“Vanguard is an international private security company. Most of them are retired military or security experts. Their services include security for VIP protection.” – Tang Huating.
Sebenernya film ini sudah ada dari satu tahun yang lalu. Screening-nya dilaksanakan sebelum pandemi melanda. Sayang filmnya kena apes sehingga baru bisa diputar secara umum jelang Imlek tahun ini.
Jika dilihat dari segi materi, “Vanguard” punya banyak amunisi untuk menjadi film liburan Imlek yang seru. Mulai dari genre nya yang action, hingga presence dari Jackie Chan. Sayang, setelah film berakhir tidak ada satu pun hal yang bisa membuat “Vanguard” itu seru seperti yang diduga seelumnya.
Film ini menunjukkan sekali niat bahwa film action China itu keren. Mostly karena peralatan yang digunakan canggih-canggih banget. Cuman hal ini sama sekali tidak bekerja jika diolah dengan cara yang kurang oke. Visualisasi dari hal-hal yang sophisticated ini bikin mata jadi sakit. Buruk seperti naga-nagaan Indosiar.

Ini blunder besar karena sejatinya orang nonton film action itu adalah dengan tujuan untuk menikmati adegan-adegan aksi yang diluar nalar tapi bisa ditampikan seakan-akan itu sungguh terjadi. “Vanguard” tidak memiliki hal itu selain pamer alatnya saja. Set piece nya keliatan banget pakai animasi sehingga gambarnya sangat terlihat tidak realistis.
Bagian yang seharusnya menjadi highlight yang membuat film ini ‘wow’, malah berujung kepada sesuatu yang enggak banget. Pertama adalah scene di sungai yang berarus deras. Di sini sebetulnya sempat terjadi semacam kecelakaan, namun tetap saja penonton akan melihat hasil akhir. Dan ketika hasil akhirnya kurang bagus maka apa lagi yang bisa dikatakan.
Kemudian yang berikutnya adalah di bagian mal. Saat itu film menampilkan mobil masuk ke dalam mal dan terjadi kejar-kejaran di sana. Hopeless juga karena ditutup oleh scene yang dari segi visual malah bikin sensasi yang ‘kentang’. Sangat sulit pasti menerima hal seperti ini, di tengah kualitas visual film-film Hollywood ada yang sudah sangat-sangat meyakinkan.

Kemudian beranjak ke adegan laga. Nah yang ini better sedikit. Adegan pertarungannya dan adu tembaknya seru dan tentu lebih enak dinikmati. Bahkan masih teringat juga ada salah satu sequence di mana kita jadi deg-degan karena film bermain dengan situasi.
Di sini juga kita bisa melihat bahwa Jackie Chan sebagai ikon film laga, lebih memilih untuk berbagi. Ini bisa menimbulkan pro dan kontra, sih. Jadi karakternya Jackie Chan ini tidak akan mendominasi screen time dan juga porsi laga. Itu semua diserahkan pada yang muda-muda, toh dari tuntutan naratifnya film ini menempatkan Jackie Chan dalam sebuah organisasi elit bernama Vanguard. Jadi jelas ia menempatkan dirinya lebih sebagai orang yang mengayomi.
Untuk para karakter pendampingnya, ada yang memiliki side story romantis, ada juga yang memiliki side story keluarga. Yang mengenai keluarga tentu lebih membekas karena dengan tuntutan naratif yang ada, stakes dari karakter yang bersangkutan akan lebih tinggi.
Ketika hal ini pertama kali dimunculkan, sudah bisa diprediksi bahwa film pasti akan memainkannya sebagai kartu untuk memunculkan drama-drama. Benar saja, kartu ini betul-betul dimainkan di saat yang genting. Karakter antagonisnya tidak berkesan. Seorang penjahat dengan tampilan penjahat dalam film-film aksi spionase pada umumnya.

Sungguh tidak menyangka bahwa sekitar dua tahun lalu perayaan Chinese New Year dimeriahkan oleh film seakbar “The Wandering Earth”. Film yang tidak hanya bagus dari segu visual namun juga memiliki cerita tentang hubungan ayah-anak yang kuat. Poin-poin masih membekas di pikiran.
Dua tahun setelahnya kita menyaksikan “Vanguard” yang ternyata betul-betul 170 derajat berbalik. Film ini memang masih menyajikan komedi-komedi khas Jackie Chan dan action scene. Cuman setiap kali filmnya berusaha menjadi sesuatu yang grande, maka semua itu gagal.
Terlihat konyol sekali sehingga betul-betul menghapus memori kita bahwa film China sebetulnya bisa membuat karya secanggih “The Wandering Earth”. Sesuatu yang sangat sangat disayangkan, apalagi dengan nama besar Jackie Chan di sana.

Mau latarnya banyak, di Eropa, di Timur Tengah, dan dimana pun. Jika eksekusi akhirnya masih lucu maka semua itu akan menjadi sia-sia. Apa yang diberikan dari banyak action sequence film ini antara sebuah lelucon atau sebuah upaya yang masih setengah-setengah yang penting gayanya kelihatan keren.
Mungkin saja metode ini masih dapat bekerja di tahun 70-an atau 80-an. Tapi sekarang sudah zaman modern. Sangat sangat disayangkan sekali.
Director: Stanley Tong
Cast: Jackie Chan, Miya Muqi, Yang Yang, Zhu Zhengting, Ai Lun
Duration: 107 Minutes
Score: 5.0/10
The Review
Vanguard
'Vanguard' merupakan pasukan pengaman VIP yang bertugas melindungi pengusaha yang berada dalam ancaman saingannya, tapi rupanya putri si pengusaha juga menjadi target saingannya