Review Film: 'Ma Rainey's Black Bottom'
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

Review Film: ‘Ma Rainey’s Black Bottom’

Konflik Internal Antar Personel yang Berbuntut Panjang

Adam Pratama by Adam Pratama
December 23, 2020
in Featured, Movies, Reviews
Ma Rainey’s Black Bottom

© Netflix

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

“This be an empty world without the blues. I try to take that emptiness and fill it up with something. But they want to call me Mother of the Blues, that’s alright with me. It doesn’t hurt none.” – Ma Rainey.

 

Netflix merilis film terbarunya yang kini mengangkat soal musik blues dan segala konflik di dalamnya lewat “Ma Rainey’s Black Bottom”. Film ini diangkat dari sebuah play yang memenangkan Pulitzer karya August Wilson.

Kemudian dari jajaran cast nya terdapat dua nama besar di sini yakni Viola Davis dan juga Chadwick Boseman. Tidak berhenti di sana, nama besar juga ada dibalik layar yaitu Denzel Washington yang berlaku sebagai produser.

Ceritanya mengenai Ma Rainey yang dijuluki “mother of blues”. Ia dan band-nya sedang melakukan proses rekaman di Chicago. Semakin ke sini, tensi semakin meninggi diantara Ma Rainey kemudian antar anggota band, dan juga pemilik rekaman. Dengan keruwetan yang mereka alami, apakah rekaman ini masih dapat berjalan dengan baik?

Ma Rainey’s Black Bottom
© Netflix

Film dibuka dengan sebuah take yang asik. Menyusuri hutan sedikit, kemudian kamera akan mengikuti pergerakan dari figuran yang berlari kecil untuk menonton pertunjukan Ma Rainey di sebuah tenda. Di situ kemudian kita diperlihatkan band nya Ma Rainey yang sedang manggung menghibur penonton, dan sedikit eksposisi dari karakternya Chadwick yaitu Levee yang ternyata tengil, ekspresif, dan tentunya sangat berbakat sebagai musisi.

Setelah itu hal yang catchy berikutnya adalah ketika film menampilkan foto-foto. Ada sedikit sentuhan keren pada foto-foto ini yang cukup membuat “Ma Rainey’s Black Bottom” tetap bisa menjaga perhatian penonton hingga masuk ke cerita utama, yaitu saat Ma Rainey dan band bersiap untuk melakukan rekaman di Chicago.

Hal pertama yang di-notice dari film ini adalah production design, kemudian kostum dan make-up, lalu warna, dan kualitas akting para pemain. Dua poin di atas bekerja sama dengan baik untuk memunculkan nuansa jadul Chicago pada tahun 1920. Tonalitas nya seperti biasa, dibuat lebih kuning. Kemudian hal tersebut dipadu padankan dengan kostum yang dikenakan para pemain sehingga menimbulkan kesan tertentu yang mana sudah terasa keren.

Ma Rainey’s Black Bottom
© Netflix

Untuk production design, di awal film kita sudah diberikan gambaran mengenai kota Chicago, kemudian tempat rekamannya yang betul-betul membangkitkan kesan klaustrofobik, dan juga properti lain seperti mobil klasik. Akting kemudian langsung masuk dan menjadi primadona film.

“Ma Rainey’s Black Bottom” adalah sebuah potret yang disajikan secara heavy dialogue. Karena itu lah akting menjadi primadona, karena secara ensemble para aktor mampu menampilkan dinamika antar karakter yang enak banget untuk diikuti.

Chadwick Boseman, Colman Domingo, Glynn Turman, dan Michael Potts bagus sekali dalam mengeluarkan dialog demi dialog dari karakter masing-masing. Membangun percakapan yang sangat hidup lewat apa-apa saja yang dibicarakan oleh empat orang ini. Levee tentu saja menjadi pusat perhatian karena sifat-sifat yang tadi sudah disebutkan.

Dan ini cukup tak terduga lewat penampilan Chadwick yang luar biasa. Ia sangat menguasai arena dan berkooperasi dengan mulus kepada seluruh lawan mainnya. Ada beberapa poin penting setelah itu yang bisa kita dapatkan dari obrolan antar anggota band di ruang rehearsal ini. Mulai dari bagaimana perbedaan pemikiran antara generasi yang lebih tua dan generasi muda. Lalu konflik internal dari band itu sendiri terkait lagu andalan mereka, “Ma Rainey’s Black Bottom”.

Ma Rainey’s Black Bottom
© Netflix

Hal yang biasanya ditampilkan dalam film yang sarat akan kelakuan bermasyarakat di Amerika Serikat pada masa dulu juga tentu ditampilkan. Poin ini bisa kita lihat secara langsung, yang maba ada yang ditempatkan di awal, pertengahan, bahkan di akhir filmnya.

“Ma Rainey’s Black Bottom” mengangkat soal prejudice masyarakat kepada orang kulit berwarna, lalu bagaimana mereka memanfaatkan kesempatan (dalam kasus ini adalah talenta) dari orang kulit berwarna demi meraup keuntungan. Di sini peran karakter Levee semakin mengundang simpatik.

Secara ‘arc’ dia sih gak berubah. Tetap idealis dan segala macam. Cuman di sisi lain ada sebuah impian yang ingin dicapai oleh musisi dari kelas ekonomi sepertinya. Ini yang mulai dari awal coba digali sedikit demi sedikit dan gong-nya adalah berkaitan dengan eksploitasi tadi plus satu adegan yang mengagetkan.

