“Words and actions have consequences.” – Man on Radio.
Jalanan macet. Itu adalah makanan sehari-hari warga ibukota. Bangun lebih pagi aja udah kejebak macet, apalagi kalo bangun kesiangan. Siapa sangka, kemacetan di jalan raya bisa berakibat fatal apalagi bagi kondisi mental pengemudi. Dia bisa saja kepikiran sesuatu ketika menyetir dan saat hilang kendali gara-gara kondisi macet bisa menimbulkan kecelakaan di jalan raya.
Kita tentunya tidak tahu-menahu soal permasalahan yang dimiliki oleh individu ketika sedang menyetir bukan? Belum lagi kalau ada pengemudi-pengemudi yang gak sabaran. Ketika hal-hal ini bertemu makin chaos lah sudah. Tidak hanya dalam artian chaos di jalanan ya, tapi chaos di mood juga. Semua bisa kena.
Ini lah yang coba diangkat oleh film “Unhinged” yang dibintangi oleh Russell Crowe. Ia berperan sebagai laki-laki yang sedang terluka. Ia mengetahui istrinya tidur dengan laki-laki lain. Hal ini membuatnya marah dan mengalami gangguan mental yang berat. Kondisi diperparah dengan posisinya yang sedang menyetir mobil.

Di lain tempat, ada karakter berikutnya yaitu Rachel (Caren Pistorius). Ia adalah seorang ibu dengan satu anak. Suatu hari, Rachel telat bangun sehingga kejebak macet saat menghantar anaknya ke sekolah dan pergi ke tempatnya bekerja di salon. Rachel pun mendapatkan ganjaran atas keteledorannya ini.
Makin frustasi Rachel ketika di persimpangan jalan ia bertemu dengan sebuah mobil yang tidak kunjung jalan padahal lampunya sudah menyala hijau. Rachel gak tau kalau pengemudi mobil itu sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Film “Unhinged” ini tipe-tipe film yang gak usah diharap banyak, lah. Sekedar hiburan saja. Kejar-kejaran, kecelakaan-kecelakaan, hal-hal yang semacam itu bisa Cilers nikmati dengan kualitas sound yang baik dan cocok yaitu di bioskop. Tapi sebelum ‘hit the road’, film memberikan eksposisinya terlebih dahulu dengan cukup oke. Baik dari sisi pria stres maupun sisi Rachel, terdapat penjelasan yang nanti akan bermuara pada frustasi masing-masing di jalan raya.
Beberapa clue yang bisa ditemukan di tahap persiapan ini bisa ditebak akan digunakan di tahap resolusinya nanti. Ketika sudah di jalan dan konfliknya sudah muncul, unsur cerita akan memperlihatkan bahwa terdapat semacam kesamaan nasib antara si pria ini dengan Rachel. Yang paling berasa adalah terkait hubungan rumah tangga sehingga diharapkan penonton bisa lebih invest terhadap apa yang dilakukan oleh sang pria yang begitu mengincar Rachel setelah apa yang terjadi di persimpangan jalan.
Cuman ya udah, segitu doang sih soal narasinya. Setelah itu tidak ada hal lain lagi yang bisa dikulik dan memang bukan itu juga sih yang ingin disajikan oleh film. Jangan harap lah ada perkembangan karakter apalah itu namanya. Film ini adalah tentang kejar mengejar. Beberapa kejanggalan pun tersebar di dalam aspek naratifnya.

Pertama, di tahap konfrontasi, film sempat membangun dialog yang intens antara si pria dan Rachel. Ujungnya adalah Rachel memberikan naman. Cuman hal ini menjadi sia-sia karena di scene berikutnya apa yang dikerjakan oleh sang pria itu adalah sesuatu yang berbeda. Dibilangnya sih kejutan, tapi dengan build-up yang berbeda, kejutan ini jadi sesuatu yang tidak memberikan impact apa-apa sebenernya.
Belum lagi ada treatment di salah satu bagian konfrontasinya yang klasik banget. Tujuannya jelas yaitu untuk membangun tensi agar menegangkan gimana gitu. Cuman ini memang sesuatu yang lazim sih, di mana meski menggunakan batasan informasi tertutup di bagian tersebut, penonton udah bakal tahu persis seratus persen nanti bakalan kayak gimana setelahnya. Gak bakal jadi problem juga sih kalau awal dari bagian ini dibikin lebih lugas.
Kemudian soal lingkungan sekitar. “Unhinged” tidak menyajikan aksi kejar mengejar yang gitu-gitu aja. Karena tadi sudah ditulis bahwa ada semacam persamaan antara dua karakternya maka nanti film menampilkan penceritaan dengan batas informasi terbuka plus jalur yang ditempuh pun berbeda. Si pria ini tidak selalu berada di mobil. Untuk menyebarkan teror psikologis kepada Rachel, dia berimprovisasi.
Nah salah satu improvisasi ini ia lakukan di tempat umum dan masyarakat yang ada di sekitar betul-betul gak ada yang berani sama pria ini. Di satu sisi film bisa saja sedang menunjukkan sebuah kritik tentang society. Lalu kondisi ini secara efektif memunculkan kengerian terhadap karakter yang diperankan Russell Crowe tersebut.

