Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘The King of Staten Island’, Dramedy yang Menyenangkan Sekaligus Menyedihkan

Adam Pratama by Adam Pratama
June 15, 2020
in Featured, Movies, Reviews
The King of Staten Island

© Universal Studios

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Kenapa Dunia Berubah Warna Di Akhir ‘WandaVision’ Episode 2?

Film James Bond Terbaru, ‘No Time To Die’, Kembali Tertunda

“I just feel like everybody’s always disappointed in me, and I never live up to anybody expectations.” – Scott.

 

Hal paling bikin penasaran dari film ini sebetulnya ada dua. Pertama, “The King of Staten Island” merupakan film yang diangkat dari kisah personal pemeran utamanya, Pete Davidson. Nama karakter yang ia perankan, Scott, adalah nama almarhum ayahnya yang wafat di tragedi 9/11.

Jadi, kita nungguin nih kira-kira apa yang ingin diceritakan dan dibagikan oleh Pete kepada audiens. Kemudian yang kedua lebih kepada faktor sutradaranya, Judd Apatow. Terkenal sebagai sutradara yang sukses menggarap film komedi, membuat penulis bertanya-tanya. Gimana caranya Judd menggabungkan unsur komedi itu ke dalam sebuah film yang sepertinya berat karena merupakan cerita personal.

The King of Staten Island
© Universal Studios

Film berkutat pada kehidupan Scott, seorang anak muda putus sekolah, yang sudah ditinggal ayahnya sejak umur tujuh tahun. Scott kini diambarkan hanya menghabiskan hidup bersama teman-teman se-gank. Meski begitu, Scott memiliki bakat dalam seni dan ia juga menyukai tato.

Film tidak menampikan sesosok karakter yang kelihatan sangat terpukul. Scott masih bertingkah seperti biasa, tidak ada tanda-tanda kalau dia depresi abis. Meski begitu, anak ini memang hidupnya cukup berbeda. Ia tidak lulus sekolah, kerjaannya nongkrong sambil menghisap ganja. Belum lagi dirinya juga cukup bersumbu pendek kalau ada orang yang sudah menyinggung masalah pribadinya.

Hal tersebut diceritakan mulai berkembang ketika adik Scott, Claire (Maude Apatow) lulus sekolah dan memutuskan untuk langsung masuk kuliah. Dari sini kita bisa melihat bahwa film coba membangun konfliknya secara perlahan-lahan. Karakter utama diperkenalkan sambil membuka konflik sampingan. Hal ini jadi persiapan sebelum kita masuk ke konflik utama yaitu hadirnya sosok Ray (Bill Burr), seorang duda yang menjalin hubungan dengan ibunda Scott yang diperankan oleh Marisa Tomei.

Menonton “Staten Island” dari satu babak ke babak berikutnya termasuk pengalaman yang asik. Mengapa? Karena sebetulnya banyak elemen hubungan yang dibawa, dalam bingkai kehidupan Scott yang kacau. Ada soal hubungan dia sama ibunya lah, hubungan dia sama adiknya lah, hubungan dia sama teman-temannya, hubungan sama pacarnya, hingga hubungan dia dengan Ray.

Bagusnya, film seperti tau porsi dari masing-masing bagian dan timing yang pas untuk menampilkannya. Jadi kita akan bisa menyambungkan ‘relationship matters’ yang satu dengan yang lain secara tartil. Kita jadi merasa puas tentang cerita masa-masa gelap Scott di film. Tinggal bagaimana semuanya itu meledak, yang mengakibatkan Scott harus menjalani sesuatu yang bisa membuatnya berkembang, dan menjadi lebih dewasa.

Tentu hal ini akan sangat berat. Tapi tenang, unsur humor yang terkandung dalam “Staten Island” bisa menjadi penyeimbang. Ada beberapa saat di mana kita bisa ketawa ngakak lewat dialog yang dibangun. Apalagi Scott ini anaknya vokal, jadi ia tidak akan ragu untuk membalas perkataan lawan bicara.

