Tahun 2018 sudah setengah jalan, itu berarti waktunya kita me-recap apa saja yang sudah didapatkan selama enam bulan ke belakang. Kabar baik, sepertinya paruh pertama tahun ini tidak mengecewakan. Di luar film-film “awards season” yang rilis terlambat, film-film besar rilisan asli banyak yang berhasil menunjukkan tajinya dan tampil tidak mengecewakan, atau yah, setidaknya sesuai harapan. Kemudian ada juga film-film kejutan yang tiba-tiba “nongol” dan memberikan warna baru. Terakhir, film-film yang terkesan “idealis” dan berstatus langka juga tidak ragu dilempar ke pasar agar bisa menunjukkan jati diri mereka sendiri.
Berikut adalah 10 film terfavorit kami sejauh ini, yang diambil dari paruh pertama 2018. Film-film tersebut adalah film-film yang kami ambil dengan mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, hanya yang dipertunjukkan secara legal di bioskop atau layanan streaming online Netflix. Kedua, merupakan film yang memang rilisan tahun 2018, bukan rilisan 2017 ke belakang yang baru dirilis di Indonesia pada tahun 2018. Ketiga, tentunya merupakan film-film yang sudah kami tonton. Memang sih, tidak akan ada judul-judul seperti “The Killing of A Sacred Deer”, “Along with the Gods”, “Isle of Dogs”, “Darkest Hour”, “Lady Bird”, “The Shape of Water” dan semacamnya. Tapi kami tetap yakin bahwa daftar ini masih berisikan film-film terbaik dan sangat layak dinikmati movie freaks.
Ini dia 10 film terbaik paruh pertama tahun 2018 (diurutkan secara alfabetikal):
- A QUIET PLACE
Release: April 2018
Director: John Krasinski
Satu hasil eksperimen yang membanggakan dari seorang John Krasinski. Ia tidak hanya bisa membangun penuansaan, namun juga penceritaan yang bagus dari premis yang simpel sehingga ‘A Quiet Place’ tidak hanya menegangkan tapi juga solid pun mudah dicerna. Ditambah dengan akting brilian dari Emily Blunt yang tak lain tak bukan adalah istrinya sendiri, film ini benar-benar menjelma sebagai tontonan rasa baru yang ngehe dan memaksa senam jantung tanpa henti. Penempatan kejutan demi kejutan yang tepat berkat teknik sinematografi dan sound (baik mixing maupun design), kemudian editing yang rapih mengalir, bikin ‘A Quiet Place’ nampak sunyi, namun tidak membosankan sama sekali. Ending yang jauh dari kata malas karena dibiarkan terbuka memberikan energi lebih kepada penontonnya dan semoga keputusan tersebut terbayar lunas di film kedua.
- ANNIHILATION
Release: Februari 2018 (Netflix)
Director: Alex Garland
Sangat disayangkan film seperti ini tidak rilis di bioskop Indonesia, padahal kami sudah melihat trailer-nya yang ketika itu diputar di salah satu media screening. Annihilation sendiri bisa dibilang merupakan salah satu film sci-fi terbaik tahun ini. Sebuah perjalanan menguak ke dalam kegelapan hati, yang menandai karir salah satu sutradara sekaligus penulis naskah Alex Garland (Ex Machina) sebagai salah satu film terbaiknya. Putus asa untuk memahami apa yang terjadi dengan suaminya (Oscar Isaac) pada misi terakhirnya, seorang ahli biologi (Natalie Portman) melakukan perjalanan bersama empat rekannya (Jennifer Jason Leigh, Tessa Thompson, Gina Rodriguez, Tuva Novotny) ke daerah misterius yang dikenal sebagai ‘Shimmer’. Perjalanan misterius ini kemudian menimbulkan rasa halusinasi, perpecahan, dan replikasi — dinamika yang pada ujungnya menjadi pemusnahan yang merupakan fundamental dari setiap aspek eksistensi. Dengan pola maju-mundur, film ini juga menampilkan imaji sureal yang sangat indah, berbeda dari banyak film sci-fi lain terlebih dengan nuansa thriller mencekam dari beberapa makhluk yang muncul disitu.
