“I am beginning to recognize the fact that nothing is true. Nothing. It’s all down to perception.” – Barry Gibb.
Belum lama ini di saluran streaming HBO Max menghadirkan film dokumenter musik dari grup band legendaris yang namanya makin booming sejak revolusi disko melanda Amerika Serikat di akhir tahun 70-an.
Film berjudul ‘The Bee Gees: How Can You Mend a Broken Heart’ ini menceritakan perjalanan tiga saudara dari Australia untuk menembus blantika musik pop dunia yang penuh persaingan ketat saat itu.
Menit pertama, judul film ini telah terdengar saat ketiganya sedang konser di Oakland, California di tahun 1969. Lagu tersebut memulai kisah tiga bersaudara The Bee Gees, Barry, Robin dan Maurice Gibb, yang membentuk band ini di tahun 1958, jauh sebelum mereka terkenal.
Sebelum terkenal, tiga bersaudara The Bee Gees memang telah menyanyi secara profesional di Australia, dengan sang ayah bertindak sebagai manajer mereka. Harmonisasi ketiga suara mereka yang padu satu sama lain, membuat banyak orang mulai melirik mereka, dan perlahan mampu melejit di tahun 1967 bersamaan dengan British Invasion dan mulai meredupnya band The Beatles di seluruh dunia.


Sebagai saudara bukan berarti mereka tak pernah punya konflik, di awal karirnya yang masih naik turun, Robin dan Barry sempat bersitegang dan Maurice selalu ada di tengah-tengah mereka. Hal itu terjadi tahun 1969 ketika dua bersaudara, Robin dan Barry memulai solo karirnya dan membuat grup ini sempat bubar sementara waktu.
Tapi ketegangan itu tak berlangsung lama, ketika tahun 1970 mereka bersatu lagi dan berhasil membuat lagu hit nomor 1 pertama mereka di Amerika di tahun 1971, “How Can You Mend a Broken Heart”.
Film dokumenter ini tak melulu hanya mengulas The Bee Gees, beberapa musisi dunia ikut berbicara, di mana mereka pernah terlibat atau memberikan opininya tentang trio bersaudara yang mendunia ini. Sebut saja Eric Clapton yang pernah satu studio dengan The Bee Gees di tahun 1970an dengan grupnya waktu itu Cream.
Noel Galagher, pentolan grup Oasis juga mengomentari karakter suara dari band yang para personelnya merupakan saudara kakak beradik ini. Ada juga pendapat serupa dari Nick Jonas (Jonas Brothers) yang mengamati band yang dibentuk dari keluarga, ataupun Chris Martin (Coldplay) yang juga ikut berkomentar tentang semangat musikalitas band ini.


The Bee Gees memang sekarang tinggal Barry seorang (Robin dan Barry telah meninggal dunia), namun wawancara kolektif dikumpulkan dari berbagai footage yang ada. Tak ketinggalan, pemain band pendukung, produser rekaman mereka terdahulu juga ikut bersuara dalam film documenter yang disajikan sangat komprehensif ini.
Sebagai penikmat musik, tentu yang ingin kita dengar adalah bagaimana Bee Gees memasuki ujian besar saat mereka menemukan aliran musik baru Miami Sound yang lama kelamaan dikenal dengan disko lewat lagu Jive Talkin’ yang kemudian booming. Puncaknya adalah saat mereka mengerjakan lagu soundtrack untuk film ‘Saturday Night Fever’ (1977) yang ternyata sukses besar dan menjadi revolusi musik terbesar di Amerika saat itu.
Sangat menarik melihat soundtrack film itu seperti “How Deep Is Your Love”, “Stayin Alive”, “Night Fever” dan “Stayin’ Alive” dibuat, diperdengarkan dan di-mix dengan sejumlah visualisasi vintage di studio rekaman. Benar-benar sangat menghibur dan menjadikan era disko yang tak akan mungkin terulang ini, membuat The Bee Gees makin melegenda.
Namun sebagaimana yang kita ketahui juga, demam disko ini tak berlangsung lama, dan itu membuat The Bee Gees ikut jatuh dan semua rekaman disko saat itu dimusnahkan secara massal dan buntutnya semua radio juga ikut memboikot lagu-lagu mereka.


Di tahun 80-an, mereka mulai menciptakan lagu untuk penyanyi lain, selain untuk berkarya di belakang layar, mereka tak ingin jadi bulan-bulanan publik terkait musik disko mereka yang sukses terdahulu diungkit kembali.
Sutradara film dokumenter ini, Frank Marshall (Eight Below) secara detil dan runut mampu menghadirkan kisah tiga bersaudara ini jauh lebih baik dan mudah diikuti, bahkan untuk yang awam sekalipun terhadap band ini. Begitu pula dengan pemilihan narasumber nya pun sangat beragam dan lintas generasi, sesuai dengan topik yang sedang diperbicangkan.
Di akhir film kita akan melihat retrospeksi Barry Gibb terhadap situasinya saat ini. Kita sempat mendengar di beberapa segmen ia terdengar emosional saat menceritakan saudara-saudaranya yang kini telah tiada. Kini Barry yang telah berusia 74 tahun, dan tinggal di Miami, tetap dihormati dan masih menjadi bintang saat menyanyikan lagu milik The Bee Gees.
Karya ini memang tepat diperuntukkan sebagai ode buat band yang telah merevolusi musik dunia dengan musik dan suara masing-masing personelnya yang mampu menyihir para pendengarnya di seluruh belahan dunia hingga saat ini.
Director: Frank Marshall
Cast: Barry Gibb, Noel Gallagher, Linda Gibb, Yvonne Gibb, Eric Clapton, Chris Martin, Lulu, Justin Timberlake, Peter Brown, Vince Melouney, Mark Ronson, Mykaell Riley, Albhy Galuten, Nick Jonas, Dwina Gibb, Alan Kendall, Bill Oakes, Dennis Bryon, Blue Weaver, Karl Richardson, Nicky Siano, Charley Steiner, Vince Lawrence
Duration: 111 Minutes
Score: 8.2
The Review
The Bee Gees: How Can You Mend a Broken Heart
The Bee Gees: How Can You Mend a Broken Heart merupakan film dokumenter yang mengisahkan perjalanan hidup band legendaris The Bee Gees