“These creatures were here before us. And if we’re not careful… they’re going to be here after. Life cannot be contained. Life breaks free. Life… finds a way.” – Ian Malcolm.
Setelah tiga tahun menunggu, akhirnya sekuel dari Jurassic World (2015) ini bisa Chillers saksikan di layar lebar. Dari tiga trailer utama yang sudah mulai beredar sejak lima bulan lalu, film ini memang terasa menjanjikan, terlebih ketika melihat tampuk sutradara yang sekarang dipegang oleh J.A Bayona (The Orphanage, A Monster Calls). Setelah di film sebelumnya Collin Trevorrow dengan suksesnya membawa kembali kepopuleran trilogi Jurassic Park yang hampir padam ke masyarakat luas. Dan memang setelah 25 tahun Steven Spielberg berhasil dan sukses merilis film pertamanya yang diadaptasi novel Michael Crichton ini, tantangan berikutnya yang muncul adalah bagaimana mengangkat Jurassic World ke-2 ini lebih meningkat ke level berikutnya. Kini di tangan Bayona, Jurassic World mendapatkan tantangan yang berarti dalam segi penggarapan dan cerita. Collin Trevorrow yang sekarang menduduki jabatan produser dan penulis naskah, tidak terlibat langsung dalam film ini karena terkait kontraknya tahun lalu dengan Lucasfilm dalam menyutradarai Episode IX dari Star Wars. Jurassic World: Fallen Kingdom digadang akan menyajikan lebih banyak spesies Dinosaurus yang belum pernah ada di film-film sebelumnya.
Bersetting tiga tahun setelah taman rekreasi Jurassic World ditutup, gunung berapi Isla Nublar yang ada di pulau tersebut akan menghadapi fase erupsi vulkanik yang menyebabkan pulau tersebut tidak dapat dihuni lagi. Warga dunia diambang kebimbangan diantara menyelamatkan spesies purbakala yang hidup di pulau tersebut, atau membiarkan mereka kembali punah. Claire Dearing (Bryce Dallas Howard) tentu saja tidak tinggal diam. Claire bekerja sama dengan mantan partner John Hammond sang pendiri Jurassic Park, Benjamin Lockwood (James Cromwell) untuk mengungsikan hewan tersebut ke pulau-nya yang lain. Namun akuntan Lockwood, Eli Mills (Rafe Spall) memiliki tujuan lain. Membuat pasukan Raptor baru dengan menggabungkan DNA Indominus Rex dengan Velociraptor, Eli juga berniat untuk mencari keuntungan dengan menjual setumpuk spesies Dinosaurus yang mereka selamatkan dari Isla Nublar.
Di menit-menit awal, film sudah diawali dibuka dengan aksi menegangkan pencurian DNA Indominus Rex yang menyebabkan lepasnya Mosasaurus (dinosaurus besar yang hidup di dalam air, memangsa Indominus Rex di akhir Jurassic World lalu). Pada adegan pembuka ini, Jurassic World: Fallen Kingdom menggunakan palet warna yang lebih kelam dan bernuansa gelap bila kita bandingkan dengan film sebelumnya Jurassic World lalu yang cenderung ceria dan penuh warna. Paruh awal hingga pertengahan film anda akan disuguhi nostalgia ke dalam taman yang telah hancur. Tak banyak pula shot-shot film yang mengacu kemiripan pada shot trilogi Jurassic Park sebelumnya (contoh salah satunya, scene dimana T-Rex mengaum setelah mengalahkan Carnotaurus yang dapat anda temukan juga dalam Jurassic Park, dan Jurassic Park III). Hal tersebut rupanya bertujuan untuk membawa penonton bernostalgia akan rasa dejavu terhadap scene tersebut.
Mulai dari pertengahan film, keindahan lansekap akan hilang tergantikan dengan shot–shot minim di ruangan rumah Lockwood. Disinilah sisi gelap dari Jurassic World dimulai. Atas mandat Trevorrow, Bayona mulai merealisasikan elemen gotik, ketegangan dan ketakutan hingga akhir film. Untuk mengekspresikan hal tersebut, Bayona menggunakan iPod nya untuk memainkan musik yang dapat menginspirasi aktor selama proses syuting. Termasuk suara auman T-Rex untuk mendapatkan reaksi tegang dan takut yang natural dari para aktor di lokasi. Tak hanya itu, penggunaan boneka animatronik yang menyerupai wujud asli dinosaurus digunakan untuk meminimalisir penggunaan CGI, agar setiap detail makhluk tersebut lebih terlihat nyata seperti aslinya. Bahkan desain karakter Indoraptor terlihat elegan dan stand-out dibandingkan karakter dinosaurus lainnya, garis kuning emasnya mungkin dapat menjadikannya Best Good Looking Dinosaurs di film ini.
Pesan yang dapat diambil dari hasil kolaborasi kerja antara Trevorrow dan Bayona ini tidak lain mengangkat rasa kemanusiaan terhadap makhluk gelap buatan manusia itu sendiri. Dan bagaimana rasa keserakahan manusia dapat menutupi rasa belas-kasih terhadap hewan yang tidak lain adalah makhluk hidup seperti manusia itu sendiri, dapat merasakan sakit, hidup, lapar, dan banyak hal. Dan satu lagi, di ending cerita Chillers bisa menemukan closing menarik yang akan merubah perjalanan film ini kedepannya.