Terdapat satu item yang penting buat kita perhatikan di karakter Levee. Item tersebut berharga 11 dolar, yang bisa jadi mahal di Amerika Serikat tahun segitu. Item ini adalah simbol atau metafora dari harapan untuk hidup yang lebih baik. Nah ketika harapan itu “dihancurkan”, maka bisa diterka apa yang akan dilakukan sang pemilik harapan selanjutnya.

Ya ibarat kata Chillers di-PHP-in, lah! Pernah kan? Sakit pastinya. Chadwick sendiri bermain begitu apik. Karakternya memang tidak memiliki perkembangan yang wah. Malah lebih ke traumatik. Tapi Levee di sini betul-betul outstanding dengan bakat dan personality-nya. Chadwick bisa membawakan itu, totalitas banget, dan saking berhasilnya, Ia terlihat sebagai karakter utama film ini. Jelas aktingnya lebih berkesan dibanding Viola Davis yang sebetulnya juga menampilkan performa yang jempolan sebagai Ma Rainey.

Ma Rainey’s Black Bottom
© Netflix

Ma Rainey sendiri ditampilkan berbeda dengan anggota band-nya, apalagi si Levee. Bukan hanya dari tampilan, namun juga bagaimana Ia diperlakukan. Ma Rainey adalah musisi yang nampak punya bargaining position lebih tinggi. Ini akan membuat dinamika baru dalam film ini sendiri.

Tapi sebetulnya, ada sesuatu yang kurang lebih sama saja dengan apa yang dilakukan terhadap orang kulit berwarna. Cuman caranya saja yang cukup berbeda, karena terlihat secara tidak langsung.

Penampilan Viola Davis sangat powerful, di mana kita bisa melihat karisma dari Ma Rainey yang justru berada di sebuah posisi yang anomali jika dibandingkan dengan diva-diva lainnya. Viola mampu mengeluarkan watak dari Ma yang berkemauan keras dan ini sangat jelas terlihat dari bagaimana Ma Rainey bereaksi atas masalah-masalah yang muncul ketika rekaman.

Film yang kelihatannya sederhana, terkesan “gitu doang”, padahal sebenarnya tidak begitu. Sempit dan tertutup seperti latar tempatnya, tapi ide yang dibawa menunggu untuk dibawa ke dunia luar. Lewat alunan musik blues penonton akan diberikan bagaimana eksploitasi pada mereka yang tidak punya kuasa.

Hal itu kemudian digabungkan dengan hal-hal lainnya. Para aktor betul-betul tampil prima sehingga menontonnya jadi cukup tidak berasa. Tau-tau sudah ada di pertengahan saja. Apalagi nanti ada saatnya film menaikkan tensi dan itu cukup bikin kaget juga. Salah satu film pilihan Barack Obama yang bukan tidak mungkin akan jadi pilihan AMPAS juga nantinya. Setidaknya untuk beberapa kategori yang ada.

 

Director: George C. Wolfe

Cast: Viola Davis, Chadwick Boseman, Colman Domingo, Glynn Turman, Michael Potts, Jeremy Shamos, Taylour Paige, Dusan Brown, Jonathan Coyne

Duration: 94 Minutes

Score: 8.0/10

Editor: Juventus Wisnu

The Review

Ma Rainey's Black Bottom

8 Score

Ceritanya mengenai Ma Rainey yang dijuluki "mother of blues". Ia dan band-nya sedang melakukan proses rekaman di Chicago.Semakin ke sini, tensi semakin meninggi diantara Ma Rainey kemudian antar anggota band, dan juga pemilik rekaman.Dengan keruwetan yang mereka alami, apakah rekaman ini masih dapat berjalan dengan baik?

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Chadwick BosemanChicagocineverseColman DomingoDusan BrownGeorge C. WolfeGlynn TurmanJeremy ShamosJonathan CoyneLeveeMa Rainey’s Black BottomMichael PottsReview FilmReview Ma Rainey's Black BottomTaylour PaigeViola Davis
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder CINEMANIA ID, now becoming @cineverse.id. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

Sobat Ambyar
Reviews

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

Didi Kempot adalah musisi yang sangat dihormati dan dicintai. Lagu-lagu campur sarinya kerap menemani kita dari masa sekolah hingga sudah...

January 17, 2021
Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya
Hype

Film ‘Mortal Kombat’ Pamerkan Foto-Foto Perdananya

Film adaptasi game popouler, ‘Mortal Kombat’ merilis foto-foto terbaru. Ya, salah satunya adalah foto actor laga kebanggaan kita, Joe Taslim,...

by Juventus Wisnu
January 16, 2021
Wetv Imperfect Orginal Series
Hype

‘Imperfect’ The Series Tayang Eksklusif di WeTV dan iflix

Setelah suksesnya WeTV original 'My Lecturer My Husband' dan WeTV Original 'Yowis Ben' The Series, WeTV Original 'Imperfect' The Series...

by Arif Firdaus
January 14, 2021
The Hobbit
Hype

Ngefans sama LOTR? Serial Terbaru dari Prekuel ‘The Lord of the Rings’ Segera Hadir

Setelah ramai dikabarkan sebelumnya, pihak Amazon merilis info terkait konten yang lebih untuk cerita berikutnya dari Tolkien-verse. Ternyata yang diangkat...

by Juventus Wisnu
January 15, 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADVERTISEMENT

Cineverse

Entertainment news, film reviews, awards, film festivals, box office, entertainment industry conferences.

© 2020 Cineverse - All Right Reserved.

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In