“I saw someone, someone else on the second floor. I always hear footstep at night, tap, tap, tap.” – Haruka Honjo.
Seperti yang pernah dimunculkan dalam preview serial ini sebelumnya, serial “Ju-On: Origins” yang belum lama ini tayang perdana di Netflix, untuk kali pertamanya muncul dalam bentuk serial TV sebanyak enam episode.
Dan film yang pertama kalinya digagas oleh Takashi Shimizu di awal tahun 2000 ini, mulai mendapatkan reputasinya sebagai rumah terkutuk bagi mereka yang pernah ke tempat itu. Rumah itu dikutuk karena dendam, yang dimulai ketika seorang wanita, putranya, dan kucingnya dibunuh oleh suaminya yang cemburu.
Sekarang, ketika banyak orang melihat wajah berpakaian putih di rumah, mereka diikuti dan dihantui seumur hidup. Tetapi sekarang serial ini tak melulu menceritakan wanita berkulit putih yang menguasai rumah tersebut, tapi reputasinya yang selama ini mentereng untuk menghantui siapa pun yang ada di rumah tersebut.

Awal dimulai, footage berita ditampilkan di televisi dengan suara mengatakan “Ju-on terinspirasi oleh peristiwa nyata. Semua acara ini berasal dari satu rumah. Namun, kejadian sebenarnya jauh lebih menakutkan daripada yang ada di film. ”
Pada tahun 1988, penulis dan pakar paranormal Yasuo Odajima (Yoshiyoshi Arakawa) melihat rekaman sebuah acara TV, saat dia sedang di atas panggung bersama seorang aktris muda bernama Haruka Honjo (Yuina Kuroshima). Haruka mengatakan kalau ia mendengar suara langkah kaki misterius di rumahnya, dan bahkan merekamnya.
Setelah acara itu ditayangkan, dia mengirimi Yasuo rekaman itu untuk dianalisa. Dia sedang menulis buku tentang kumpulan cerita orang-orang yang dihantui, dan rekaman ini menarik baginya.
Kembali lagi ke rekaman acara TV, setelah selesai, Haruka mendekati Yasuo, ingin tahu tentang minatnya pada cerita hantu. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia pindah dari tempat dia membuat rekaman, karena pacarnya Tetsuya (Kai Inowaki) melihat sesuatu yang aneh di sana yang membuatnya sangat ketakutan sehingga dia mengatakan mereka harus pergi.
Yasuo kemudian bertanya pada Tetsuya tentang hal itu, dan Tetsuya menjelaskan kalau dia tadinya berminat membeli rumah itu, sehingga dia dan Haruka dapat pindah dan menikah. Dia kemudian melihat sosok hantu putih (Seiko Iwaido) di sana dan kemudian ia keluar dari rumah itu.

Tetapi sosok hantu itu telah mengikutinya ke mana pun dia berada, termasuk apartemen pacarnya dan, seperti yang akan kita lihat nanti, apartemennya sendiri. Ketika Yasuo mengatakan dia ingin mengunjungi rumah itu, Tetsuya menolak untuk memberitahunya di mana itu.
Di beberapa scene berikutnya terlihat Haruka pulang dan melihat Tetsuya tidur di lantai. Dia mengatakan itu bukan apa-apa, tetapi kemudian mereka berdua ketakutan ketika mendengar langkah kaki yang sama, kemudian sebuah pintu dibuka dan lampu dinyalakan. Tetsuya membayangkan wanita berpakaian putih menggendong bayi dan dirinya mulai berteriak melihat hal tersebut.
Sementara itu di tahun yang sama dan cerita yang berbeda, seorang gadis bernama Kiyomi Kawai (Ririka) memulai kelasnya di sekolah baru di pertengahan tahun. Perpindahannya yang begitu mendadak, membuatnya menggunakan seragam sekolah lamanya.
Suatu hari ia diajak dua teman sekelasnya, Yoshie (Nana Owada) dan Mai (Hitomi Hazuki), ke ‘Cat Mansion’, sebuah rumah kosong yang telah menarik banyak kucing. Mereka juga mengajak seorang teman lelakinya bernama Yudai (Koki Osamura), namun setelah mereka mulai masuk rumah tersebut, mereka bersekongkol dan Kiyomi diperkosa Yudai dan dilecehkan oleh kedua teman sekelasnya di rumah terkutuk itu, tak lama Kiyomi kesurupan di rumah tersebut.