- AVENGERS: INFINITY WAR
Release: April 2018
Director: Joe Russo & Anthony Russo
Ini bukan sekedar film yang berisi adegan baku hantam para superhero MCU melawan Thanos. Infinity War lebih menjadi pintu besar yang diukir secara mewah, di mana pintu tersebut menjadi pintu masuk bagi kita sebelum melihat peperangan yang sesungguhnya. Sutradara Joe dan Anthony Russo sadar bahwa mereka harus membuat penceritaan yang baik dan itu jelas tidak dapat dilakukan jika menumpukkan seluruh jagoan di satu garis cerita yang sama. Maka dari itu, diaplikasikanlah teknik multi-storytelling di beberapa latar berbeda yang mana disatukan oleh satu entitas villain yang sama. Aftertaste-nya terhitung tega. Film meninggalkan penonton pada posisi yang berada di antara tiga sensasi berbeda; penasaran, penantian, dan dipermainkan. Sebuah arahan yang smart agar semuanya makin menunggu apa yang akan terjadi di film berikutnya, yang katanya akan memunculkan peran besar dari para “original members” Avengers.
- BLACK PANTHER
Release: Februari 2018
Director: Ryan Coogler
Banyak yang bilang kalau film ini sangat ditunggu-tunggu karena menempatkan karakter kulit hitam sebagai sosok pahlawan utamanya. Sungguh statement yang sangat basi karena Black Panther jelas lebih dari sekedar memunculkan kembali diveristas dalam perfilman Hollywood lewat karakter T’Challa (Chadwick Boseman) semata. Film ini lebih tepatnya mengangkat tema Wakanda secara keseluruhan dan itu memang tercermin dari gayanya. Tapi, yang paling disukai di sini adalah bagaimana Black Panther menempatkan diri bukan menyangkut T’Challa dan takhta saja, namun lebih luas lagi yaitu mengenai Wakanda dan dunia. Sebagai raja muda, ia dihadapkan pada sebuah pilihan sulit dan hal tersebut membenturkan dua unsur besar yang biasanya juga terjadi di dalam kehidupan kita, yaitu perbedaan paham pemikiran antara yang tua dan yang muda. Didukung oleh para karakter pendukung yang tidak kalah supernya, kejayaan Black Panther jauh dari kata wacana.
- DEADPOOL 2
Release: Mei 2018
Director: David Leitch
Wade Wilson aka Deadpool mencoba untuk menjadi pribadi yang berkembang dengan caranya sendiri. Film ini tahu betul kalau orang-orang sudah paham seperti apa Deadpool itu sehingga mereka tidak kembali bermain dengan kartu yang sama. Sutradara David Leitch mencoba untuk membuka pintu berikutnya dari life stage seorang Wade Wilson. Nah, untuk mengembangkan dasar ini, mereka lalu memanfaatkan sebuah kejadian yang dengan cerdasnya memasukkan satu problematika kehidupan yang sering ditemukan yaitu ketika seseorang dihadapkan kepada pilihan “Do the right things, or do the things right”. Masih terkait dengan jadi pribadi yang lebih baik, Deadpool 2 memang betul-betul adalah film keluarga karena keluarga menjadi bahan bakar utama bagi para karakter pentingnya untuk bertindak. Duo Rhett Reese dan Paul Wernick tetap dipertahankan sehingga pola cerita masih kurang lebih sama, di mana penonton tidak diberi ruang untuk menebak dan di saat yang itu pula kejutan demi kejutan terus bermunculan, bahkan hingga post credit selesai.
- GAME NIGHT
Release: Maret 2018
Director: John Francis Daley & Jonathan Goldstein
Kalau berbicara tentang film yang underrated, Game Night adalah juaranya. Film ini layak untuk mendapatkan apresiasi yang jauh lebih besar dan positif karena mereka menyuguhkan satu bentuk hiburan yang benar-benar keren. Film komedi dengan pendekatan thriller yang sarat akan permainan-permainan populer, jokes-jokes pop culture dan unsur black comedy yang digoreng sampai matang. Dialog yang diucapkan oleh para pemerannya juga kena banget, di mana selain bisa membangun suasana kocak dialog ini juga secara tak langsung dapat mengajak kita untuk bermain bersama juga. Drama keluarga yang menjadi hati film ini juga tidak luput dari penggarapan. Film sukses mengaitkan dengan saksama antara kejadian “Game Night” dengan kondisi dua pemeran pentingnya. Terlihat, dari sini film memiliki story design thinking yang solid di mana event permainan tadi dijadikan alat untuk rekonsiliasi sebuah “sibling rivalry”.
