“A woman is at her most beautiful between the ages of 35 and 39.” – Felix Keane.
Apa yang terlintas di kepala ketika mendengar atau membaca soal film ini adalah “Lost in Translation”. Bagaimana tidak, film tersebut adalah hasil kerja sama sutradara Sofia Coppola dengan aktor Bill Murray yang sangat berkesan. Kini mereka balik lagi untuk ngomongin masalah midlife crisis di “On the Rocks”.
Film ini bercerita tentang seorang istri yang curiga sama suaminya. Laura (Rashida Jones) adalah ibu dengan dua anak dan bekerja sebagai penulis buku. Suaminya, Dean (Marlon Wayans), sedang merintis sebuah perusahaan sehingga mengharuskan ia pergi kemana-mana. Jarang menghabiskan waktu dengan keluarga.
Setelah menemukan beberapa hal janggal, Laura ngobrol sama ayahnya, seorang playboy bernama Felix Keane (Bill Murray). Sang ayah pun langsung membantu, apalagi dengan bekal pengalamannya sebagai seorang playboy, dia pasti tahu kalau misalkan ada yang tidak beres.

Poin pertama yang menonjol di sini adalah bagaimana Sofia menampilkan latar tempat dari “On the Rocks”. Film ini bisa juga disebut sebagai surat cinta untuk New York. Kita akan diajak jalan-jalan ke beberapa tempat, dengan berbagai cara.
Ada yang memang langsung datang ke tempatnya, hingga dengan cara memaparkan hal unik mengenai tempat tertentu. Cara terakhir ini kelihatannya simpel, cuman ngomong doang. Tapi dialog yang terlontar dari sana menunjukkan kalau ini orang yang nulis kayaknya udah tahu seluk-beluk kota New York.
Dalam sebuah scene, Sofia terlihat bersenang-senang dengan sequence yang sedikit memacu adrenalin. Kalau misalkan kita tinggal di New York mungkin bakal menerka-nerka, “oh ini nih jalan yang itu lho”. Kurang lebih seperti itu. Visualisasi “The Big Apple” semakin terlihat cantik dengan pilihan grading yang memancarkan nuansa lavish yang kalem, namun tetap memesona.
Kemudian yang wajib diperhatikan di sini adalah kedua aktornya. Rashida Jones dan Bill Murray. Oh my God, mereka cocok banget berakting sebagai ayah dan anak.

Lalu, keduanya juga ditempatkan di porsi yang sesuai dan bisa menjalani tuntutan karakter dengan baik. Laura bukanlah karakter yang satu dimensional. Ia memang curiga kepada suaminya, namun di sisi lain kita juga bisa melihat anxiety juga, karena mungkin aja apa yang ia pikirkan itu adalah sesuatu yang terlalu berlebihan.
Di sisi lain, Felix Keane, sebagai playboy cap abang jago, udah kayak tau banget kalau ini emang benar ada yang gak beres. Tapi, perlu diperhatikan juga, di tahap resolusi kita akan melihat bahwa ada semacam batas yang dimiliki oleh kakek-kakek ini.
By the way, Bill Murray di sini keren, asli. Dia tetap seorang aktor yang berkarisma, lucu, keren, tapi di saat yang sama juga terlihat pale. Jelas ini sesuatu yang unik dan selalu bisa dimanfaatkan secara optimal oleh Sofia Coppola.
Komedinya menghibur dengan humor-humor yang sarat akan seksisme dan hal-hal konyol dari Bill Murray. Karena eksposisinya sudah jelas, maka kita akan disuguhkan oleh percakapan ayah-anak yang membahas soal wanita, dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Tidak hanya itu, agar menimbulkan sedikit sparks, Sofia selain menampilkan ke-playboy-an Felix secara gamblang juga jeli untuk membangun setting komedi dengan cara yang elok.
Dalam sebuah scene di restoran ketika Laura pertama kali bertemu Felix, treatment shot/reverse shot yang biasa dipakai untuk menjelaskan orang sedang ngobrol diakhiri oleh medium shot sebagai gong-nya. Karena sequence yang ada sudah disusun dengan baik, gong ini jadi kena dan lucu abis.

