“Ayah ingin aku jadi piala bagi hidupnya, sebagai pembuktian bahwa dengan profesinya ia bisa membiayai pendidikanku. Ayahku melihat ini sebagai panggung sandiwara.” – Gina.
Satu lagi film Deddy Mizwar kembali dirilis oleh Disney Plus Hotstar ID setelah “Bidadari Mencari Sayap”. Kali ini Deddy berperan sebagai seorang ayah bernama Aktor Sagala di film “Sejuta Sayang Untuknya”.
Sesuai namanya, Aktor bekerja sebagai aktor. Tapi bukan aktor utama, alias figuran. Ia menghidupi keluarga kecilnya dengan menjadi figuran yang gajinya tentu tidak seberapa. Aktor harus membiayai anak semata wayangnya, Gina (Syifa Hadju), yang kini sudah kelas 12.

Permasalahan mulai muncul karena Gina akan menghadapi ujian akhir yang diselenggarakan secara online. Gina butuh handphone baru, sementara gaji sang ayah yang cuma figuran tentu tidak seberapa. Di sisi lain, Aktor juga mengalami kesulitan finansial dalam menghidupi diri sendiri.
Melihat pilihan estetiknya, sutradara Herwin Novianto menggunakan pendekatan yang lazim digunakan pada film keluarga. Ia menggunakan efek kontras dengan tidak menambahkan banyak tetek-bengek, misalkan grading warna dan segala macam. Semua terlihat alami saja dan dibuat sederhana karena toh ini juga kisah soal kesederhanaan.
Kemudian dari segi aktor, cukup janggal sebetulnya melihat Deddy Mizwar menjadi seorang ayah. Memang sih terlihat film berusaha membuatnya lebih muda. Kemudian dialognya pun sempat menyinggung telat menikah. Cuma tetap saja pilihan ini cukup tidak lazim.

Meski begitu, Deddy coba menebusnya dengan kebolehan akting yang kurang lebih mengingatkan kita pada masa beliau beraksi sebagai Nagabonar. Logatnya muncul jelas sekali, walaupun tambahan kata “selow” dirasa tidak perlu. Tanpa penambahan itu pun akting Deddy sudah bagus, cuman mungkin karena film juga menyasar anak zillenial maka inovasi tersebut ditambahkan.
Kemudian Syifa Hadju. Gina digambarkan sebagai anak yang sayang pada orang tuanya. Tidak membuat suasana menjadi gaenak gara-gara hidupnya yang sulit. Kita bisa tetap melihat Gina sebagai anak yang ceria, walaupun di sisi lain juga memiliki kecemasan tersendiri.
Di sekolah Obor Bangsa Gina didekati seorang cowok bernama Wisnu (Umay Shahab). Menarik juga melihat karakter ini karena Wisnu tidak hanya memiliki gombalan-gombalan atau teknik PDKT saja. Wisnu juga ternyata memberikan sesuatu yang deep dan penting bagi film ini.

Dari Wisnu lah film menyampaikan poin krusial, yaitu kita sebaiknya menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang. Kadang kita hanya berpikir dari cara pikir kita sendiri. Alangkah baiknya jika kita juga mencoba memahami dari sisi yang lain juga.
Konflik yang ada dibuat dengan keseharian. Mulai dari di sekolah, dan di lingkungan rumah. Paling konflik di lokasi syuting saja yang istilahnya tidak biasa karena memang sesuai dengan tuntutan naratif dari sisi Aktor Sagala.
Yang menarik di sini adalah, bagaimana Aktor menghadapi masalah-masalah yang ada di lingkungan rumah. Ini bisa jadi pisau bermata dua bagi film, karena cara menghadapinya meski dengan cara yang persuasif, namun terdapat dialog yang seakan-akan berserah diri.

Tapi perlu diingat juga, Aktor tidak tinggal diam, meski orang ini keras kepalanya minta ampun. Ia bekerja sesuai dengan apa yang Ia cintai, bahkan ada scene di mana Aktor mencoba kerjaan lain. Jadi yah, dialog-dialog berserah diri ini masih bisa diimbangi lah biar jatuhnya tidak terlalu naif atau bahkan preachy.
Film memiliki beberapa bagian yang oke, dan ini dibutuhkan untuk membuat sparks dari sebuah konflik yang membumi. Pertama adalah saat karakter Gina semakin berkembang. Film akhirnya memberikan apa yang seharusnya ada di tahap konfrontasi.
Usaha-usaha yang sebetulnya niatnya baik, namun caranya salah. Caranya salah pun terpaksa dilakukan karena kondisi yang menghimpit dan Aktor yang keras kepala. Jadi dengan kata lain, tahap persiapan “Sejuta Sayang Untuknya” sudah cukup solid.

