Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Dune’ (1984)’ – Retrospektif Sci-Fi Legendaris dari David Lynch Jelang Remake-nya Muncul

Adam Pratama by Adam Pratama
May 14, 2020
in Featured, Movies
‘Dune’ (1984)’ – Retrospektif Sci-Fi Legendaris dari David Lynch Jelang Remake-nya Muncul
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Review Film: ‘Affliction’

Review Film: ‘Incredible Love’

“I must not fear. Fear is the mind-killer. Fear is the little-death that brings total obliteration. I will face my fear. I will let it pass over me and through me. And when it has passed I will turn the inner eye to see its path. Where it has gone, there will be nothing. Only I will remain.” – Paul Atreides.

Satu film yang sekarang sedang ramai dibicarakan adalah remake dari “Dune”. Direncanakan tayang pada akhir tahun nanti, “Dune” menyita perhatian banyak orang karena cast-nya dibintangi sederet nama besar Hollywood yang semakin tenar akhir-akhir ini. Diantaranya adalah Timothée Chalamet, Zendaya, Rebecca Ferguson, Oscar Isaac, Josh Brolin, hingga Jason “Aquaman” Momoa.

Dari kursi sutradara, film ini juga menunjukkan sinyal positif karena disutradarai oleh Denis Villeneuve. Ia adalah sutradara yang terkenal jago dalam membuat film slow-pace yang intens. Keterlibatannya di “Dune” kembali mengingatkan pada “Blade Runner 2049” yang meski secara kualitas bagus sekali, namun bukan untuk selera banyak orang karena dianggap membosankan.

Dune' (1984)

Sebelum kita menonton film remake-nya, coba flashback dikit yuk! Seperti apa versi orisinilnya dulu dan kira-kira kenapa “Dune” akhirnya dibuat kembali dan berhasil diramaikan oleh banyak nama besar. Emangnya apa sih yang bikin film ini spesial? Jadi, “Dune” sendiri merupakan film “space opera” yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Frank Herbert di tahun 1965.

Ceritanya mengenai pentingnya rempah bernama Melange yang tersimpan di Planet Arrakis. Dipercayai bahwa siapa yang bisa mengontrol rempah tersebut akan bisa mengontrol alam semesta. Bangsawan Atreides yang sedang menjalankan pertambangan rempah tersebut kemudian menemui banyak tantangan, yang kebanyakan datang dari bangsawan Harkonnen yang menguasai Arrakis sebelumnya.

Tidak hanya itu, terdapat sebuah perintah keji dialamatkan kepada Emperor. Perintah ini akan mengancam nyawa dari putera mahkota Atreides, yaitu Paul Atreides (Kyle MacLachlan).

Dune' (1984)

Pada awal film kita bisa mengetahui eksposisi beberapa “pemain penting” dalam film yaitu Emperor, Bene Geserit, bangsawan Atreides dan bangsawan Harkonnen. Kita bisa mengetahui siapa saja karakter yang nanti berperan vital, kemudian interest mereka terhadap Arrakis. Jangan sampai lewatkan bagian ini karena nanti akan ada beberapa poin penting dalam konflik cerita yang menggunakan eksposisi ini untuk memperkeruh suasana.

Setelah itu, baru deh “Dune” langsung memamerkan dirinya sebagai salah satu sci-fi epik yang pernah dibuat dalam sejarah perfilman. Rasa yang timbul di awal-awal menonton film ini adalah kita bisa langsung mengira kenapa “Dune” segitu dianggapnya sama Hollywood. Dua hal yang wajib menjadi highlights di sini adalah ketika Third Navigator datang menemui Emperor menggunakan bis mudik segede gaban, bentuk dari Third Navigator itu sendiri, dan saat Paul berlatih menggunakan tameng bersama salah satu mentornya. Ini belum termasuk ngomongin bagaimana production design, make-up, hairstyling, dan kostum ditampilkan.

Dune' (1984)

Sosok Lord Harkonnen yang bisa melayang juga bikin kita makin aware. Bisa juga ternyata mereka bikin karakter seperti itu dan melayangnya juga gak terlihat norak.

Masuk ke aspek naratif, film ini jelas-jelas menggunakan batasan informasi cerita yang terbuka. Jelas sekali terlihat, karena “Dune” memberikan poin besar (jika terlalu dini untuk disebut spoiler) lebih dulu di awal sebelum masuk berkenalan dengan karakter utama dan karakter-karakter protagonis lainnya. Kita jadi bisa mengetahui apa yang disembunyikan oleh orang-orang tertentu kepada Bangsawan Atreides yang akan berangkat ke Arrakis.

