“Wedding is a couple’s very first test. And some couples, they rise to that.” – Mr. Dubros.
‘Tom and Jerry’ berawal dari sebuah seri animasi rekaan William Hanna dan Joseph Barbera yang telah tayang sejak tahun 1940 dan mengangkat komedi kejar-kejaran antara kucing dan tikus. Meski unsur kekerasannya dinilai terlalu kasar untuk anak-anak, series ini pun juga sudah berkali-kali diangkat kedalam movie berformat layar lebar.
Namun tahun ini menjadi kali pertamanya Thomas D. Cat dan Jerome A. Mouse bersanding dengan aktor kelas Hollywood dalam format live-action layar lebar (meskipun perilisan-nya sendiri bersamaan dengan tayang streaming di HBO Max).
Kayla (Chloë Grace Moretz) baru saja kehilangan pekerjaan paruh waktunya. Namun dengan beberapa siasat licik, ia berhasil mengakali manajer hotel The Royal Gate, Mr. Dubros (Rob Delaney) untuk mempekerjakannya sebagai pegawai sementara ‘penanggung jawab pernikahan pasangan favorit kota New York, Preeta (Pallavi Sharda) & Ben (Colin Jost)’.

Pada saat itu juga, tikus Jerry baru saja menemukan rumah yang tepat di salah satu celah kamar hotel, sedangkan Tom si kucing masih terus mengejar Jerry untuk membalaskan dendam karena piano keyboard yang dirusaknya.
Menyadari akan ada masalah dengan tikus, Kayla mempekerjakan Tom di hotel untuk mengusir tikus tersebut. Aksi brutal kejar-kejaran Tom dan Jerry rupanya membuat Terence (Michael Peña) menyadari rahasia dan keanehan Kayla yang mengancam jabatanya sebagai Manajer Acara di hotel tersebut.
Film live-action ‘Tom and Jerry’ kali ini tidak serta-merta menyajikan kucing dan tikus ke dalam format animasi berbentuk CG 3D, melainkan membuat seluruh hewan dalam film tersebut diubah menjadi kartun khas Tom and Jerry.
Tak hanya itu, film ini juga membuat semua logika kartunnya terasa normal dalam dunia yang bercampur kartun dan manusia. Karakter lainnya dari seri animasi juga turut tampil meramaikan film, mulai dari Spike, Butch, Beauty cat, hingga cameo dari Droopy (karakter anjing pintar yang khas dari Tom & Jerry Kids).

Entah apa yang terjadi dengan performa aktor di film ini. Chloë terasa sangat kaku dan kurang luwes dalam berinteraksi dengan CG Tom & Jerry, sedangkan Michael Peña kurang terlihat lucu dan licik sebagai karakter antagonis di film ini.
Entah karena mereka beradu akting dengan karakter ‘kosong’ di lokasi syuting, atau kurangnya pengarahan yang tepat dari sang sutradara Tim Story. Membuat nyaris seluruh komedi karakter manusia terasa hanya tempelan sitkom tak terarah. Padahal, fokus plot utamannya terletak pada dilematik karakter Kayla, Terence, Preeta dan juga Ben.

Melihat dari sudut pandang lainnya, interaksi karakter animasi dengan benda-benda ‘nyata’ disekitarnya sudah terasa menyatu. Meskipun ada jarak antara perbedaan style kartun dan realita, Tom and Jerry masih menyajikan aksi kejar-kejaran ‘khas’ mereka dengan segala keanehan kartun yang dikombinasikan dengan benda realis secara baik, cukup rapih dan menarik.
Namun sayang sekali, alih-alih menyajikan ‘kelucuan’, aksi kekerasan kartun yang malah terasa cukup brutal membuat film ini kurang cocok dikonsumsi anak-anak dibawah umur. Dan jika dilihat dalam konten-nya yang juga tidak terlalu ditujukan untuk orang dewasa, Tom and Jerry seperti kehilangan arah dalam menentukan segmen aman untuk penontonnya.
Director: Tim Story
Duration: 101 Minutes
Cast: Thomas D. Cat, Jerome A. Mouse, Chloë Grace Moretz, Michael Peña, Rob Delaney, Pallavi Sharda, Colin Jost, Jordan Bolger, Patsy Ferran, Ken Jeong
Score: 5.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
Tom & Jerry
Tom & Jerry versi live action ini menceritakan Kayla (Chloë Grace Moretz) baru saja kehilangan pekerjaan paruh waktunya.Namun dengan beberapa siasat licik, ia berhasil mengakali manajer hotel The Royal Gate, Mr. Dubros (Rob Delaney) untuk mempekerjakannya sebagai pegawai sementara ‘penanggung jawab pernikahan pasangan favorit kota New York, Preeta (Pallavi Sharda) & Ben (Colin Jost)’.Kehadiran Tom dan Jerry ternyata membuatnya repot dan mengacaukan segalanya. Apakah Kayla bisa mengatasinya?