The King of Staten Island
© Universal Studios

Selain itu, ada juga dark jokes yang ditampilkan. Secara tak terduga, film memanfaatkan sedikit elemen ini untuk momen yang penting. Audiens bisa saja kaget karena hal tersebut seperti tiba-tiba datang, dan somehow juga terasa absurd. But yeah, kejutan-kejutan macam itu akan bisa kita temui, mungkin beberapa kali, di sini. Komedi betul-betul dijadikan penyeimbang. Ia tidak didesain untuk mengambil alih. Semua tetap terfokus pada konflik yang ada di dunia Scott itu sendiri.

Semua mata pasti akan tertuju pada Pete Davidson. Bagaimana komedian lulusan SNL ini bisa menjadi bintang utama di film yang emang udah dia banget. Selain meledak di scene tentang pemadam kebakaran mestinya ga usah punya anak, yang paling disukai dari aktingnya adalah bagaimana Pete menjalin chemistry dengan Bill Burr yang menjadi pacar ibunya.

Dari awal kita akan melihat hubungan yang menarik. Bagaimana cara yang dibuat agar bisa saling bonding, apakah berhasil, dan lain-lain. Gong-nya tentu ketika Scott dan Ray mengalami konfrontasi langsung. Di situ film ada di tensi paling tinggi dan akting mereka berdua bisa menunjukkan hal itu. Sedikit melebar dari segi akting, kredit patut diberikan ketika film memanfaatkan hal yang relate sekali dengan Scott sebagai tools untuk membuat kita terharu.

Cuman memang pemeran pendukung di sini enggak boleh dianggap remeh. Selain Bill Burr yang kehadirannya semakin kuat di dua per tiga akhir, ada juga Marisa Tomei, seluruh teman-temannya Scott, kedua bocah yang merupakan anaknya Ray, bahkan bosnya Ray di pemadam kebakaran yang dipanggil Papa (Steve Buscemi).

Memang screen time nya Papa sedikit, tapi penampilannya cukup berkesan. Ia bisa bersinar di saat yang dibutuhkan. Ia menjadi orang yang sedikit banyak menyadarkan karakter utama dan ini sebetulnya sudah coba dibangun dari tahap konfrontasi.

Seperti yang sudah dikatakan, ini adalah film yang memberikan gambaran kehidupan karakter utama dengan luas. Maka sudah seharusnya karakter-karakter yang berinteraksi dengannya harus tampil dengan baik pula. Pete? Dia sepertinya tahu bahwa ini adalah saatnya. Jadi ia memberikan yang terbaik untuk bisa menampilkan dan mengeksplorasi diri sendiri.

The King of Staten Island
© Universal Studios

Meski begitu, terdapat satu poin yang cukup mengancam di mana tahap konfrontasi dari “Staten Island” memang terasa lebih panjang dari yang diduga. Ada beberapa bagian cerita yang sepertinya tidak perlu dimasukkan, seperti ketika Scott bertemu dengan salah seorang cameo.

Tidak jelas faedah scene itu apa untuk konflik besarnya, toh kita juga udah tau apa ambisi Scott dan bagaimana tantangan yang ia hadapi dari ambisi itu. Kemudian ada juga saat di mana film coba menaikkan tensi diluar drama keluarga. Awalnya hal ini bisa menggait kami karena set-up nya yang cukup oke. Kita tahu bagaimana Scott bersikap pada awalnya, kemudia bagaimana itu bisa berubah.

Sayang, ini akhirnya tidak seperti yang diprediksi. Film tetap pada koridornya yaitu membangun konflik dari sisi keluarga, jadi bisa dikatakan upaya memunculkan tensi tadi hanya untuk mengakhiri satu bagian kecil saja. Kurang beruntung, bagian ini udah enak sebetulnya jadi agak sayang aja jika diakhiri dengan cara yang cukup nanggung.

