Sejarah mencatat, sinema memiliki hubungan yang bagus dengan makhluk-makhluk predator yang hidup di laut. Mulai dari film seperti ‘Piranha’ yang dengan senang hati mencabik-cabik mangsanya, sampai ‘Jaws’ yang begitu agung dan menjadi salah satu penanda kebangkitan blockbuster modern. Banyaknya predator laut yang ada, memiliki daya tarik tersendiri diantara para fansnya, begitu pula dengan banyaknya film bergenre seperti ini difilmkan, baik untuk skala low budget yang dibuat ala kadarnya sampai high budget yang digarap dengan sangat serius, dengan menampilkan efek CGI yang sangat mumpuni hingga akhir film, sehingga dapat memberi ketegangan dari para audience yang menatap layar lebar. Tapi, saat ini pamor film-film seperti ini seakan menurun. Orang-orang lebih suka pergi untuk menyaksikan film-film superhero yang sekarang memang lagi booming. Film-film yang menyertakan pemangsa laut semacam hiu sudah tidak seganas dulu. Untuk itu, sepertinya dibutuhkan sesuatu yang lebih besar untuk kembali merebut perhatian. Sesuatu yang besar dalam artian sesungguhnya dan ide untuk membawa kembali hiu purba berukuran raksasa tentunya patut diperhitungkan.
Disutradarai oleh Jon Turteltaub (National Treasure 1 & 2) dan menjadi film yang diproduksi bersama antara Warner Bros dengan beberapa rumah produksi asal Cina. ‘The Meg’ bercerita tentang sebuah penelitian bawah laut dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti-bukti terkini mengenai sebuah kerajaan yang hilang (Atlantis?) dan terkubur di Laut Cina Selatan. Sayang, para peneliti tidak tahu kalau ada bahaya mengintai mereka dari kedalaman laut. Dua ekor Megalodon yang awalnya dianggap sudah punah, ternyata masih bertahan. Selanjutnya bisa kamu tebak sendiri, lah. Dua Megalodon ini akan memporak-porandakan para peneliti beserta fasilitas mereka dan tidak lupa mereka juga akan memperlihatkan dirinya ke permukaan laut sehingga tampak jelas betapa besar dan buasnya Megalodon ini.
Siapa yang akan melawan para pemangsa ini? Well, dia pasti harus seseorang yang tangguh. Maka, dipilihlah Jason Statham yang sudah menyelesaikan urusannya dengan Dominic Toretto di film “Fast and Furious”. Jason tidak punya banyak waktu untuk bersantai karena ia akan langsung berhadapan dengan Megalodon yang ukurannya jelas lebih besar lagi dibanding Dom: 15-20 meter. Megalodon jelas bukan lawan yang sepadan, tapi yah, kapan lagi bisa mendapatkan kesempatan untuk setidaknya mencubit sang penguasa laut jutaan tahun yang lalu? “This is as good as it gets, mate.” ujar Jason di lokasi syuting film The Meg.
Belum puas dibintangi oleh aktor laga kelas A, ‘The Meg’ juga diproduksi dengan mindset yang berbeda. Ini bukan film kelas B yang mungkin akan dibayangkan oleh orang banyak, apalagi setelah cuplikan trailer-nya dirilis. ‘The Meg’ merupakan major blockbuster dari salah satu studio besar Hollywood. Skala budget-nya besar sekali, yaitu mencapai US$ 150 juta. Jadi, sepertinya tidak berlebihan kalau kita mengharapkan sebuah kekacauan yang super masif di dalam film ini. Selain tampilan Megalodon yang pastinya akan dibuat memanfaatkan teknologi tingkat tinggi, terdapat pula adegan-adegan chaos yang melibatkan kapal-kapal yang hancur atau ribuan figuran yang panik menghindar dari terjangan Megalodon. Nah, guna merealisasikan hal ini, ‘The Meg’ melakukan proses syuting di beberapa tempat seperti Auckland – Selandia Baru, kemudian Pulau Hainan dan Sanya Bay di Cina.
Tekanan? Pasti ada. Tapi alih-alih berpikir soal itu, sutradara Jon Turteltaub lebih tertarik untuk fokus membuat ‘The Meg’ sesuai dengan apa yang dia inginkan, sembari menyelesaikan tantangan yang ada di depan. “Kami tidak membuat film semacam ‘Supershark vs Enormo-Turtle’ tapi di sisi lain kami juga tidak membawa diri untuk terlalu serius”, ungkap Jon mengenai cara dia dan tim meng-handle pressure. Ini kemudian diamini oleh para pemeran yang menganggap sang sutradara sebagai orang yang “sersan”, serius tapi santai. “Dia adalah kartunya. Apa yang dilakukan oleh Jon adalah melucu. Dia bertingkah bodoh setiap saat, mencoba untuk membuat semuanya merasa tenang. Tapi, (di balik itu) Jon memiliki kemampuan teknis yang luar biasa. Dia tahu apa yang dia lakukan dan itu berjalan dengan baik.” ujar Jason Statham. Terbukti, tindakan Jon memunculkan aura positif dan antusiasme yang menyebar ke lingkungan set. Biasanya ketika dikunjungi oleh para jurnalis, film-film dengan bujet besar seperti ini orang-orangnya suka terlihat lelah. Tapi, ketika mengunjungi lokasi syuting ‘The Meg’, yang nampak adalah keceriaan yang menyenangkan tanpa henti. Para pemeran pun dapat menikmati waktu mereka ketika ngobrol dengan jurnalis yang hadir.
Sudah tidak sabar lagi melihat aksi Megalodon ini di layar lebar? Chillers dapat menyaksikan aksi hiu purba Megalodon di film ‘The Meg’, mulai akhir Juli ini hanya di bioskop terdekat di kota kamu.
