“A lot of people think Google’s just a search box, and Facebook’s a place to see what friends are doing. But they don’t realize, there’s entire teams of engineers whose job is to use your psychology against you.” – A.I.
Salah satu keuntungan nonton film di masa pandemi kayak gini adalah kita bisa menambah khazanah dengan menonton film jenis lain. Salah satunya adalah film dokumenter.
Kini Netflix menghadirkan film dokumenter terbarunya yang membahas soal perubahan iklim aka “Climate Change”. Bedanya, perubahan ini bukan terjadi pada lingkungan alam, melainkan pada lingkungan masyarakat sekitar. Sebuah perubahan drastis yang kini semakin terasa busuknya.
Perubahan tersebut bernama media sosial. Sesuatu yang membuat kita terhubung dengan banyak orang dari seluruh dunia. Tapi di sisi lain, hal ini juga dapat mengakibatkan perpecahan dalam skala yang tidak main-main.
Menarik untuk melihat bagaimana film dokumenter ini dikemas. “The Social Dilemma” memiliki perbedaan mendasar yang menarik sejak trailer dirilis. Film dokumenter ini terkesan tidak kaku, apalagi kuno. Mereka memadukan wawancara bersama beberapa narasumber, which is normal, dengan scene yang di syuting beneran menggunakan aktor. Ini membuat tampilannya jadi lebih luwes, lebih ramah, jadi makin enak lah nontonnya.

By the way, scene di atas dibikin bukan tanpa maksud. Sebagai salah satu bagian kreatif, semua scene a la film itu berperan sebagai ilustrasi atau contoh dari apa yang diomongin. Secara gak langsung, ini bikin penonton juga semakin nyaman karena shoot itu bisa menjadi pertanda ceritanya udah sampai di titik mana.
Tidak hanya itu, creative decision ini juga lebih kaya karena karakternya tidak hanya mereka yang ada di luar dunia nyata. Meski tidak terlalu mengerti secara detail, namun apa tuntutan naratif yang ingin disampaikan berhasil tersampaikan dengan baik. Gak tanggung-tamggung, keseluruhan tampilan diantara mereka menggunakan efek visual yang terhitung mulus sehingga apa yang terlihat cukup meyakinkan.
Meski begitu efek negatifnya ada, di mana terdapat beberapa bagian yang terasa maksa. Agar semakin komplit maka terdapat juga gambar yang berupa animasi. Jadi “The Social Dilemma” ini secara kemasan udah bagus. Tidak membosankan namun juga ada saatnya intens tetap harus dijaga.
Mengenai narasumbernya sendiri terdiri dari beberapa orang. Tapi yang paling wajib diperhatikan adalah Tristan Harris. Ia merupakan orang yang sudah berpengalaman di bidang sosmed dan ia plus narasumber lain mengiyakan bahwa sekarang ada masalah besar yang menghantui.
Masalah yang ditimbulkan kecanggihan teknologi yang berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Semua dituturkan secara gamblang, mulai dari sesuatu yang kecil dulu yaitu lingkup anak-anak. Film terus beranjak naik hingga nanti mereka akan memberikan advice kepada penonton. Please jangan skip hingga credit title habis.