Kemudian kita juga tidak melihat lebih dalam lagi soal Staten Island itu seperti apa. Staten Island ditampilkan tidak lebih dari sekedar nama kota di mana Scott tinggal. Memang ada satu percakapan mengenai kota ini, dan ada karakter yang secara spesifik membawa isu mengenai Staten Island. Tapi level spasial nya itu tidak sampai ke yang biasa kami gaungkan, yaitu mengenai seberapa besar pengaruh tempat terhadap manusia yang tinggal di dalamnya.

Bagaimana suatu tempat betul-betul bisa mendefinisikan, mencirikan, dan menantang individu. Tidak, itu tidak akan sampai sana. Wong ceritanya juga lebih mengarah ke permasalahan pribadi dengan keluarganya yang grounded kok. Jadi Staten Island nya sendiri cukup digunakan sebagai latar tempat, tidak lebih dari itu.

The King of Staten Island
© Universal Studios

Sebuah ‘dramedy’ yang grounded dan, diluar dugaan, lebih mature dari yang kita kira sebelumnya. Aspek demi aspek dari kehidupan karakter utama coba dieksplorasi. Walaupun ada satu-dua titik yang rasanya hanya buang-buang waktu, namun sebagian besar dari mereka berhasil menciptakan koneksi yang semakin menguatkan konflik.

Komedinya pas, gak overlapping, tahu mana yang sesungguhnya paling ingin dijual. Proses pendewasaan yang low-nya itu ngena banget, dan kita bisa belajar dari sana. Kita bakal benar-benar dibawa dalam sudut pandang Scott, salah satunya dengan beberapa montage sequence juga, sehingga kita akan ikut merasakan perkembangan bersamanya.

 

Director: Judd Apatow

Casts: Pete Davidson, Bill Burr, Marisa Tomei, Maude Apatow, Steve Buscemi, Bel Powley, Moises Arias, Lou Wilson, Pamela Adlon

Duration: 136 Minutes

Score: 7.4/10

Editor: Juventus Wisnu

The Review

The King of Staten Island

7.4 Score

'The King of Staten Island' menceritakan tentang Scott yang ditinggal mati ayahnya saat masih kecil, dan di usia remajanya, ia malah menghabiskan hari-harinya dengan merokok ganja dan bermimpi menjadi seorang seniman tato, sampai suatu peristiwa memaksanya untuk bergulat dengan kesedihannya dan mengambil langkah pertamanya dalam hidup yang ia jalani

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Score 0
  • Story 0
Tags: Bel PowleyBill BurrcineverseJudd ApatowJuventus WisnuLou WilsonMarisa TomeiMaude ApatowMoises AriasPamela AdlonPete DavidsonReview Film The King of Staten IslandScottSteve BuscemiThe King of Staten Island
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder CINEMANIA ID, now becoming @cineverse.id. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

'wandavision' Mengapa Dunia Berubah Warna Di Akhir Episode 2
Hype

Kenapa Dunia Berubah Warna Di Akhir ‘WandaVision’ Episode 2?

(Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!) Saat-saat terakhir WandaVision episode 2 sepenuhnya memperkenalkan warna ke dalam dunia yang sebelumnya hitam-putih. Pertunjukan...

by Arif Firdaus
January 22, 2021
Tanggal Rilis No Time To Die Beralih Ke Oktober 2021
Hype

Film James Bond Terbaru, ‘No Time To Die’, Kembali Tertunda

Film James Bond terakhir Daniel Craig 'No Time To Die' kembali mengalami penundaan, dan sekarang film ini dijadwalkan untuk diputar...

by Arif Firdaus
January 22, 2021
Promising Young Woman
Reviews

Review Film: ‘Promising Young Woman’

"Look how easy that was. I guess you just had to think about it in the right way. I guess...

January 21, 2021
News Of The World
Reviews

Review Film: ‘News of the World’

"We're all journeying across the prairie in a straight line and looking for that place to be. And when we...

January 20, 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL
ADVERTISEMENT

Cineverse

Entertainment news, film reviews, awards, film festivals, box office, entertainment industry conferences.

© 2020 Cineverse - All Right Reserved.

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In