- HEREDITARY
Release: Juni 2018
Director: Ari Aster
Horor-arthouse yang sedang booming ketika artikel ini ditulis. Sudah mulai dibicarakan semenjak debut di Sundance Film Festival bulan Januari lalu, Hereditary secara konsisten tidak hanya menakuti tapi juga meneror penonton sampai mereka hopeless sendiri. Disutradarai oleh Ari Aster, film ini lebih doyan menyerang sisi psikologis kita lewat visi sutradara dan juga performa akting yang luar biasa. Untuk segi ceritanya, Hereditary bukan tipe film yang menakuti dengan memanfaatkan formula yang biasa kita nikmati. Alih-alih ketakutan berujung jumpscares tidak karuan, Ari lebih suka menampilkan penampakan secara halus dan cengkramannya pun tidak dibuat tergesa-gesa sehingga kita bisa fokus, meskipun merinding pula di saat yang sama. Dinamika keluarga yang diterjemahkan lewat cerita dan akting yang luar biasa (terutama dari Toni Collette) memperkaya isinya. Semua diramu dengan padu sampai akhir kisahnya yang terkesan provokatif.
- INCREDIBLES 2
Release: Juni 2018
Director: Brad Bird
Penantian selama 14 tahun yang tidak sia-sia. Dengan cerita yang efisien, di mana Brad Bird memutuskan untuk mengambil latar waktu tidak jauh dari film pertama, Incredibles 2 justru punya banyak senjata untuk membuat satu kisah di mana seluruh pilar dapat mendukung tema besarnya yaitu tentang sebuah keluarga yang dianugerahi kekuatan super. Lewat pintu pembuka yang kurang lebihnya mengandung permasalahan yang umum dijumpai di film-film superhero, Incredibles 2 kemudian memasukkan masalah tadi dalam lingkup keluarga lalu membaginya dengan rapih menjadi dua bagian yang porsinya sama besar yaitu Elastigirl (Holly Hunter) yang kini keluar untuk memberantas kejahatan dan Mr. Incredible (Craig T. Nelson) yang menjaga anak-anak di rumah. Kombinasi dari dualisme tersebut menghasilkan hal-hal yang membuat film memenuhi ekspektasi. Mereka memiliki aksi, komedi, dan hati. Great powers, great responsibilities.
- READY PLAYER ONE
Release: Maret 2018
Director: Steven Spielberg
Diadaptasi dari novel karya Ernest Cline, RPO memiliki fakta unik di mana nama Steven Spielberg memang betul-betul di-mention di dalam bukunya. Dipenuhi oleh BANYAK karakter-karakter pop culture, musik-musik 80-an, hingga game-game arcade legendaris, film betul-betul membawa kita kabur sejenak ke sebuah dunia yang hanya bisa diciptakan di sinema. Tapi, kegemilangan RPO tidak hanya sampai di sana. Film ini juga berhasil memadupadankan cerita sehingga penonton bisa mengerti efek yang terjadi secara vice versa antara dunia Oasis dan dunia nyata. Sebuah perayaan akbar tentang menjadi diri sendiri, dan berjuang atas apa yang kamu cintai. Harapan untuk melihat kembalinya Spielberg benar-benar terealisasi lewat eksekusi imajinasi tingkat tinggi. First to the key!
- SICARIO 2: DAY OF THE SOLDADO
Release: Juni 2018
Director: Stefano Sollima
Merupakan sekuel dari Sicario (2015) yang kala itu disutradarai oleh Denis Villeneuve. Walau kali ini minus Emily Blunt, film ini tetap tampil dark, cenderung provokatif dan powerful dari segi action. Isu terorisme dan human trafficking tetap menjadi isu menarik yang kali ini disajikan dengan perspektif berbeda oleh Sollima. Benicio del Toro pun tetap tampil dingin dan penuh misteri, walau sekarang dia tampil lebih sedikit manusiawi. Dengan setting yang sedikit berbau western, close combat ala warfare, dan penggunaan high tech memang membuat film ini agak sedikit berbeda pakem, ketimbang versi pertamanya yang didominasi dialog intense antar karakter. Semua ini membentuk sekuel Sicario versi stand-alone yang diharapkan pada sekuel berikutnya akan terlihat kedalaman cerita yang memiliki benang merah lebih nyata.
Itu dia sepuluh film terfavorit versi kami sejauh ini di tahun 2018. Hasil akhir dari daftar ini tentu akan keluar di akhir tahun nanti dan bisa jadi dari sepuluh film di atas hanya beberapa saja yang masih sanggup bertahan hingga akhir. Kita tidak pernah tahu. Satu hal yang pasti, kami sama sekali tidak kecewa dengan performa film-film dari paruh pertama. Mereka luar biasa, dan semoga tren positif seperti ini terus dilanjutkan oleh film-film paruh kedua. Anyway, bagaimana dengan kamu? Apakah Chillers punya versi sendiri untuk menentukan film terfavorit masing-masing? Feel free to give your thoughts and comments below. Cheers!