Kemudian, karena ini bercerita tentang dampak mengerikan, maka dari itu musik juga dibuat lebih eerie. Bahkan ketika scene nya sedang ada di rumah dan lagi suasana cerah, tetap sayup suara yang terdengar tetap tidak nyaman.
Jika menonton ini pasti akan sangat relate dengan kehidupan kita sendiri. Semuanya dijelaskan secara ilmiah, dimulai dari psikologis manusia. Kita diibaratkan seorang yang secara gak sadar bertarung dengan para engineer media sosial. Kemudian kita sebagai penonton akan secara jelas diberitahu bahwa ini adalah sebuah oppression yang halus tapi sangat tidak sehat.
Beberapa isu kekinian dibawa. Mulai dari kepercayaan soal teori konspirasi dan juga COVID-19. Terkait hal tersebut, film dapat membuat orang yang menonton bisa ngerasain sesuatu. Bisa merasa relate dan membuka kembali memori yang saat itu berhubungan dengan yang dibahas.
Dokumenter benar-benar mencoba all-out dalam menyampikan maslah demi masalah sehingga kita akan merasa terpojok. Esensinya tetap dapat, di mana ini mengingatkan penulis dengan pengalamannya juga.
Pada masa pandemi, kita wajib mengenakan masker. Suatu hari ada sebuah perintah yang pernah penulis dapatkan untuk membuat satu berita baru. Tentang orang gak patuh PSBB. Masalahnya adalah, bukan dari pelanggarannya namun caranya dan bagaimana cara tersebut dianggap tren. Film bisa menyentuh hingga ke personal itu. Bahwa jika kembali ke kasus tadi, ini bulan sekedar pandemi.

Tapi bagaimana media sosial menjadikan sesuatu yang dianggapnya gak boring menjadi sesuatu yang trending. Sesuatu yang viral. Sayangnya yang gak boring dan viral itu kerap kali berbahaya bukan bermanfaat. Nah siapa yang ada di balik ini? Dilemanya bisa dirasakan ke dalam diri masing-masing.
Poin ini dideskripsikan dengan sangat baik pada pertengahan masa. Di mana ada narasumber yang bilang yang namanya bisnis pasti pengennya cuan. Akan jadi sebuah ancaman jika apa yang dianggap cuan oleh algoritma adalah bukan sesuatu yang positif. Truth is boring.
Masuk ke bagian yang lebih mendalam, “The Social Dilemma” memasuki ranah politik. Ini menjadi jawaban telak bagi chillers yang masih bingung kenapa Tiongkok menerapkan kebijakan strict mengenai penggunaan media sosial. Jika melihat dari siapa yang menjadi korban via contoh yang ada, film mengatakan bahwa ini rentan banget buat anak-anak.
Generasi Z yang lahir dari tahun 96. Mereka adalah generasi yang dari usia sekolah sudah kena pengaruh media sosial. Masalahnya apakah mereka sudah cukup psikisnya untuk menghadapi jutaan pengaruh dari luar? Semua konflik dituturkan secara tartil, variatif, betah.

Meski begitu, rasanya film ini juga memberikan sebuah penilaian yang tepat. Kita yang nonton pun jadi paham bahwa ini tuh gak bisa di-counter semudah itu. Hal ini kembali mengingatkan pada pengalaman pribadi yang mengatakan bahwa ini bukan semata-mata tanggung jawab algoritma.
Penjelasan yang bagus, tidak membosankan, kombinasi-kombinasi yang pas. Kemudian cerita juga dituturkan secara gradual. Dari yang lingkupnya paling dekat hingga ke paling jauh. Tidak lupa penjelasan yang memang lebih mengarah kepada aspek sosial masyarakat sehingga tidak terkesan berat.
“The Social Dilemma” adalah sajian komprehensif tentang bagaimana budaya telah berubah dan kini mengarah ke sisi yang tidak baik-baik saja. Kita mungkin sudah bisa menduga apa yang akan dibahas di sini, namun mendengarnya dari sudut pandang mereka yang sudah berkecimpung di dunia tersebut tentu menjadi sesuatu yang gak boleh dilewatkan begitu saja.
Informasinya pasti akan sulit didapat di tempat lain. Tonton filmnya sekarang di Netflix.
Director: Jeff Orlowski
Casts: Tristan Harris, Skyler Gisondo, Kara Hayward, Vincent Kartheiser
Score: 8.5/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
The Social Dilemma
'The Social Dilemma', sebuah film dokumenter terbaru dari Netflix, memberi kita gambaran bagaimana medsos yang selama ini kita gunakan untuk berinteraksi dengan sesama teman kita di luar sana, ternyata menyimpan suatu kejutan yang tak kita sadari sebelumnya.