“There’s something in the sky.” – Fay.
Kehidupan di luar Bumi akan menjadi sesuatu yang penuh misteri. Hal ini menjadi bahan yang selalu diminati dan menjadi primadona dalam film-film sci-fi. Nah, di situasi pandemi seperti sekarang, kita bisa nih menonton film sci-fi terbaru yang menyinggung tentang misteri tersebut.
“The Vast of Night”, merupakan original film dari Amazon, yang juga merupakan debut penyutradaraan dari Andrew Patterson dan dibintangi oleh Sierra Nicole McCormick dan Jake Horowitz. Ceritanya berlatar di kota kecil daerah New Mexico, tepatnya pada kisaran tahun 1950-an.
Di sana kita akan langsung berkenalan pada dua karakter utama yaitu seorang gadis bernama Fay (McCormick) dan penyiar radio karismatik bernama Everett (Horowitz). Fay sehari-hari membantu ibunya bekerja sebagai operator telepon, meminta bantuan Everett untuk mencoba menggunakan alat perekam baru. Sesampainya di rumah, Fay yang kembali bertugas sebagai operator, mendengar interupsi gelombang yang aneh ketika Everett memulai siaran radionya.

Sebagai film bergenre sci-fi, tentu kita akan menduga arah dari film ini bakal ke mana. Cuman asiknya adalah, proses yang coba dikembangkan sangat rapih dan bikin kita kepo maksimal. Jika melihat ke seperti apa biasanya film sci-fi ditampilkan, “The Vast of Night” jauh terlihat low budget.
Mereka tahu itu, sehingga unsur naratif coba ditonjolkan dengan memanfaatkan penceritaan terkait konflik yang dihadapi oleh Fay dan Everett sepanjang perjalanan. Selain itu, masa-masa tersebut juga bisa dibilang masih masanya was-was, sehingga wajar saja jika orang coba menelusuri sesuatu yang janggal terjadi pada gelombang radio.
Mulai dari sana tensi dibangun secara perlahan-lahan, dari satu cerita ke cerita lain, dipadukan dengan perubahan yang mulai terjadi. Sci-fi yang menyenangkan karena memberi ruang lebih untuk hal-hal berbau konspirasi.

Intimacy menjadi aspek yang penting dalam membangun tensi. Hal tersebut gak lepas dari eksposisi dua karakter utamanya. Baik operator telepon dan juga DJ radio, dua-duanya adalah pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain secara personal, namun dari jarak yang jauh.
Kita gak tau apa yang terjadi pada orang yang sedang ngomong sama kita karena point of view berada di sang operator. Film selalu tidak pernah lepas dari sana, di mana kamera terus menyorot raut wajah karakter yang sedang mendengarkan.
So, kita seperti diajak banget untuk ikut mencerna apa yang sedang diceritakan. Unsur misterius juga datang dari sini karena ya itu tadi, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita hanya mendengar dan memainkan “Theater of Mind” sehingga proses pengolahan cerita film menjadi seru.

Tidak lupa, film menampilkan keseksian pekerjaan operator telepon yang masih dikerjakan secara manual di tahun 1950-an. Melihat bagaimana Fay bekerja dengan headphone, mencolok sambungan demi sambungan, lalu bagaimana Everett mengoperasikan radio, menerima penelpon, bersiap untuk on-air, hingga memutar rekaman itu keren banget rasanya.
Sesuatu yang mungkin di era digital ini tidak bisa dilihat lagi. Asiknya menikmati bagian ini juga terbantu oleh akting yang bagus. Baik McCormick dan Horowitz blending banget sama pekerjaan karakter masing-masing. Gak terlihat canggung, atau tremor. Ini belum ditambah dengan kepiawaian mereka mengolah karakter sehingga kita bisa melihat dan merasakan ketakutan yang muncul akan sesuatu yang asing.
Lalu di satu scene kita dapat melihat teknik cut-to-cut yang enak. Perpaduan editing dan momen dari aktivitas yang sedang berlangsung walau cuma beberapa detik tapi kasih impresi yang ‘wow’. Rasanya kurang lebih menyerupai ketika kita melihat gimana Alfonso Cuaron bikin adegan parkir mobil di film “Roma”.

Berbicara lebih lanjut mengenai aspek sinematik, “The Vast of Night” juga memanjakan kita dengan visual-visual elok. Vibes yang diciptakan oleh film, yang memang cenderung gelap, dibuat sesuai dengan tuntutan narasi. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, gak salah juga kalau bilang hal semacam ini kembali mengingatkan kita sama karya-karya Spielberg dan Abrams dulu.
Salah satunya adalah “Super 8”. Kemudian ada juga yang mengingatkan kita pada serial “X-Files”, dan “Twilight Zone”. Tidak lupa, aspek 50-an juga mesti ditonjolkan secara detil. Ini kemudian bisa kita lihat dari beberapa hal seperti tonalitas gambarnya, kemudian propertinya seperti mobil dan peralatan switchboard dan radio, lalu aksesoris dan busana.
Biar makin lengkap, di beberapa waktu ada kalanya tampilan visual film berubah efeknya jadi blue-ish. Tidak begitu jelas dari maksud kenapa tampilan ini tiba-tiba ditampilkan diluar untuk semakin menguatkan kesan 50-an dan mungkin menambah variasi gambar agar tidak membosankan.
Satu highlight yang sangat menonjol di sini adalah camerawork-nya. Ada satu saat di mana film menerapkan tracking shot. Berfungsi untuk memperhalus perpindahan point of view dari karakter Fay ke karakter Everett, tracking shot berjalan menyusuri komplek, memasuki gimnasium, hingga sampai di tempat tujuan.

Tracking shot sendiri merupakan sebuah pergerakan kamera akibat perubahan posisi secara horisontal. Arahnya si bisa ke mana aja, cuma biar mudah, patokannya adalah selama kameranya bisa sentuh permukaan tanah. Pergerakannya mulus mulai dari indoor ke outdoor, atau sebaliknya, hingga menyusup keluar jendela. That’s just amazing.
Meski film ini adalah sci-fi yang independen, memiliki keterbatasan dalam hal bujet, but good movie is still a good movie. Andrew Patterson bisa menemukan cara bagaimana ia dapat mengoptimalkan apa yang ia punya menjadi sesuatu yang tidak hanya menarik dari awal sampai akhir namun juga tidak terlihat murahan.
Ceritanya yang bergantung banget sama dialog dipaparkan dengan baik oleh para aktor, mulai dari pemeran utama sampai pemeran pendukung. Mulai dari yang keliatan mukanya sampai yang cuma terdengar suaranya. Gambarnya juga gak pernah bikin bosen. Temanya adalah sesuatu yang terus menjadi misteri hingga kini, apalagi buat orang Amerika itu sendiri. Teater paradoks yang ‘goks’!
Director: Andrew Patterson
Casts: Sierra McCormick, Jale Horowitz, Bruce Davis, Gail Cronauer
Duration: 89 Minutes
Score: 8.3/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
The Vast of Night
The Vast of Night, sebuah film terbaru dari Amazon Originals, menceritakan ketika Fay dan Everett menyelidiki sebuah kejanggalan dengan masuknya frekuensi misterius ke gelombang radio kota mereka. Dan setelah mereka selidiki, sesuatu yang besar telah hadir dengan bahaya yang mengancam diri mereka sendiri.