'Sergio', Akhir Hayat dari Seorang Diplomat PBB yang Cinta Perdamaian
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Sergio’, Akhir Hayat dari Seorang Diplomat PBB yang Cinta Perdamaian

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
May 14, 2020
in Featured, Movies
‘Sergio’, Akhir Hayat dari Seorang Diplomat PBB yang Cinta Perdamaian
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

“I want to fall from the sky like rain and remain forever in the place where I belong.” – Senhorinha.

Netflix kembali mengeluarkan salah satu film unggulannya di bulan ini. Film yang diberi judul “Sergio” ini bisa disebut unik bagi bangsa Indonesia, karena karakter utama di film ini mempunyai karir diplomatik yang panjang, salah satunya di Timor Timur (sekarang Timor Leste-red).

Film biopik yang disutradarai oleh Greg Barker ini sebetulnya tak terlalu istimewa, karena aspek naratifnya pernah ia bawakan dalam bentuk film dokumenter dengan judul yang sama di tahun 2009. Memang film ini merupakan film panjang pertamanya yang secara eksplisit ia kuasai luar dalam, yaitu tentang kehidupan almarhum diplomat PBB ternama, Sérgio Vieira de Mello.

Sergio

Dalam film dokumenternya kala itu meraih respon positif dari berbagai kalangan dan menerima nominasi di sejumlah ajang festival. Kini Barker membuat biopiknya dengan lebih fokus pada karakter Sérgio dalam kepintarannya mengatasi permasalahan Timor Timur dalam memperjuangkan negara tersebut menjadi negara merdeka dan berdaulat (setelah memutuskan hubungan dengan Indonesia-red). Juga apa yang ia kerjakan untuk PBB dalam menangani masalah invasi Amerika Serikat ke Irak di tahun 2003.

ADVERTISEMENT

Biopik tersebut tak melebar kemana-mana dan fokus hanya ke dua elemen tersebut, namun kini dengan pendekatan yang lebih personal dan intim, terutama dengan kedekatannya dengan sesama karyawan PBB, Carolina Larriera (Ana de Armas). Namun kenyataannya eksekusi yang dilakukan Barker terlalu sederhana dan dengan timeline terbatas, kita dipaksa melihat hanya seutas melodrama yang berbau romansa.

Sergio

Menit pertama berjalan, tampak Sérgio (Wagner Moura) sedang diwawancarai untuk menjabat sebagai utusan khusus PBB pasca invasi Irak. Dengan enggan Sergio menerima tugas ini dengan harapan nantinya ia dapat memulai kehidupan dengan tenang bersama kekasihnya, Carolina Larriera (Ana de Armas).

Namun, rencana indah itu akhirnya berantakan saat markas PBB di Irak di bom pada 19 Agustus 2003, dan Sérgio terjebak di bawah puing-puing bangunan. Ketika dia berjuang untuk tetap hidup, Sérgio kemudian memikirkan masa lalunya, soal keputusannya yang membawanya pergi ke Irak dan saat pertama kali ia bertemu kekasihnya itu di Timor Timur.

Sergio

Premis yang sederhana ini kemudian dikembangkan lewat alur maju mundur, yang memulai naratif dari Sérgio selama tiga tahun terakhir, dan kembali lagi lewat perjuangannya meregang nyawa di Irak. Rasa optimisme yang tinggi ini membuat asa nya untuk hidup muncul, terutama saat mengingat kembali masa lalunya. Namun repetisi ini terus dimainkan dengan konstan, sampai saatnya ia tak kuasa lagi menahan nafasnya.

Sepanjang waktu film ini berjalan, ketegangan dan emosi mampu diciptakan secara dramatis lewat ketegangan saat pemboman (walaupun samar-samar) dan perasaan suka citanya saat bersama Carolina.

Romansa Sérgio bersama Carolina memang salah satu kekuatan film ini, termasuk juga bagaimana ia melakukan pekerjaannya di Timor Timur dan Kamboja. Penggambaran karakter Xanana Gusmao saat menjadi Jenderal, juga sangat meyakinkan. Dan juga saat Sérgio bertemu dengan Presiden Abdurrahman Wahid di Istana Kepresidenan untuk memberitahu syarat yang diminta Xanana Gusmao juga menarik disimak. Tentunya banyak dari kita yang belum memahami kondisi waktu itu seperti apa, terutama pasca Timor Timur melepaskan diri dari Indonesia.

Sergio

Naskah yang ditulis oleh Craig Borten (Dallas Buyers Club), membuat karakter Sérgio yang terkenal karismatik, makin diperdalam. Cara ia membuat orang yang sulit diajak bicara, dengan mudahnya ia taklukkan, bahkan dengan tokoh yang sulit ditemui sekalipun. Dan bagusnya lagi, film ini tak berkonfrontasi terlalu dalam soal masalah politik, terutama perbedaan politiknya dengan Amerika Serikat yang kala itu diwakili oleh utusan khusus Presiden George W. Bush, Paul Bremer (Bradley Whitford) soal invasi mereka ke Irak.

Begitu dalamnya niat dari Sérgio untuk membantu negara yang ia tangani dengan sungguh-sungguh, salah satunya lewat pendekatan humanis. Di Irak, ia bahkan tak meminta penjagaan tentara Amerika Serikat untuk mengawal Gedung PBB, sebuah tindakan instan setelah ia melihat sendiri perlakuan represif mereka terhadap masyarakat sipil. Yang menarik adalah saat ia mengajak bicara seorang ibu tua yang dibantu oleh usaha mikro yang dikelola Carolina. Sang ibu yang bernama Senhorinha itu kehilangan dua anaknya saat pemberontakan, mempunyai satu keinginan yang membuat Sérgio menangis.

