“I’m open to the possibility that whatever happens, even the bad stuff, can lead to better things.” – Bray Johnson.
Sebenarnya film yang satu ini telah rilis pada Juli tahun lalu, namun karena masih pandemi, film ini akhirnya dirilis lewat jaringan bioskop CGV dan Cinepolis. Screening perdana film yang berjudul ‘The Secret: Dare to Dream’ ini pun di Indonesia pun sebenarnya telah dilakukan beberapa hari yang lalu, dan telah tayang pada 10 Maret, namun review-nya baru kali ini bisa ditampilkan.
Mendengar nama judul filmnya saja, pikiran kita melayang jauh ke belakang ke tahun 2006 saat buku The Secret pertama kali diterbitkan. ‘The Secret: Dare To Dream’ memang diadaptasi dari buku karya Rhonda Byrne yang sangat menginspirasi ini.
Yang membuat buku ini laris manis adalah keyakinan akan adanya hukum tarik menarik, yang mengatakan bahwa pikiran seseorang dapat mengubah hidup individu tersebut secara langsung. Karena inspiratif dan banyak mengubah hidup banyak orang yang membacanya, buku ini telah terjual 30 juta eksemplar di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa.

Film ini sendiri mengisahkan Miranda Wells, seorang janda muda yang bekerja keras membesarkan ketiga anaknya di Louisiana, Amerika. Di kota yang sering menjadi langganan badai itu kini bersiap menghadapi serangan badai lagi. Kemudian seorang lelaki misterius, Bray Johnson datang ke kota tersebut dan datang untuk bertemu Miranda dan menyerahkan amplop bersegel yang kita tak tahu apa isinya.
Namun belum sempat bertemu Miranda, mobil Bray ditabrak mobil lain dari belakang, dan yang tak ia sangka adalah yang menabraknya Miranda sendiri, saat ia sedang menjemput dua anak perempuannya, Missy (Sarah Hoffmeister) dan Bells (Chloe Lee) dari sekolah.
Pertemuan tersebut membawanya dekat ke keluarga Miranda beserta ketiga anak-anaknya. Bahkan anak lelaki Miranda, Greg (Aidan Brennan) langsung dekat dengan Bray saat itu juga.
Malamnya, rumah Miranda dihantam badai dan membuat pohon besar di dekat rumahnya rubuh dan menimpa atap rumahnya. Kejadian itu membuat Bray menawarkan jasanya untuk merenovasi rumah tersebut sambil mengisi waktu luangnya di kota itu.
Di tempat kerja Miranda rupanya membuat sang pemilik restoran, Tucker (Jerry O’Connell) tertarik padanya dan akhirnya melamar Miranda, dan Miranda pun mengiyakan hal tersebut.

Bray yang belum sempat membicarakan apa isi amplop itu akhirnya mengirim ulang amplop tersebut kepada Miranda, dan betapa terkejutnya ia saat membaca isi amplop itu.
Hal itu menguak luka lama Miranda kepada almarhum suaminya dan mengusir Bray saat itu juga dari rumahnya.
Apa yang sebetulnya dibaca Miranda dari amplop tersebut? Dan mengapa ia sebegitu marahnya terhadap Bray?
Sang sutradara, Andy Tennant (Hitch), memang piawai mengarahkan film ini menjadi karya yang ringan dan tak rumit untuk diikuti. Walaupun dari judulnya tak tercermin dalam narasi yang ia angkat dalam film tersebut.
Karakter Miranda justru bukan karakter seorang pemimpi yang mampu mengubah sesuatu menjadi positif, berbeda jauh dengan tajuk yang diangkat dalam film ini. Miranda sendiri cenderung temperamen tinggi dan diliputi stress dan rasa pesimis menghadapi cobaan sejak ditinggal mati suaminya dan harus menghidupi ketiga anaknya.
Rasa optimis justru dimunculkan dari Bray yang masuk secara halus lewat anak-anaknya, tapi hal itu tak serta merta mengubah cara pandang Miranda terhadapnya. Justru ketiga anaknya yang mendapat kebahagiaan setelah bertemu dengannya.
Perubahan itu baru terlihat setelah ia merenung lebih dalam dan setelah ia memahami isi amplop yang dikirim Bray. Tapi perjuangan yang semestinya ditunjukkan malah tidak nampak.
Kesalahan tak bisa kita lemparkan langsung ke Katie Holmes, karena aktingnya sendiri cukup solid, ditambah lagi dengan dialog inspiratif yang diucapkan Josh Lucas saat ngobrol bersama Miranda dan ketiga anaknya. Hal tersebut cukup me-refresh memori kita sejenak mundur mengingat quotes yang ditampilkan dalam bukunya tersebut.

Seperti kata-kata ini misalnya, “We have to be careful, because we get what we expect.” (kita harus berhati-hati, karena kita akan mendapat apa yang kita harapkan), atau “The more you think about something, the more you draw it to you.” (Semakin kita memikirkan sesuatu, semakin hal itu menariknya kepada kita).
Contoh dua quotes yang terbilang sederhana namun maknanya sangat dalam ini menjadi cuilan penting yang diselipkan dalam ucapan Bray.
Sayangnya naskah yang terbilang lemah membuat penampilan Katie Holmes menjadi ikut terseret ke arah sebaliknya, karena jelas akting saja tak cukup untuk mengangkat kualitas cerita yang arahnya mudah ditebak.
Secara teknis film ini memang tak ada keluhan berarti, dengan narasi ringan dan dialog inspiratif, akan membuat kita menikmati cerita dan misteri yang disuguhkan.
‘The Secret: Dare to Dream’ jelas akan membawa kita ke masa lalu saat inspirasi yang memorable ini menjadi panutan orang dalam bertingkah laku. Kini apakah kalimat-kalimat itu masih relevan di tahun ini? Terserah, kembali lagi ke diri kita sendiri bagaimana menginterpretasikannya.
Director: Andy Tennant
Cast: Katie Holmes, Josh Lucas, Jerry O’Connell, Celia Weston, Sarah Hoffmeister, Aidan Pierce Brennan, Chloe Lee
Duration: 107 Minutes
Score: 7.0/10
WHERE TO WATCH
The Review
The Secret: Dare to Dream
The Secret: Dare to Dream mengisahkan seorang janda, Miranda yang berjuang mengurus ketiga anaknya, sampai seorang pria misterius, Bray datang dan membawa sebuah amplop rahasia yang tak ia ketahui.Apa isi amplop tersebut? Apa pengaruhnya untuk dia dan anak-anaknya?