“I had a series of visions when I was younger, and after each one ended the same spot would be stuck in my head. I saw a nun.”- Sister Irene.
Film yang diproduksi karena begitu populernya iblis bernama Valak ini sudah barang tentu menjadi tontonan incaran banyak orang di seluruh dunia. Jurnalis film senior Indonesia, Yan Widjaya, lewat tweet-nya pada tanggal 28 Agustus menulis bahwa “The Nun” tayang di 1.000 layar bioskop mulai tanggal 5 September 2018. Ekspektasi masyarakat begitu tinggi untuk tidak hanya melihat Valak saja, melainkan juga menyaksikan apa yang digadang-gadang sebagai bagian terkelam (the darkest chapter) dari “The Conjuring Universe”. So, apakah The Nun bisa menjawab ekspektasi tersebut?
Film langsung dibuka dengan sequence intensitas tinggi. ‘The Nun’ bersetting tahun 1952, dimana hampir semua negara di Eropa sedang mengalami kehancuran akibat perang berkepanjangan. Namun di Rumania, sebuah negara yang hampir tak tersentuh oleh peperangan, malah suasana mencekam terjadi di sebuah biara suster yang besar dan menjulang tinggi bak kastil Dracula yang kabarnya memang mempunyai kastil serupa di sana.
Dua orang biarawati terlihat ingin memasuki satu ruangan berbahaya yang semestinya tidak boleh dimasuki. Celakanya, usaha ini tidak berakhir baik dan mengakibatkan kematian sadis yang menimpa para biarawati tersebut. Melihat kejanggalan kasus tersebut, Vatikan mengutus Pastor Burke (Demian Bichir) untuk menginvestigasi apa yang sebenarnya terjadi di biara tersebut. Guna membantunya dalam perjalanan, Vatikan merekomendasikan seorang calon biarawati bernama Suster Irene (Taissa Farmiga) dan seorang pemuda lokal, Frenchie (Jonas Bloquet) sebagai pemandu untuk menemani sang pastor dalam perjalanan.
Suster Irene yang sebetulnya belum mengucapkan kaul setia sebagai seorang suster ini secara mengejutkan dipilih oleh para Kardinal di Vatikan untuk menemani Pastor Burke. Mereka bertiga kemudian pergi bersama ke biara tersebut dan mulai menyelidiki kematian suster tersebut dan menemui banyak keanehan di biara itu.
Sebagai sebuah film spin-off, bentuk cerita dari “The Nun” terlihat berbeda dibandingkan dengan empat film The Conjuring Universe lainnya. Jika keempat film tersebut bercerita tentang korban yang diburu oleh entitas negatif, “The Nun” lebih mengarah kepada sebuah investigasi yang dilakukan pada satu tempat tertentu gara-gara terjadinya sebuah kasus mengerikan. Di dalam dialognya pun tertulis, Pastor Burke dan Suster Irene ingin memastikan apakah biara yang terletak di Rumania itu masih suci atau tidak? Efeknya adalah, pengarahan film ini tidak hanya berisikan teror semata, namun juga kekayaan cerita yang turut memasukkan sedikit unsur sejarah dan “demonic knowledge” sebagai backstory-nya.
Layer demi layer dari misteri “Romanian Abbey” coba dikuak secara perlahan. Mulai dari apa yang sebenarnya menimpa kedua biarawati tadi, kemudian siapa yang menghuni biara saat ini, lalu masuk ke sejarahnya dan lain-lain. Cukup mengejutkan karena The Nun ternyata punya cukup banyak amunisi dari hanya sekedar jualan Valak. Di samping itu, terdapat juga cerita sampingan dari Pastor Burke dan Suster Irene. Ilusi-ilusi bermunculan baik ditujukan kepada Pastor Burke maupun Suster Irene. Ilusi tersebut seakan menguji keimanan mereka dalam menghadapi situasi menghadapi iblis seperti itu.
Keren memang, melihat kemampuan dari Suster Irene yang mendapat visi atau penglihatan seperti itu. Audience akan dibawa jauh ke masa sebelum biara itu dikutuk. Sekelebat flashback akan merangkai kisah para suster tersebut bersama Suster Irene yang menuntut perhatian kita untuk mencermati beberapa peristiwa. Keseluruhan poin tadi membuat The Nun punya porsi bertutur yang tidak kalah banyak dibandingkan terornya. Ini bisa menjadi sebuah masalah jika motivasi kamu nonton film ini adalah karena mau ditakut-takutin sama Valak saja. Lebih parah lagi jika kamu adalah penonton yang belum menonton film-film ‘The Conjuring Universe’ sebelumnya, wah, bisa mati gaya!
