Pada hari Kamis (3/5), festival film Europe on Screen 2018 telah resmi dibuka. Acara yang berlangsung di Epicentrum XXI ini turut dihadiri oleh Mr. Vincent Guerend, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam. Pada kesempatan ini Mr. Guerend menyampaikan posisi dari festival yang sangat penting dalam upaya memperkenalkan seperti apa Benua Eropa kepada masyarakat Indonesia. “Sejak tahun 2013 festival ini diselenggarakan pada bulan Mei, bertepatan dengan European Day yang jatuh pada tanggal 9 Mei, dan apa cara terbaik untuk bisa memahami Eropa selain dengan sinema?” ungkapnya.
Lebih jauh Mr. Guerend juga sedikit berbicara tentang pemilihan film pembuka festival karena ini menjadi kali pertama Europe on Screen diawali oleh pemutaran film animasi. Terkait hal tersebut, Mr. Guerend mengatakan bahwa pemutaran The Breadwinner juga menjadi penanda bahwa Eropa merupakan tempat di mana industri kreatif, terutama perfilman, sudah menjadi bagian penting bagi masyarakatnya. “Karena festival dibuka oleh penayangan film animasi, izinkan saya untuk menampilkan betapa pentingnya sektor ini di Eropa, yang mana telah memproduksi lebih dari 50 film animasi setiap tahun, termasuk diantaranya adalah My Life as A Zucchini, Shaun the Sheep, dan The Breadwinner”, ungkapnya lewat opening speech sebelum film berlangsung.
Juga memberikan sambutan yaitu Duta Besar Irlandia untuk Indonesia yaitu Kyle O’Sullivan. Di dalam speech-nya Mr. Sullivan mengutarakan keajaiban yang bisa kita dapatkan menonton film The Breadwinner, yang mana film ini juga menjadi salah satu keajaiban sinema. “Kita tidak perlu menjadi seorang Afghan, seorang Irish, atau Indonesian untuk dapat memahami dan mengambil hal positif dari cerita yang dituturkan”, ujarnya. Selain itu, ia juga memberikan sedikit behind-the-scene mengenai The Breadwinner, film di mana Angelina Jolie menjadi executive producer-nya. Disutradarai oleh sineas Irlandia, Noora Twomey, The Breadwinner dikerjakan oleh lebih dari 300 orang dan mereka semua datang dari berbagai negara. “Kami sangat senang karena usaha kolektif ini bisa dipertunjukkan dengan cara yang baik, yaitu dengan menjadikannya sebagai pembuka festival”, lanjut Mr. Sullivan.
Mulai tanggal 3 hingga 12 Mei kamu bisa menyaksikan warna-warni Eropa sepuas-puasnya. Europe on Screen menyelenggarakan lebih dari 200 screening yang memutarkan 93 film Eropa terbaik dari banyak negara. Semua pemutaran gratis, tinggal datang saja ke venue terdekat. Untuk di DKI Jakarta, Europe on Screen akan melangsungkam pemutaran di beberapa lokasi. Pertama adalah pusat kebudayaan seperti Erasmus Huis, Goethe House, Institut Francais Indonesie (IFI) dan Instituto Italiano di Cultura (IIC). Kemudian ada juga di universitas seperti Universitas Multimedia Nuasantara (UMN) dan SAE Institute. Untuk kategori Open Air aka “Layar Tancap”-nya, Europe on Screen menyediakan tempat yang cozy yaitu di Gandaria City Shopping Malls dan Bintaro Xchange. Terakhir, festival melakukan inovasi dalam penentuan venue di mana ada dua tempat baru yang bisa dicoba yaitu Ke:kini Co-working Space dan Tugu Kuntskring Palaeis. Diharapkan dengan tersebarnya venue seperti ini, penonton festival dapat merasakan ambience yang berbeda-beda di setiap tempat sambil menambah relasi dengan penonton lain dan jalan-jalan juga tentunya.
Informasi lebih lanjut mengenai festival seperti jadwal pemutaran, rules dan film apa saja yang diputar bisa dilihat di www.europeonscreen.org. Jangan lupa untuk follow social media-nya yaitu ” Europe on Screen” (Facebook), dan @Europeonscreen (Twitter dan Instagram).