Penggambaran apik dari Wagner Moura (Narcos), terhadap karakter yang satu ini akan membuat orang simpatik dan tertarik melihat “Sergio”, juga terhadap Carolina yang tampil dibawakan dengan sangat memikat oleh Ana de Armas.

Sergio

Biopik seperti inilah yang seharusnya ditampilkan seorang sineas, terlebih Barker telah menampilkan sisi lain dari Sérgio di versi dokumenter yang ia buat. Perspektif dari dua jenis penggambaran inilah yang saling melengkapi, fakta dari aspek dokumenter dan intimasi pribadi dari biopik, sesuatu yang tak mungkin bisa kita dapatkan dari sumber mana pun.

Namun begitu, bukan berarti film ini tak ada kekurangannya. “Sergio” memang mampu menampilkan sosok berkarisma yang piawai dalam pekerjaannya, namun tidak sebaliknya dalam mengurus keluarga. Kita hanya mendapat sedikit emosi di saat akhir hayatnya. Hanya footage resmi yang muncul belakangan diucapkan oleh Kofi Annan (Sekretaris Jenderal PBB saat itu-red) saat mengumumkan korban-korban ledakan bom, selebihnya film ini hanya menarasikan romansa antara Sérgio, Carolina dan betapa ia mencintai kota Rio de Janeiro selama ini.

Sergio

Walaupun karirnya sebagai diplomat selama 34 tahun harus berakhir di reruntuhan gedung, warisannya tentang perdamaian dunia akan terus menginspirasi generasi muda di bawahnya.

 

Director: Greg Barker

Casts: Wagner Moura, Ana de Armas, Brian F. O’Byrne, Bradley Whitford, Pedro Hossi, Sahajak Boonthanakit, Vithaya Pansringarm

Duration: 118 Minutes

Score: 6.3/10

The Review

6.3 Score

Film biopik yang disutradarai oleh Greg Barker ini bercerita tentang kehidupan almarhum diplomat PBB ternama, Sérgio Vieira de Mello yang meninggal saat sebuah bom meledak di markas PBB di Irak pada 19 Agustus 2003. Kisahnya diperankan dengan baik oleh Wagner Moura (Narcos) dan Ana de Armas (Knives Out). Film ini menceritakan masa lalu Sergio dalam usahanya dalam membantu negara itu menjadi mandiri dan hubungan indahnya dengan kekasihnya, Carolina. Namun, rencana indah itu akhirnya berantakan saat markas PBB di Irak di bom pada 19 Agustus 2003, dan Sérgio terjebak di bawah puing-puing bangunan. Ketika dia berjuang untuk tetap hidup, Sérgio kemudian memikirkan masa lalunya, soal keputusannya yang membawanya pergi ke Irak dan saat pertama kali ia bertemu kekasihnya itu di Timor Timur. Film ini sudah bisa kalian saksikan di Netflix

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Ana de ArmasbiopikBradley WhitfordBrian F. O’ByrneCarolina Larrieradiplomat PBBEast TimorGreg BarkerIrakKambojaPaul BremerPedro HossiReview Film SergioSahajak BoonthanakitSergioSérgio Vieira de MelloTimor TimurVithaya PansringarmWagner Moura
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

Sobat Ambyar

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

by Adam Pratama

...

Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

by Juventus Wisnu
January 16, 2021
0

...

Discussion about this post

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Panduan Lord Knight Ragnarok M Tipe AGI Crit, Bash & Pierce Build,

Panduan Lord Knight Ragnarok M Tipe AGI Crit, Bash & Pierce Build,

May 6, 2020
Di Harry Potter Universe, Inilah 10 Tongkat Sihir Terkuatnya

Di Harry Potter Universe, Inilah 10 Tongkat Sihir Terkuatnya

November 25, 2020
Ini 25 Lagu Rolling Stones yang Paling Asyik Didengar

Ini 25 Lagu Rolling Stones yang Paling Asyik Didengar

May 11, 2020
As the Gods Will (2014), Permainan Maut bagi Pencinta Gore

As the Gods Will (2014), Permainan Maut bagi Pencinta Gore

May 11, 2020
‘Ave Maryam’, Romansa Terlarang yang Menuai Pergulatan Batin

‘Ave Maryam’, Romansa Terlarang yang Menuai Pergulatan Batin

0
6 Pemeran Batman Terburuk dan Terbaik Hingga Saat Ini

6 Pemeran Batman Terburuk dan Terbaik Hingga Saat Ini

0
Sajian Unik Lobo Restaurant Dalam Peringati Kemerdekaan RI ke-72

Sajian Unik Lobo Restaurant Dalam Peringati Kemerdekaan RI ke-72

0
Sobat Ambyar

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

0
Sobat Ambyar

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

January 17, 2021
Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

January 16, 2021
Wetv Imperfect Orginal Series

‘Imperfect’ The Series Tayang Eksklusif di WeTV dan iflix

January 14, 2021
The Hobbit

Ngefans sama LOTR? Serial Terbaru dari Prekuel ‘The Lord of the Rings’ Segera Hadir

January 15, 2021
ADVERTISEMENT

Cineverse

Entertainment news, film reviews, awards, film festivals, box office, entertainment industry conferences.

© 2020 Cineverse - All Right Reserved.

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In