Terlepas suka atau gak suka, gak dipungkiri film biopik band Rock legendaris Queen, Bohemian Rhapsody (2018), secara umum banyak yang suka dan tentunya, mencetak pendapatan box-office yang sangat tinggi.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka gak heran jika banyak audiens dan fans yang greget banget untuk segera menyasikan sekuel-nya. Tapi seperti kita tahu hingga tulisan ini dibuat, keinginan fans tersebut belumlah terkabulkan.
Alhasil, membuat kita-kita menjadi kian penasaran saja. Apakah sekuel film arahan Bryan Singer (yap dia harus masih dianggap) dan Dexter Fletcher (Theory of Everything) ini nantinya memang bakalan diproduksi?
Sayangnya menurut drumer Queen, Roger Taylor, hal tersebut sepertinya gak akan pernah terjadi. Loh kenapa demikian?
Jadi seperti yang dilansir dari Express, drumer 71 tahun ini mengatakan bahwa merilis sekuel Bohemian Rhapsody bukanlah ide yang bagus. Menurutnya kisah di BohRap sudah sesuai dan tidak ada lagi kisah yang harus diceritakan.
Taylor mengatakan kalau Queen (baca: dirinya dan gitaris Brian May), gak mau diliat orang sebagai “pemerah” duit saja. Ditanyakan hal serupa oleh Rolling Stone, Taylor juga menambahkan, TERKECUALI ada naskah yang bagus dan super masuk akal, baru deh mereka mungkin mempertimbangkan untuk membuat sekuelnya.
Dan wajar apabila Taylor mengatakan demikian. Tapi di saat yang sama, gak sepenuhnya tepat juga menurut kami. Betul alasan ia tidak ingin dianggap seperti “milking money”.
Tapi di saat yang sama, untuk urusan cerita yang bisa diceritakan, masih bisa kok. Spesifiknya, sekuel Bohemian Rhapsody bisa mengisahkan periode Queen setelah melakukan Live Aid 1985 hingga kondisi super kurus kering Freddie Mercury sebelum akhirnya meninggal dunia akibat gejala AIDS yang dideritanya.
Tapi memang, ketiga personil Queen dari dulu gak pernah setuju kalau adaptasi film biopik mereka atau biopik khusus Freddie, memiliki naskah yang terlalu fokus dengan penyakit sekaligus kematian Freddie di tahun 1991.
Karena menurut mereka, hal tersebut terlihat tidak menghargai (respek) sama sekali dengan vokalis bersuara super keren tersebut. Dan sejujurnya, kami 50-50 dengan pandangan ini.
Memang terlalu sensitif dan super tidak nyaman secara grafis (tampilan). Tapi, di era dimana Deadpool (2016), LGBT, dan era-era tabu sudah mulai menjadi “kebiasaan”, rasanya penceritaan kontroversial tersebut, sah-sah saja.
Lagipula, masih banyak fans Queen (termasuk penulis) yang hingga kini tidak mengetahui secara persis gambaran grafikal (kondisi) Freddie menjelang wafatnya. Dan bisa kok menurut kami kalau misalkan terlalu gory, diperhalus lagi tampilannya.
Tapi ya sudahlah. Mari kita lihat saja lagi nanti. Kalau menurut Chillers, bagaimana nih? Apakah kamu setuju kalau BohRap dibuatkan sekuelnya?
Editor: Juventus Wisnu