Kemudian ada juga yang adegan makan caviar. Itu jatuhnya konyol sih, tapi gemes. Kok bisa-bisanya kepikiran. Memang, ada juga dialog yang kurang lucu, namun secara keseluruhan “On the Rocks” tetap sajian yang menghibur walaupun ya gak sampai ngakak juga sih.
Masuk lebih dalam, sebetulnya ada poin yang relate banget sama kita, terutama bagi Chillers nih yang sudah membangun rumah tangga dan memiliki anak. Menjadi orang tua itu ibarat masuk ke fase kehidupan yang baru dan benar-benar berbeda. Untuk itu ada saatnya kita itu masih butuh bantuan orang tua, mendengar nasihatnya dan segala macam.
Tapi di sisi lain bukan berarti juga kita masih rela untuk,istilah kata, disetir sama mereka. Nah ini dia yang kelihatan banget di “On the Rocks”. Gimana enggak, ceritanya aja tau-tau belok menjadi ala-ala spionase begitu, which is membuat film jadi menarik.
Lewat cara ini, konflik antara ayah dan anak menjadi mudah dicerna, dan turut memainkan bagian yang penting. Berjalan beriringan dengan konflik utama, yang lebih mengarah kepada hubungan suami-istri. Apakah ini mengakibatkan overlapping? Hmmm itu tantangannya.

Setelah dilihat-lihat, sebetulnya tidak terjadi overlapping. Soalnya motif dari ayah-anak ini melakukan hal tak terduga itu adalah untuk mengetahui kebenaran yang bersangkutan langsung dengan rumah tangga Laura. Jadi perihal suspicious tetap menjadi yang utama, cuma tools-nya adalah dengan menggunakan relasi ayah-anak.
Di beberapa kesempatan bahkan film memberi ruang bagi konflik ayah-anak ini untuk muncul. Meski begitu, dalam satu sequence ada yang terasa dipaksakan dan agak cacat logika, karena sebetulnya tidak ada excuse bagi Laura untuk meledak. Bisa jadi ini adalah dampak dari mundane activities yang ia lakukan sehari-hari. Menjadi ibu rumah tangga, mesti urus anak, dan tetap membuat karya juga lewat novel-novelnya.
Tapi tetap, pada dasarnya Laura adalah orang yang menginisiasi kecurigaan ini dan ia juga yang membuat kondisi menjadi lebih buruk lagi. Kemudian bagi Chillers yang ingin mencari dramatic moment juga siap-siap kecewa. Tidak terdapat momen-momen dramatis yang nampol di sini karena pembawaan filmnya lebih santai. Paling mentok paling cuman ada di akhir film, sisanya adalah rasa penasaran.
Dari pengemasan yang ada, kita bisa melihat eksplorasi dari seorang Sofia Coppola. Ia membuat sebuah drama-komedi yang asik tentang bagaimana menjalani hidup di fase yang berbeda dan juga menjalin hubungan dengan orang-orang tercinta. Ringan, meski unsur dramanya tidak terlalu menonjol. Musik yang diciptakan oleh Phoenix pas dengan mood filmnya.

Terasa bukan seperti film bikinan Sofia? Ya. Tapi sebuah usaha untuk menampilkan sesuatu yang baru tentu merupakan sesuatu yang patut diapresiasi. Rashida Jones tampil solid sebagai karakter utama, namun Bill Murray tetap masih yang terbaik. Tidak terkejut jika ia menjadi nominee aktor pendukung terbaik di Oscar tahun depan.
Director: Sofia Coppola
Casts: Bill Murray, Rashida Jones, Marlon Wayans, Jessica Henwick, Jenny Slate, Barbara Bain, Nadia Dajani, Musto Pelinkovicci, Jules Wilcox, Alexandra Mary Reimer, Anna Chanel Reimer
Duration: 96 Minutes
Score: 7.8/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
On the Rocks
On the Rocks menceritakan seorang istri yang curiga sama suaminya. Laura (Rashida Jones) adalah ibu dengan dua anak dan bekerja sebagai penulis buku.Suaminya, Dean (Marlon Wayans), sedang merintis sebuah perusahaan sehingga mengharuskan ia pergi kemana-mana. Jarang menghabiskan waktu dengan keluarga.Setelah menemukan beberapa hal janggal, Laura ngobrol sama ayahnya, seorang playboy bernama Felix Keane (Bill Murray). Sang ayah pun langsung membantu, apalagi dengan bekal pengalamannya sebagai seorang playboy, dia pasti tahu kalau misalkan ada yang tidak beres.Bagaimana kisah selanjutnya dari film ini? Saksikan film menarik ini hanya di Apple TV+