“Can’t believe I don’t have a compass on my thermos.” – Hubie Dubois.
Ngomongin soal film ini yang terpikir cuma satu. Apakah Adam Sandler menepati janjinya untuk membuat film terbururk, bahkan secara moral dan tujuan, pokoknya terburuk yang pernah ia buat?
Sedikit flashback, Adam menjanjikan hal ini jika dirinya tidak masuk memenangkan Oscar untuk kategori pemeran utama pria terbaik lewat perannya di “Uncut Gems”. Yup, Ia tidak berhasil melakukannya, jadi seharusnya ini film adalah film yang menjadi jawaban atas “kekecewaan” Adam tersebut.
“Hubie Halloween” bercerita tentang seorang pria bernama Hubie yang terus-terusan di-bully oleh orang-orang sekitar rumahnya. Hubie juga diceritakan selalu menjadi semacam security bagi penduduk Salem ketika Halloween tiba. Nah Halloween ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Hubie karena kaburnya seorang tahanan dan juga munculnya tetangga baru yang mencurigakan.
Hal pertama yang kentara banget di film ini adalah aktingnya Adam Sandler. Oh my god. Gak jelas abis hahaha! Asli, ini terlihat bukan seperti orang yang lagi akting dengan menggunakan logat tertentu.
Memang dari nama karakternya (Hubie Dubois), kita bisa mengira bahwa ini kayaknya coba disesuaikan dengan daerah asal karakter tersebut. Cuman gak juga sih. Bagaimana cara Adam berbicara terlihat sangat lebay, sangat aneh, sulit untuk dimengerti bahkan oleh penonton bule sekalipun. Ngomongnya kayak kumur-kumur, guys.

Poin ini saja sudah menunjukkan kekurangnyamanan dalam menonton. Beruntung, ada sedikit eksposisi yang terlihat dari sini, yaitu Hubie yang digambarkan sebagai orang penakut. Dikit-dikit kaget setengah mati.
Untuk komedinya sendiri, gak menutup kemungkinan jika komedinya garing dan tentu hal tersebut tidak membuat kita terkejut. Toh si Adam juga mau bikin film terjelek, bukan? Jadi ya pasti bakalan ada komedi-komedi garing kayak tau-tau muntah, kentut, momen-momen yang bikin kita bergumam “Apaan dah?” karena akting Adam yang sengaja di-lebay-lebay-in, hingga yang sudah lazim ada seperti menggunakan metode Buster Keaton.
Cuman ada juga kok, ya beberapa kali doang sih, kita bakal sedikit chuckles. Salah satu part komedi yang tidak bekerja dengan baik dan juga fatal adalah yang melibatkan termos ajaib atau apa lah itu namanya. Termos ini kepunyaan Hubie dan barang keramatnya dia banget.
Tapi, bagaimana item ini digunakan dan ketika item tersebut memiliki peran dalam scene, itu justru membuat keseluruhan cerita yang sedang disajikan jadi terasa garing. Konyol banget asli. Masa termos bisa begini, begitu, ya gak masuk akal. Enjoy aja lah! Hahaha….
Ah ngomongin masalah enjoy, ada satu hal yang ternyata bisa banget dinikmati dari film terjelek Adam Sandler yang satu ini. Hal tersebut adalah value-nya. Wow! Sebuah film yang kacrut dan konyol ternyata punya value yang menonjol. Kita bisa melihat bahwa no matter apa yang dilakukan oleh orang lain kepada kita, yang terpenting adalah bagaimana sikap kita ke orang lain, dan itu dapet banget.

