“I knew exactly how I wanted to make it. I marked up my own copy of the hardcover. I didn’t want any backstory, no flashbacks, just a straight-ahead story that was done as realistically as possible.” – William Friedkin.
Ada banyak film ikonik dalam sejarah perfilman, tetapi di antara sekian banyak film dari berbagai genre tersebut mungkin hanya sedikit yang meninggalkan atau memberikan pengaruh baik untuk perkembangan film itu sendiri dan pengaruhnya dalam “kebudayaan populer”, seperti film “The Exorcist”. Film ini banyak menginspirasi generasi film selanjutnya baik lewat adegan-adegan di film itu sendiri atau pun melalui kontroversi yang muncul ketika film tersebut dirilis.
Film dokumenter “Leap of Faith: William Friedkin On the Exorcist” adalah film yang memberikan gambaran tentang proses pembuatan film itu sendiri. Dokumenter ini hanya menampilkan William Friedkin, sang sutradara film “The Exorcist” dalam suatu rangkaian wawancara panjang.
Friedkin menceritakan kisah filmnya yang ikonik itu dengan kata-katanya sendiri. Ia menyampaikan berbagai macam makna, detail dan pengaruh artistik di balik pembuatan “The Exorcist” tersebut. William Friedkin mengingat dan menguraikan pembuatan film horor yang dirilis pada tahun 1973 dengan sangat ekstensif.


Sebelumnya, Friedkin pada tahun 1971, menjadi sutradara terbaik lewat filmnya “The French Connection” yang mendapat penghargaan Oscar untuk dirinya. Selain itu film besutannya tersebut juga mendapatkan Piala Oscar untuk Skenario Adaptasi, Pengeditan, Film Terbaik dan Aktor Terbaik untuk Gene Hackman.
Di masa-masa puncaknya sebagai sutradara, ia memilih untuk membuat film dengan mengadaptasi novel laris karya William Peter Blatty yang menceritakan seorang gadis remaja yang kerasukan setan. William Blatty terinspirasi oleh kisah nyata tentang kerasukan dan pengusiran setan dari seorang anak laki-laki pada tahun 1949. Dan di dalam novel yang ditulisnya ia mengubah kisah itu menjadi seorang gadis kecil yang mengalami kerasukan.
William Friedkin dalam film ini berkisah tidak hanya tentang pembuatan film “The Exorcist” saja tapi ia juga turut mengisahkan perjalanan hidupnya tentunya lewat karya dan pengalamannya. Ia menceritakan kehidupan awalnya dan proses perjalanan bagaimana ia pada akhirnya ia “tergoda” menjadi pembuat film.


Pengaruh sineas film lainnya, seperti sutradara Robert Bresson dan Carl Theodor Dreyer, juga mempengaruhi karya-karya Friedkin, terutama film “Ordet” (1955) yang dibuat Dreyer yang memberikan inspirasi besar terhadap “The Exorcist”.
Sutradara pemenang Oscar tersebut juga mengungkapkan karya-karya seni lainnya yang turut memberi inspirasi dalam “The Exorcist” terutama lewat seni lukis karya Caravaggio, Vermeer, Rembrandt dan Rene Magritte yang melukis “The Empire Of Light” dimana lukisan itu menginspirasi bidikan kamera dalam adegan Pastor Lankester Merrin yang diselimuti cahaya dan kabut ketika sang pastor mendatangi rumah Regan di tengah malam.
Dia juga menjelaskan bagaimana di menit-menit terakhir ia mengganti aktor Stacy Keach dengan Jason Miller yang kebagian peran sebagai Pastor Karras, atau bagaimana aktris Mercedes McCambridge mempersiapkan perannya sebagai suara setan dan menolak dua komposer kenamaan yang menulis score music “The Exorcist”.
Di waktu lainnya ia juga bercerita tentang perselisihannya dengan William Blatty tentang beberapa adegan di film atau klaim dari Friedkin yang mengatakan bahwa Blatty menawarinya sejumlah uang agar ia dapat berperan sebagai Pastor Karras.


Sutradara yang sekarang berusia 85 tahun ini dengan penuh semangat memberikan “cerita hiburan” tentang bagaimana ia mengarahkan aktornya dalam film tersebut seperti halnya ia menampar William O’Malley ketika didapatinya gagal menampilkan reaksi emosional yang diinginkannya sehingga dengan memberi tamparan kepada O’Malley akhirnya dapat menangis di depan kamera, atau bagaimana ia mengarahkan Max Von Sydow yang mengaku bahwa ia seorang ateis sehingga tidak dapat memainkan perannya secara maksimal dalam berperan sebagai Pastor Merrin.
Menarik juga di film dokumenter ini mendengar pemikiran Friedkin tentang film-filnya yang lain seperti “The French Connection”, “Killer Joe” atau juga “Sorcerer”. Friedkin harus diakui adalah sosok yang kontradiksi, tetapi dia bekerja dengan visinya yang tak tergoyahkan sehingga dengan keteguhannya itu ia dapat menghasilkan karya-karya yang ikonik. Di luar tentang kisah pembuatan film ini, kita dapat banyak belajar melalui pengalaman Friedkin membuat film dan pada akhirnya juga film itulah yang berbicara sendiri.
Alexander O. Philippe sebagai sutradara film dokumenter ini, memang telah berpengalaman membuat sejumlah film dokumenter diantaranya ada “Doc of The Dead” (2014), “78/52: Hitchcock’s Shower Scene” (2017), dan “Memory: The Origins of Alien” (2019). Philippe mengambil angle yang berbeda untuk film dokumenternya ini dengan berfokus hanya satu subyek, William Friedkin itu sendiri.


Ia memberikan kebebasan pada Friedkin untuk berbicara secara panjang lebar tentang berbagai proses kreatif dalam pembuatan film atau pun di luar subyek dari film itu. Philippe memakai gabungan klip dari filmografi Friedkin untuk melengkapi dan membantu ingatan sutradara William Friedkin.
Philippe terbantu juga oleh gaya bicara Friedkin yang tampil di sini sebagai seorang pendongeng yang baik, ia terkadang bicara secara eksplosif dan kadang menyudutkan dengan detail-detail kecil dan daya ingat yang mengesankan sehingga wawancara yang ada tidak pernah membosankan ditambah dengan adanya pengeditan yang pas menjadikan film ini seperti obrolan panjang tapi juga menyenangkan.
Director: Alexander O. Philippe
Cast: William Friedkin
Duration: 104 minutes
Score: 7.8/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
Leap of Faith: William Friedkin On the Exorcist
'Leap of Faith: William Friedkin On the Exorcist' merupakan film dokumenter yang akan mengulas visi dari sutradara William Friedkin dalam membuat the Exorcist yang fenomenal hingga saat ini, dan menjadi rujukan banyak film di dunia