“There was a Green Lantern movie… but we don’t talk about that.” – Green Lantern.
Selain Justice League, DC sebetulnya memiliki satu grup pahlawan super lagi. Mereka adalah Teen Titans, sekelompok superhero remaja yang dipimpin oleh Robin. Tidak kalah dengan para seniornya, Teen Titans juga memiliki serial kartun sendiri dan sempat ditayangkan juga di salah satu sasiun televisi swasta nasional. Cukup menyenangkan untuk menontonnya karena selain kita bisa menyaksikan sebuah versi lain dari superhero kebanyakan, Teen Titans juga menambah pengetahuan karena memperkenalkan kita pada beberapa karakter hero lain yang namanya tidak sebeken Robin. Kini, setelah tidak lama terdengar, para pahlawan remaja tersebut kembali ke sinema dengan tampilan yang lebih jenaka dan cerita yang nyeleneh.
Berbeda dengan versi kartun original-nya (Teen Titans), Teen Titans GO! To the Movies menampilkan gambar yang sama dengan versi kartun Teen Titans GO! di mana Robin dkk terlihat lebih “cartoonish”. Berangkat dari sana, para personel di Teen Titans dianggap hanya sebagai lelucon oleh superhero lainnya. Mereka bukanlah superhero sejati karena hanya melakukan hal-hal bodoh. Ini membuat Teen Titans tidak mendapatkan privilege layaknya superhero lain (termasuk The Challenger of the Unknown) yaitu “Hollywood Access” di mana sang superhero dibuatkan filmnya dan mereka bisa menggelar gala premiere untuk kalangan tertentu. Robin yang sudah ngebet banget ingin dibuatkan filmnya justru dipermalukan di salah satu screening film superhero. Ia hampir menyerah, namun teman-teman setimnya memberikan semangat karena memiliki film adalah impian terbesar Robin. So, muncul ide tentang mendapatkan villain sejati yang pada akhirnya menuntun Teen Titans kepada Slade (Will Arnett) yang sedang merencanakan sebuah bencana jangka panjang.
Turut bermainnya para original voice cast di versi film membuat Teen Titans GO! To the Movies tidak kehilangan ruhnya. Film ini tetap memiliki energi yang sama seperti di serial televisi karena hanya voice actor yang sudah mengisi suara di serial televisinya saja yang bisa menularkan energi tersebut di versi film dengan sama bagusnya. Keberadaan mereka tidak hanya membuat film sangat otentik, namun juga berhasil membuat penonton langsung merasa dekat karena suara yang mereka dengar adalah suara-suara yang familiar. Sisanya, film tinggal menambahkan pengisi suara dari bintang-bintang ternama untuk pemeran pendukung macam Will Arnett sebagai Slade, Halsey sebagai Wonder Woman, Nicholas Cage sebagai Superman, Patton Oswalt sebagai Atom, Kristen Bell sebagai Jade Wilson – sutradara yang membuat semua film superhero di film ini, Lil Yachty sebagai Green Lantern, Jimmy Kimmel sebagai Batman dan Stan Lee sebagai dirinya sendiri.
Keceriaan ini juga didukung oleh beberapa aspek lain macam gaya animasi, pewarnaan yang secara jelas menggunakan palet yang lebih cerah, dan pemanfaatan gimmick-gimmick tertentu. Di dalam film kita bisa menemukan sesuatu yang esensial, yang biasanya ada di dalam sebuah film anak yaitu lagu tema yang asik, tarian dan joget-joget. Lagu yang ada di Teen Titans ini adalah lagu tema yang mengiringi para titans beraksi. Lewat irama yang upbeat, lagu tersebut memperkenalkan apa itu Teen Titans, siapa saja personilnya dan kekuatan apa yang dimiliki oleh masing-masing personil.
Tidak hanya itu, film juga memiliki satu scene di mana Robin dkk akan mengajak penonton untuk berjoget bersama, just hit to the floor. Tidak semuanya berhasil, ada beberapa kali usaha ini justru menghasilkan sesuatu yang silly, bahkan “enggak banget”. Komedi-komedi receh yang dikeluarkan oleh para remaja, yang sedang berjuang untuk mendapatkan pengakuan tanpa harus berubah atau menjadi orang lain.
Mengenai plot, Teen Titans GO! To the Movies ingin menjadi diri sendiri sembari berkata kalau mereka adalah film superhero yang akan mengakhiri semua film superhero. Well, ujaran itu setidaknya sesuai dengan apa yang terlihat. Pertama, seperti halnya seorang adik yang ingin mengikuti apa yang dilakukan atau didapatkan oleh kakaknya, Teen Titans juga sangat ingin dibuatkan film sendiri layaknya “kakak-kakak mereka”. Ketika hal tersebut tidak dapat terjadi, seperti biasa, anak-anak muda mulai memberontak tanpa berpikir panjang. Ini merupakan sebuah alur yang umum digunakan oleh satu film coming of age, hanya saja ditambahkan sentuhan superhero di dalam narasi sehingga Teen Titans tetap memberikan apa yang kita cari: jokes yang berasal dari referensi komik. Sayangnya, film tidak mencoba unuk memberikan pandangan yang lebih. Kata-kata “to end all of superhero movies” cukup terpancar dari cerita eksplisit dan guyonan-guyonan frontal kepada kompetitor sejenis.
Kemudian untuk Slade. Dia adalah sosok villain yang diharapkan bisa membuat Teen Titans segera mendapat tawaran main film karena salah satu syarat menjadi “The Real Superhero” adalah dengan memiliki super-villain. Sayang, ada satu hal penting yang terlewat untuk menjadi seorang super-villain. Karakter ini ditampilkan layaknya karakter penjahat biasa yang ingin menguasai dunia melalui cara mereka tanpa diberi tahu apa motifnya. Ini membuat Slade tidak memiliki pencitraan yang kuat sehingga sulit untuk dapat menganggap dia sebagai penjahat besar karena kita juga hanya melihatnya dari satu dimensi saja. Cara dia dalam menguasai dunia pun kembali mengingatkan kita dengan apa yang dilakukan oleh Screenslaver di film “Incredibles 2” meski skalanya lebih luas lagi. Slade memanfaatkan budaya kekinian yang semakin berkembang karena teknologi dan keputusan itu menjadi poin terbesar yang dapat diambil.
Meski begitu, Teen Titans GO! To the Movies tetap menyampaikan value yang positif. Lewat ceritanya, Teen Titans berbicara mengenai betapa pentingnya untuk menjadi diri sendiri, tidak ikut-ikutan orang lain demi meraih sukses. Selain itu, film ini juga memiliki muatan yang tinggi akan nilai-nilai persahabatan. Bagaimana persahabatan, yang mana terbentuk dari kepercayaan orang lain terhadap kita, adalah mata uang paling berharga dan wajib dijaga keutuhannya. Oh, berbicara mengenai utuh, disarankan untuk menonton Teen Titans GO! To the Movie sampai habis. Ada satu credit scene yang kembali memunculkan para titans yang terlihat begitu berbeda dan satu informasi penting terkait sepak terjang para pahlawan remaja tanggung ini ke depan.
Director: Aaron Horvath, Peter Rida Michail
Starring: Scott Menville, Khary Payton, Tara Strong, Hynden Walch, Greg Cipes, Will Arnett, Kristen Bell, Nicholas Cage, Halsey, Lil Yachty, Jimmy Kimmel
Duration: 93 minutes
Score: 7.0/10