Kemudian yang berikutnya adalah sequence di makam. Pada sequence ini film memeragakan perdebatan antara ayah dan anak, yang berada di tempat yang tidak biasa, dan di occasion yang tidak biasa. Film dengan cermat memainkan kartu ini untuk seolah-olah membangkitkan karakter ketiga, yang mana sudah ditunjukkan dari awal masa.
Cuman tetap, terdapat adegan-adegan yang kurang sreg di film ini. Yang paling berasa adalah ketika Gina pamit untuk pergi ke sekolah. Di sini ada saat ketika Aktor mengeluarkan dialog yang sejatinya merupakan salah satu quote dari film ini.
Meski begitu, timing-nya dirasa kurang tepat karena kadang dialog yang semacam ini justru membuat momennya jadi hilang. Jadi gak dapat. Bisa dibilang terlalu ‘wordy’. Semuanya diutarakan dengan kata-kata, padahal yakin banget deh hanya dengan bahasa sinema Deddy Mizwar bisa menyampaikan pesan itu secara tersirat.

Kemudian di sekolah. Ada satu karakter pendukung bernama Donny. Ia diceritakan naksir juga sama Gina. Ada satu saat di mana Donny melakukan hal yang terlalu jauh. Sayang, ini sepertinya tidak diperlukan. Skandal receh anak SMA yang sebaiknya tidak perlu ada karena kurang cocok dengan konsep yang ingin dibawa filmnya, yaitu sederhana. Skandal macam ini hanya akan membuat “Sejuta Sayang Untuknya” sama aja dengan sinetron SMA pada umumnya.
Setelah segala up and down keluarga Aktor ditampilkan, termasuk di dalamnya saat paling dramatis ketika Aktor tahu apa yang dilakukan oleh anaknya secara diam-diam dan motifnya, film tiba di tahap akhir yang tidak disangka-sangka. Di sini penampilan Syifa Hadju langsung meroket!
Kita akan melihat Syifa mampu menampilkan akting yang dalam dan sukses meraih empati kita. Pokoknya di bagian ini, dia luar biasa. Apa yang dia tampilkan, lalu dialog yang dituliskan, bisa saja membuat Chillers menangis. Selain itu, kita pun dapat melihat puncak dari perkembangan karakter dan juga pesan mengenai melihat dari berbagai sudut pandang.
Dua hal ini menyatu di scene tersebut. Apalagi dengan tambahan adegan yang dilakukan Aktor di tempat yang tidak sama, semakin memperkuat unsur dramanya. Penggunaan off-screen diagetic sound yang ditempatkan ketika karakter Syifa mengeluarkan kata-kata sakti ayahnya itu feel-nya kena. Belum lagi tambahan POV shot dan kamera yang menyorot ekspresi Aktor saat itu.

“Sejuta Sayang Untuknya” adalah film keluarga yang sederhana. Bagaimana mereka memaknai kesederhanaan tersebut dengan terus berusaha, walaupun pasti bakal sulit, dan tidak nampak adanya dominasi kemuraman atau kemarahan di sana. Notion ini terus dipertahankan, kemudian dikembangkan oleh sparks yang tepat, lalu ditutup oleh sesuatu yang bagus.
Kritik sosial secara tidak langsung tersampaikan dengan baik, di mana belum semua orang siap untuk menerima perubahan tanpa bantuan yang berarti. Meski begitu, film juga seperti lupa sama salah satu bantuan yang ada untuk meraih mimpinya Gina dan keluarga.
Terakhir, terdapat lagu tema yang ketika diperdengarkan agak kurang cocok dengan mood film yang hangat. Melihat ke brand Disney yang tentu identik sama konten-konten untuk konsumsi keluarga, film ini sudah cocok dengan karakter tersebut.
Director: Herwin Novianto
Cast: Deddy Mizwar, Syifa Hadju, Umay Shahab, Edbert Einstain, Ozzol Ramdan, Kadir, Widi Dwinanda, Rohman Esbeye, Kukuh Prasetya, Oni Suwarman, Aria Kusumadewa
Duration: 97 Minutes
Score: 7.5/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
Sejuta Sayang Untuknya
Sejuta Sayang Untuknya menceritakan perjuangan ayah dan anak menjalani hidup mereka di tengah keterbatasan yang mereka alami sehari-hari.Aktor Sagala (Deddy Mizwar) berusaha menghidupi pendidikan anaknya, Gina (Syifa Hadju) dengan bekerja sebagai aktor figuran yang sejatinya tak cukup. Ia berhutang kiri kanan untuk membiayai rumah tangganya yang makin hari makin menumpuk saja.Apakah sang ayah berhasil membiayai anaknya hingga lulus kuliah?