Cerita yang bergulir dalam malam Halloween pun sempat menimbulkan excitement. Ada lah saatnya kita bisa ikut penasaran siapa sih pelaku sebenarnya, walaupun sudah ada dugaan sedikit-sedikit. Cuman kan yang namanya cerita kan kita mau tau prosesnya dong. Jadi walaupun ada dugaan, namun prosesnya masih kita tungguin.
Nah drop-nya justru ketika masuk di tahap resolusi. Kita bakal dihadapin sama sebuah situasi yang awkward, dan ya, lagi-lagi konyol. Ada karakter-karakter yang sama sekali gak penting asli bikin emosi lihatnya. Kemudian twist yang ditampilkan juga tidak dapat bekerja dengan baik. Memang poin ini memiliki hukum kausalitas yang jelas.
Namun, jika itu twist-nya, ada ketidaksinkronan antara apa yang nanti akan kita lihat dengan bagaimana proses dari kasus-kasus yang ada sebelumnya. Satu-satunya cara untuk membuat hal ini menjadi lebih masuk akal adalah dengan memperhatikan dialog yang diucapkan oleh Hubie.
Dialog yang menyertakan asal mula Salem. Cuman balik lagi, dari awal film ini tidak menonjolkan elemen fantasi. Hanya horor dan komedi. Jika itu maksud sebenarnya, maka film kembali membuat kekonyolan lagi, meski masih bisa nge-grip dalam sisi emosi.
Secara sinematik, proses terjadinya kasus demi kasus di Salem waktu malam Halloween diakhiri dengan adegan yang sama. Film menampilkan korban langsung out of frame dalam waktu yang cepat. Dari sini aja, kita bisa melihat kalau pelaku harusnya bukan orang sembarangan.
Cuma di twist, kita malah dikasih sesuatu yang meruntuhkan semua itu. Secara emosional, ini dapet. Tapi secara logika, lagi-lagi, konyol. Meski begitu, dari segi tampilan, “Hubie Halloween” tidak dapat dibilang seratus persen konyol. Kualitas gambarnya ya lebih bagus dibanding filmnya Tommy Wiseau, lah.

Kemudian ada juga scene eksploratif, di mana ketika benda dilemparkan ada yang terlempar dan mengarah ke sisi kita. Terus juga tampilan Salem dalam malam Halloween pun oke. Mulai dari kostum-kostum yang digunakan oleh warga, hiasan-hiasan yang ada, bahkan sampai memiliki rumah hantu segala. Festivity-nya masih berasa.
Untuk para karakter pendukung, mereka hanya melaksanakan tugasnya. Notabene dari mereka memang tidak menarik dalam artian hanya ditampilkan sebagai orang yang kenal Hubie saja. Bahkan ada pula karakter pendukung yang baru ditempatkan di pertengahan cerita namun sudah memiliki porsi yang penting dalam tahap konfrontasi filmnya.
Karakter love interest dari Hubie juga ditampilkan dengan baik, walaupun ya penggambarannya biasa banget. Yang cukup menbgejutkan adalah penampilan tak terduga dari seseorang yang besar. Film menggunakan “theatre of mind” untuk mempermainkan penontonnya. Biasanya hal ini disebut dengan off screen diagetic sound, di mana suaranya muncul dari dalam dunia film, namun tidak nampak di layar.

Permainan “theatre of mind” ini terlihat masuk akal secara konteks, di mana kejutan yang terkandung sesuai dengan tuntutan naratif si karakter yang bersangkutan. Tapi, lagi-lagi, sebuah ketertarikan yang sudah dibangun dengan baik ini sebetulnya berlandaskan pada sesuatu yang konyol juga.
Adam just wanna have some fun, i guess. Ini terlihat dari kekonyolan demi kekonyolan yang tersebar di seantero filmnya. Mulai dari aspek naratif sampai aspek sinematik. Lengkap. Akting terburuk dari seorang Sandler? Kamu bisa nikmati di sini. Jokes-jokes garing? Banyak. Dialog-dialog cheesy? Tentu ada. Cerita yang aneh nan mengecewakan? Tunggu hingga akhir, kamu akan tahu apa yang dimaksud. Oh, belum lagi rambut mullet-nya Kevin James.
Tapi meski konyol dan aneh dan apa banget lah namanya, “Hubie Halloween” ini ternyata tetap mau menyampaikan sesuatu yang positif. Ini lah yang tidak menjadikan film tersebut sebagai film terjelek seperti yang Adam janjikan dulu. Ini hanya film konyol yang tidak dapat direkomendasikan. Jika Chillers emang sudah siap dengan kekonyolan-kekonyolan, ya silahkan.
Director: Steven Brill
Casts: Adam Sandler, Kevin James, Julie Bowen, Ray Liotta, Steve Buscemi, Rob Schneider, Maya Rudolph, Tim Meadows, June Squibb, Karan Brar, Noah Schnapp, Paris Berelc
Duration: 102 Minutes
Score: 5.8/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
'Hubie Halloween' bercerita tentang seorang pria bernama Hubie yang terus-terusan di-bully oleh orang-orang sekitar rumahnya. Hubie juga diceritakan selalu menjadi semacam security bagi penduduk Salem ketika Halloween tiba. Nah Halloween ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Hubie karena kaburnya seorang tahanan dan juga munculnya tetangga baru yang mencurigakan. Dan kini ia akan berbuat sesuatu. Apakah itu?
Discussion about this post