“Obviously I’m not a perfect person.” – Taylor Swift.
Kita kerap melihat meme atau mendengar guyonan sinis terkait selebriti dengan Netflix. Spesifiknya, guyonan tersebut menyindiri bahwa siapapun atau bagaimanapun status ke-selebritisannya, asalkan ia selebritis dijamin Netflix akan menyediakan platform untuk membuatkan fitur spesial atau dokumenter bagi dirinya.
Nah mungkin guyonan inilah yang menjadi salah satu motivasi musisi besar wanita saat ini, Taylor Swift, untuk juga memproduksi dan merilis film dokumenter yang judulnya terinspirasi dari salah satu lagunya di album Lover (2019), Miss Americana & The Heartbreak Prince ini.
Namun tentunya ketika wanita yang kini sudah berusia 3 dekade ini memutuskan untuk melakukan hal tersebut, kami juga meyakini kalau ia pastinya juga ada rasa was-was kalau-kalau, percobaan dokumenter perdananya ini, nantinya akan gagal total.
Atau kalaupun cukup berhasil, dokumenternya terlalu dianggap subyektif. Kami pun sebelum menyaksikannya juga merasa demikian.
Namun ketika akhirnya menyaksikan dokumenter berdurasi 85 menit ini, tidak hanya Miss Americana adalah film dokumenter musisi modern terbaik setelah Katy Perry: Part of Me (2012), namun film ini juga merupakan film dokumenter yang sangat obyektif dan berimbang.
Dan acungan 2 jempol tentunya kita berikan kepada sang sutradara, Lana Wilson (After Tiller, The Departure) yang mampu menampilkan film dokumenternya dengan sedemikian rupa tersebut.
Tidak hanya ia sangat berimbang dalam memadumadankan sisi waktu Swift yang menyenangkan dan juga memilukan yang pernah dialami oleh Swift dari awal memulai karirnya di usia 12 tahun hingga detik ini. Namun Swift juga berhasil menampilkan sisi lain sebagaimana layaknya gadis lain seusianya.
Di balik kecantikannya dan talenta alaminya sebagai musisi, pada akhirnya Swift tidaklah luput dari yang namanya cibiran, skandal, dan tentunya ketidaksukaan dari rekan musisi lainnya (baca: Kanye West).
Terlebih lagi ketika pelantun “Lover” ini mulai memberanikan diri untuk ikut berpolitik menentang calon senator Tennessee di tahun 2018, Marsha Blackburn.
Swift memberikan tentangannya dikarenakan Blackburn adalah kandidat Republik yang visinya tidak sejalan dengan visi politik feminisme politik yang dimiliki si mantan Loki, Tom Hiddleston ini. Terlebih kala itu ia pendukung si calon Presiden kontroversial, Donald Trump.
Alhasil keterlibatan politik “kecil-kecilannya” ini mendapatkan banyak sindiran bahkan hujatan. Namun seperti yang dikatakannya, ia tidak peduli akan hal tersebut.
Pokoknya, apabila ia sudah memiliki keyakinan akan sesuatu, ia akan tetap kukuh dengan keyakinannya tersebut. Ya intinya seperti yang dikatakan sebelumnya, Wilson sangatlah jempolan dalam menampilkan sisi manusiawi Swift tersebut. Pokoknya benar-benar terasa mentah dan realistis banget.
Alhasil dengan kemumpuniannya, membuat kita yang tadinya mungkin “haters” Swift menjadi sedikit melunak, bahkan tak menutup kemungkinan menjadi fanboy dadakan. Aspek lain yang ditampilkan Wilson dengan sangat jempolan, adalah dalam memadu madankan suntingan adegan demi adegan yang ditampilkan.
Setiap adegan benar-benar terasa rapih, dan pas dengan tone kisah yang sedang ditampilkan. Tensi emosi kitapun sebagai audiens juga sukses banget dimain-mainkan secara apik olehnya.
Oh ya, Miss Americana juga menampilkan awal pembuatan Lover yang kini masih berjaya di chart-chart album serta adegan-adegan dimana Swift menciptakan konsep lagu-lagu hits-nya saat ini.
Dan terlihat banget dari adegan-adegannya tersebut, bahwa Ms. Swift memanglah sosok yang sangat bertalenta. Alias bukanlah sosok yang “gak bisa nyanyi”, “modal cantik doang”, atau label-label negatif nan penuh kecemburuan yang diberikan haters-nya dalam beberapa tahun terakhir.
Pada intinya sekali lagi, Miss Americana merupakan sebuah dokumentasi dari bintang pop besar dunia saat ini yang diproduksi dengan sangat jujur dan berimbang. Dokumenter ini pada akhirnya memberikan kita wajah dan perilaku Swift yang sesungguhnya.
Swift memang seleberiti besar. Namun, ia masih sering bermanja-manja dengan ibundanya Andrea Swift dan kucing kesayangannya, Meredith Grey. Ia juga seperti kita yang kalah ketika bertanding bola, merasa kecewa berat ketika mendengar albumnya tidak masuk nominasi Album of the Year di Grammy Awards.
Swift sama seperti wanita kebanyakan, merasa risih banget apabila postur badannya yang memang terlihat “kurang berisi” diprotes oleh orang-orang di sekitarnya dan ironisnya, seperti kebanyakan wanita pesohor saat ini, juga pernah mengalami pelecehan seksual.
Dengan penyajiannya yang sangat mentah, realistis, dan berimbang tersebut, Miss Americana merupakan film dokumenter musik yang sangat wajib untuk disaksikan terlepas Chillers memang Swifties atau penikmat biasa-biasa saja.
Seperti yang telah dikatakan di paragraf sebelumnya, pokoknya jangan kaget deh kalau tiba-tiba kamu langsung jadi nge-fans dengan Swift baik secara personal maupun melalui seluruh rilisan lagunya sejauh ini.
Director: Lana Wilson
Starring: Taylor Swift, Andrea Swift, Brendon Urie, Jack Antonoff, Joel Little, Max Martin
Duration: 85 Minutes
Score: 10/10
The Review
Taylor Swift: Miss Americana
Miss Americana tidak hanya sukses merangkum karir satu dekade Taylor Swift di industri musik, namun filmnya juga sukses menangkap sisi humanis yang belum pernah kita tahu dari sosok bintang pop wanita terbesar ini. Dijamin setelah menyaksikan film ini, Chillers akan menjadi lebih memahami bahkan tak menutup kemungkinan, nge-fans dengan dirinya!