Dia kemudian pulang dengan Yudai, yang memperkosanya, hanya untuk menariknya lebih jauh lagi ke tingkat yang lebih mematikan lagi.
Setelah tragedi memilukan yang dialami Kiyomi, timeline kemudian masuk ke tahun 1994, di mana Kiyomi sekarang menjadi seorang ibu. Kiyomi masih saja dihantui kutukan itu, dan amarahnya telah menulari suaminya, Katsuji. tetapi kemarahan yang mengutuknya juga telah tertular pada suaminya, Katsuji.
Anak mereka, Toshiki, sangat menderita. Keduanya meninggalkan Toshiki dan hubungan mereka telah mencapai titik terendah, dan mereka masih dihantui kutukan rumah tersebut, dan pada akhirnya Kiyomi memutuskan untuk membunuh suaminya dan tetap saja rasa sakit akibat pemerkosaan yang ia alami dulu masih ia rasakan.

Itulah secuil kisah “Ju-On: Origins” yang dikemas dengan kisah mencekam di setiap episodenya, yang berdurasi kurang dari 30 menit. Penulis naskah Hiroshi Takahashi dan Takashige Ichise memang menggunakan banyak plot di tiap episodenya, hal tersebut membuat kita maju mundur sambil berusaha mengingat lagi apa yang sudah diceritakan sebelumnya.
Karena timeline-nya sendiri sangat bervariasi dan transisi antar linimasa itu membuat serial ini sangat menarik. Sejak dimulai tahun 1988 yang dikemas dalam dua episode pertama dan yang ketiga terjadi pada tahun 1994. Namun lompatan waktu tersebut tetap diarahkan secara konsisten dengan tingkat creepy yang dimunculkan.
Kutukannya juga konsisten dan juga unik. Kutukan itu tak hanya menimpa orang yang pernah masuk ke rumah tersebut, tapi bisa juga ditularkan lewat orang terdekat kita yang sebelumnya pernah singgah ke situ. Itulah yang terjadi pada Haruka yang terus diikuti, karena lewat pacarnya lah ia bisa terkena.
Dan dalam kasus Kiyomi, kutukan mengubah hidupnya dengan cara yang aneh, terutama dalam hubungannya dengan Yudai. Yang coba diungkapkan adalah kutukan ini menimbulkan dampak yang berbeda-beda bagi setiap orang yang terkena.

Konsep yang diangkat dalam serial “Ju-On: Origins” memang menampilkan kisah yang lebih “nyata” dan menjadi dasar dari film layar lebar Ju-On. Dengan konsepnya yang lebih original, serial ini terkesan tidak menakutkan sama sekali, berbeda dengan film layar lebarnya, walau keduanya hadir dengan gayanya masing-masing.
Perlu diingat juga, serial ini tak semata menjual elemen jumpscares atau penampakan wanita atau anak berkulit putih dengan rambut panjang menjuntai, yang merupakan signature style dari franchise film ini. Kekuatannya ada dalam narasi non-linear yang muncul dalam beberapa timeline.
Gaya narasi semacam ini memang tak mudah. Dibutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi agar kita dapat merangkai beberapa kisah yang dimunculkan.
Well, yang jelas serial ini akan menuntaskan rasa kangen buat kita yang menyukai film aslinya dari Jepang, terlebih adaptasi Hollywood-nya bisa dibilang gagal total. Pada akhirnya, di akhir episode, kutukan yang coba dimusnahkan, masih saja meneror. Apakah serial ini akan berlanjut ke season 2? Kita nantikan saja kabar terbaru dari serial ini hanya di Netflix.
Director: Sho Miyake
Casts: Yoshiyoshi Arakawa, Yuina Kuroshima, Ririka, Kana Kurashina, Koki Osamura, Seiko Iwaido, Kai Inowaki, Tokio Emoto, Nobuko Sendo, Ryushin Tei, Yuya Matsuura, Kaho Tsuchimura
Duration: 170 Minutes – 6 Episode
Score: 6.5/10
The Review
Ju-On: Origins
Adaptasi dari film horor Jepang legendaris Ju-On kini dimunculkan dalam bentuk serial di Netflix sebanyak enam episode. Serial ini tampil dengan kisah yang lebih orisinil dan muncul dengan beragam kisah menakutkan dari rumah terkutuk tersebut.Apakah serial ini jauh lebih baik dari pendahulunya? Kita saksikan saja di Netflix.