakan seorang karakter juga pernah kita rasakan sendiri dalam role di keluarga kita. Entah itu sebagai anak sulung, anak tengah, anak bontot, bahkan hingga posisi sebagai kedua orang tua. Film menampilkan semua perasaan itu lewat pengembangan karakter yang sabar, satu per satu.

Yang kedua, intimacy dan juga eskalasi konflik yang mulus bisa membuat kita terbawa arus. NKCTHI bisa membuat kita sadar bahwa yang namanya masalah itu gak baik untuk ditanggung sendiri. Apalagi jika masalah tersebut merupakan masalah keluarga. Film secara jelas memberikan sebuah parenting advice karena peran menjadi orang tua itu sangat sulit. Gak ada sekolahnya. Maka dari itu, film tidak menjadikan tokoh tertentu sebagai orang jahat. Kami pribadi pun yakin Angga lebih bijak dalam menyikapi hal itu.

Film ini membawa pesan untuk berdamai dengan masa lalu. Sebuah keluarga adalah sesuatu yang dianggap sakral. Keutuhannya, terutama bagi orang Asia, sangat dijaga banget. Nah karena hal ini ada kalanya kita menghalalkan segala cara demi menjaga keutuhan atau keharmonisan sebuah keluarga. Penutupan hal-hal negatif demi menjaga keluarga ibarat duri yang bisa sangat mematikan.

Konflik KCTHI secara gamblang menjabarkan hal itu lewat permasalahan masa lalu, dan dampaknya hingga sekarang adalah hubungan yang sesungguhnya makin kurang harmonis. Pada dasarnya, ini sama dengan bagaimana kita me-maintain hubungan dengan pasangan. Kalau ada sesuatu, katakan. Bicarakan. Dan dalam kasus keluarga, kita juga bisa merundingkannya bareng-bareng sama anggota keluarga lainnya.

Secara teknis, Angga Dwimas Sasongko coba membuat NKCTHI dekat dengan penonton generasi muda, terutama Gen Z. Ini terlihat pertama dari pemilihan musiknya. Film memutar lagu-lagu musisi yang digemari semacam Arah dan Feast. Kemudian di dalam dialog Awan dengan teman-temannya juga sempat di-mention nama Pamungkas. Awan sendiri diceritakan adalah fans dari Arah. Di-casting-nya Arditho Pramono sebagai Kale semakin menguatkan hal ini. Arditho, yang merupakan seorang penyanyi, memiliki fanbase dari generasi Z yang besar. Perannya sebagai pemeran pembantu pun tidak ditampilkan secara ecek-ecek atau hanya sebagai pemanis film. Sumbangsihnya terhadap arc dari Awan sangat besar, meski kalau dilihat-lihat Kale ini tipe karakter yang pengecut juga ya hehehe…

Sayang, film tidak selalu berhasil dalam memberikan hiburan untuk penontonnya. Beda halnya dengan ketika film menuturkan konflik dan membuat suasana menjadi berat. Jokes di sini ada, hanya saja tidak berhasil membuat tawa. Cara melucunya masih menggunakan cara lama, yaitu dengan mengeksploitasi keunikan seorang usda (utusan daerah). Tidak ada yang salah dengan itu, pemanfaatan tersebut jelas bukan sesuatu yang baru.

Kemudian cara film ini menyampaikan jokes-nya juga terkesan maksa. Beberapa kali karakter Awan membetulkan cara berbicara orang lain. Harusnya bilangnya begini, bukan begitu. Well, tidak ada yang bisa ditertawakan dari sana sih. Bahkan, dialog seperti itu sebaiknya tidak usah ada. NKCTHI seringkali gagal dalam usahanya mencairkan suasana. Satu-satunya cara untuk mengatasi poin tersebut adalah dengan tangisan air mata.

Dari segi akting, ensemble cast NKCTHI sah untuk dibilang solid. Mereka bisa menjawab tuntutan naratif dari karakter masing-masing. Yang paling kentara adalah para pemeran orang tua. Oka Antara harus bisa menampilkan bagaimana efek trauma seorang ayah mengubah kepribadiannya secara total. Sosok Ayah di sini sangat berbeda setelah turning point pertama dan perbedaan itu nampak jelas berkat akting Oka Antara. Donny Damara adalah penyambung dari emotional standpoint yang sudah diciptakan oleh Oka. Tapi, tugasnya akan semakin berat menjelang tahap resolusi hingga film berakhir. Untuk karakter Ibu, kredit patut diberikan kepada Susan Bachtiar. Karakter ini seperti meledak di akhir. Bagaimana cerita yang sudah bergulir semakin menguatkan ledakannya dan bikin penonton ngerti, lalu simpatik, dan akhirnya mendukung dia. Baik dari perbuatan maupun perkataan.

Cerita yang semakin bertumbuh ke belakang memang berisiko besar untuk NKCTHI. Taruhannya justru akan ada di turning point pertama, karena dari situ lah semua berasal. Dan turning point pertama ini harus memberikan payoff yang reasonable untuk semua konflik-konflik turunan yang meneror Keluarga Narendra secara bertubi-tubi di tahap konfrontasi. So, apakah turning point pertama itu berhasil?

Well, jika ngomongin menjadi hal yang melatari value utama film, itu berhasil. Tapi jika ngomongin menjadi hal yang bisa mengakari seluruh konflik turunan, tidak terlalu. Masih ada rantai yang putus, terutama mengenai motivasi dari sudut pandang Aurora. Paling buruknya, jika melihat dari sisi lain di mana film menceritakan sesuatu yang relate dengan kehidupan keluarga, film juga sah-sah saja jika dibilang menjual depresi atau memanjang-manjangkan konflik yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan mudah. Tinggal tergantung sudut pandang saja. Cuman ya tadi, pesannya tetap sampai dengan cara yang sendu.

 

Director: Angga Dwimas Sasongko

Starring: Donny Damara, Rio Dewanto, Rachel Amanda, Sheila Dara, Susan Bachtiar, Oka Antara, Arditho Pramono, Niken Anjani

Duration: 121 Minutes

Score: 8.0/10

The Review

4 Score

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) diadaptasi dari novel karya Marcella FP oleh sutradara Angga Dwimas Sasongko dari quotes-quotes dan ilustrasi-ilustrasi cantik yang digubah menjadi cerita layar lebar yang lebih luas dan mengangkat kisah keluarga Narendra. Isinya ada Ayah, Ibu, dan tiga anak mereka, Angkasa, Aurora dan Awan. Masing-masing karakter menyimpan sesuatu yang nantinya akan mengejutkan kita semua.

Review Breakdown

  • 8.0
Tags: Angga Dwimas SasongkoArditho PramonoDonny Damarailustrasi cantikMarcella FPNanti Kita Cerita Tentang Hari IniNiken AnjaniNKCTHIOka AntaraQuotesRachel AmandaRio DewantoSheila DaraSusan Bachtiar
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

jagat arwah

Teaser ‘Jagat Arwah’ Tampilkan Sosok Penjaga Batu Jagat

May 25, 2022
Film suami istri sungguhan

Selain ‘Cinta Subuh’, 7 Film Ini Diperankan Suami-Istri Sungguhan

May 12, 2022
6 Film Indonesia yang Cocok di Tonton Bersama Keluarga

6 Film Indonesia Ini Cocok Ditonton Bersama Keluarga

May 2, 2022
rio dewanto bintangi film horor thailand, the antique shop

Rio Dewanto Bintangi Film Horor Thailand, ‘The Antique Shop’

May 2, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse Banner Cineverse Banner Cineverse Banner
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In