Jelas sekali bahwa ‘The Nun’ adalah film dari ‘The Conjuring Universe’ dengan desain produksi paling otentik, bahkan yang terbaik. Film ini bisa menjawab tantangan karena syuting betul-betul dilakukan di satu kastil Rumania sehingga sukses membuat film memiliki feel yang kita butuhkan yaitu nuansa gotik kelam membungkus ornamen-ornamen megah abad pertengahan. Kredit patut disematkan pada Jennifer Spence sebagai production designer yang sebelumnya terlibat dalam ‘Annabelle: Creation’ dan ‘Lights Out’. Dia dan timnya berhasil membuat biara nampak intimidatif bagi siapapun yang memasukinya.
Sembilan puluh persen film bergantung pada penuansaan ini, yang sayangnya tidak selalu membantu penonton untuk dapat benar-benar terkejut. Ingat, terkejut ya, bukan ngeri. Banyak cara dilakukan oleh ‘The Nun’ agar kadar teror film meningkat, mulai dari memberikan jumpscares, memunculkan bayangan sekelebat dan lain-lain. Beberapa di antaranya ada yang berhasil. Tapi ada juga yang tidak. The Nun masih menggunakan trik yang biasanya ada dalam film-film horor. Tapi di sisi lain, camera movement yang ditonjolkan pada scene-scene tertentu bisa membuat pengalaman “kunjungan mukjizat” ini sebagai sesuatu yang cukup “mengasyikkan”. Kredit berikutnya yang kali ini dialamatkan pada director of photography Maxime Alexandre (Annabelle: Creation).
Hal yang menjadi perhatian berikutnya adalah akting dari tiga aktor yang berjuang melawan Valak. Taissa Farmiga tampil solid sebagai suster Irene. Ia dapat membawa kedalaman karakter dengan konflik menarik karena berkutat dengan masa lalu dan kemurnian iman. Suster Irene boleh saja terlihat lemah padahal sebenarnya sangat tangguh hingga akhir. Demian Bichir juga tampil karismatik sebagai sidekick. Meski begitu, ia juga mampu melemahkan dirinya karena selain pastor, dirinya juga seorang manusia yang punya banyak dosa. Backstory dari Pastor Burke turut disertakan ke dalam film. Seperti yang kami tulis di awal, ini menjadi salah satu alasan yang membuat kisah ‘The Nun’ cukup kaya, walaupun akhirnya cukup mengecewakan. Terakhir, Jonas Bloquet yang berperan sebagai Frenchie. Terkejut bagaimana film menyertakan pria ini di sepanjang perjalanan. Frenchie ternyata tidak “sereceh” yang diduga. Ia justru membuat kejutan sambil memercikkan sedikit kebahagiaan lewat berbagai lelucon dan kelakuan.
Jika melihat dari segi cerita, “The Nun” terbilang entry yang solid. Film memberikan penjelasan yang oke tentang asal mula iblis Valak, apa yang kemudian ditimbulkan dan pengaruhnya kepada lingkungan plus orang-orang sekitar. Tidak lupa penulis Gary Dauberman juga menyambungkan “The Nun” dengan kisah dari film lain dalam ‘The Conjuring Universe’. Beranjak ke segi teknis, film coba ditampilkan dengan rasa yang berbeda, dan semua bisa terlaksana berkat eksekusi dari sutradara Corin Hardy. Hanya saja, untuk unsur lain seperti kadar keseraman dan drama, ‘The Nun’ masih berada di bawah dua film ‘The Conjuring’ dan ‘Annabelle: Creation’. Bagaimana jika dibandingkan dengan ‘Annabelle’? Oh tenang, Valak masih jauh di atasnya.
The Nun sudah bisa Chillers tonton di bioskop-bioskop terdekat di kota kamu mulai tanggal 5 September ini.
Director: Corin Hardy
Starring: Taissa Farmiga, Demian Bichir, Jonas Bloquet, Bonnie Aarons, Ingrid Bisu, August Maturo
Duration: 96 minutes
Score: 7.5/10