Tapi tetap saja, ini cukup aneh. Apalagi teror pria ini kepada Rachel juga sempat terjadi di jalan raya secara jelas. Tapi entah kenapa gak ada yang peduli. Seakan-akan dunia ceritanya hanya berisi mereka berdua. Cuman ya itulah serunya film ini bukan? Hehehe…
Notion untuk nonton “Unhinged” gakusah serius-serius amat juga bisa kita lihat dari penulisan karakternya. Di sini penonton akan melihat bahwa adanya polisi itu udah kayak gka ada efeknya. Pertama, dari karakter Rachel, dia sama sekali tidak mempertimbangkan polisi agar bisa menyelamatkan diri dari kejaran si pria stress.
Kemudian dari sisi pria stress, dia pastinya jadi inceran polisi apalagi dengan ulah yang dibuat. Cuman, si pria ini bodo amat. Secara jelas salah satu dialognya kepada Rachel mengatakan kalau sang pria tidak mengapa jika dirinya ditembak atau mati di tangan. Ketika mendengar dialog ini, emang yang terpikirkan pertama kali adalah lazy writing.
Tapi film ini kan memang pengennya begitu ya. Ingin membuat sebuah real-time thriller yang tujuannya menghibur orang dengan teror yang ancur-ancuran. Jadi ya dialog si pria tadi berfungsi secara jelas menguatkan hal tersebut.
Untuk adegan aksinya seru dan violence juga. Tidak hanya sparepart mobil, darah juga ikut berceceran. Kejar-kejarannya asik, tabrakannya juga berasa. Tentu akan ada scene yang menampilkan POV shot. Lalu medan yang ditempuh dari aksi kejar-kejaran ini juga berbeda-beda. Ada yang di jalanan besar non-tol, jalan tol, hingga jalan perumahan yang berkelok-kelok dihajar juga.

Kemudian ada satu scene di mana film memanfaatkan latar belakang scene yang nanti digunakan sebagai sumber aksi ketika objek di latar tersebut nyamperin apa yang ada di latar depannya. Nah untuk kegiatan di dalam mobilnya melibatkan scene teleponan.
Di sini film pasti menunjukkan teknik editing Crosscutting. Teknik ini adalah serangkaian shot yang memperlihatkan dua aksi peristiwa atau lebih pada lokasi yang beda, di mana kegiatannya dilakukan secara simultan di saat yang bersamaan. Akting Russell Crowe mah udah paten lah di sini. Udah badannya gede, mood-nya lagi hancur lebur, perfect lah untuk menciptakan sesosok karakter yang kesetanan. Mumpung kaga ada arc yang mesti dikembangin, lempeng, yaudah gasrak bos!
Kondisi mental seseorang ketika berkendara memang menjadi sesuatu yang patut diperhatikan. Hal ini gaboleh disepelekan, sama halnya dengan ujaran “Don’t drink and drive”. Nyawa bisa menjadi taruhannya, dan kembali lagi, siapa saja bisa kena. Jalanan adalah tempat yang sangat kasar.
Berbagai macam orang dengan segala kepentingannya bisa kita temui di sana, layaknya apa yang digambarkan oleh opening film ini yang nampak seperti opening TV series. “Unhinged” bisa menggambarkan hal itu dengan backstory dan keterkaitan tak langsung antar karakternya yang jelas.
Gak usah ngarepin hal-hal yang high concept, mending turunin ekspektasi Cilers ketika nonton film ini. Karena dengan begitu, kita jadi lebih memahami film ini mau dilihat seperti apa, terlepas dari banyaknya kekurangan yang ada dalam proses kejar-kejaran antara kedua karakternya.
Director: Derrick Borte
Cast: Russell Crowe, Caren Pistorius, Gabriel Bateman, Jimmi Simpson, Austin P McKenzie, Lucy Faust
Duration: 90 Minutes
Score: 6.5/10
WHERE TO WATCH
The Review
Unhinged
'Unhinged' menceritakan tentang Rachel, ibu satu anak yang kejebak macet, ia frustasi bertemu dengan pria misterius yang mengikutinya dan putranya yang masih kecil di truknya.Kemarahan saat kemacetan di jalan dengan cepat meningkat menjadi teror besar saat Rachel menemukan rencana jahat psikopat untuk membalas dendam