Dune' (1984)

Ketika memasuki tahap konfrontasi, metode cerita ini kembali digunakan untuk mendukung plot. Tidak selamanya point of view berada di mata Paul dan penonton harus cukup jeli karena akan terdapat intrik di situ. Kemampuan kaum Bene Geserit yang bisa membaca pikiran dijadikan tools agar pembatasan informasi terbuka itu bisa dimainkan dengan lebih optimal lagi. Layer sedikit demi sedikit dibuka, di mana akan ada saatnya karakter protagonis gak tau apa yang disembunyikan tapi kita sebagai penonton tahu, begitu pula sebaliknya.

Hal-hal seperti ini memang dibutuhkan, apalagi buat film epik berskala besar yang melibatkan banyak karakter penting.

Dune' (1984)

Poin berikutnya yang patut diacungi jempol adalah arc dari karakter Paul. Film ini hampir berdurasi tiga jam (versi extended-red). So, penonton bisa puas karena perkembangan karakter Paul bisa dirasakan berkembang dan ini tidak terasa terburu-buru. Paul yang merupakan anak bangsawan jago dalam banyak hal mungkin sudah mewakili klise.

Tapi, proses bagaimana Paul berubah dari tahap satu ke tahap berikutnya patut untuk ditunggu. Apalagi, Kyle MacLachlan on-fire di sini. Kita bisa melihat range aktingnya karena Kyle bisa membawa karakter Paul secara natural. Sayang, penulisan untuk karakter Lady Jessica (Francesca Annis) semakin melempem. Sangat kuat di first dan second act, kehadirannya langsung pupus di third act. Gak bersisa sama sekali.

Dune' (1984)

Karakter Chani (Sean Young) yang diharapkan bisa menggantikan kekosongan itu ternyata tak dapat berbuat banyak. Ini bisa dimanfaatkan bagi versi remake-nya karena jika disangkutpautkan dengan trend Hollywood kekinian, karakter-karakter wanita harusnya bisa dibuat lebih stand-out lagi.

Bagi yang nungguin adegan aksi yang seru, siap-siap sabar. Konflik di “Dune” ini cukup berliku. Belum lagi film juga ingin menunjukkan relationship yang bisa dipercaya antara ayah dan anak. Jadi, film akan berputar-putar dulu di sekitar itu. Maka, akan sangat sangat dimaklumi jika kamu akan bosan menontonnya di pertengahan babak. Ini sama halnya banget dengan “Blade Runner 2049” yang mana konfliknya berat sekali, tapi untung diimbangi dengan keindahan visual.

Dune' (1984)

Tapi, itu lah penyebab utama dari anggapan bahwa “Blade Runner 2049” bukan untuk semua orang. Narasi film memberikan ruang untuk bernafas. Sayangnya lagi, ini belum cukup diimbangi karena filmmaker tidak memberikan sentuhan-sentuhan kecil yang bisa menghilangkan kesan monoton. Scoring-nya penuh dan cenderung sama terus, kemudian yang paling apesnya adalah ketika bentrokan besar terjadi, kita tidak dapat merasakan “grande”-nya.

Oke lah, masih kurang bombastis dan itu wajar mengingat keterbatasan teknis kala itu. Cuman, intensitas emosionalnya juga saat itu kurang dapet. Apalagi salah satu karakter yang harusnya jago malah gampang sekali matinya. Jadi kayak gak ada perlawanan.

Dune' (1984)

Kemudian, meski merupakan sci-fi yang epik, dengan segala kemegahan production design-nya, “Dune” tetap memiliki momen-momen dengan tampilan visual yang payah. Sama dengan yang biasa ditampilkan di program naga-nagaan Indosari. Tapi, perlu diingat, diluar kepalsuan nyata itu “Dune” adalah film tahun 80-an, jadi ya masih bisa diterima lah excuse-nya.

Ketika sampai di Arrakis, yang ditunggu-tunggu adalah bagaimana film menampilkan makhluk cacing raksasa. Bagusnya, makhluk ini betul-betul ditampilkan besar. Kita bisa merasakan ketakjuban sekaligus kengerian ketika makhluk ini muncul. Kembali, ketika penampakan makhluk ini coba digabung dengan visual yang lain, semuanya langsung “drop shay”.

Dune' (1984)

Dengan akan di-remake-nya “Dune” tentu kita sangat berharap aspek visual akan jauh lebih bagus seribu kali lipat. Bagaimana Dennis menciptakan penuansaan di Arrakis, kemudian teror yang diberikan oleh cacing-cacing raksasa, bentuk spaceship-nya, bentrokan antara Atreides dan Harkonnen, hingga ke adegan laga pertarungan satu lawan satu. Semuanya diharapkan bisa digarap secara baik karena itu akan sangat menutupi jika konfliknya dirasa terlalu rumit atau berbelit-belit.

Untuk segi aktor yang dipilih, ini tentu akan menjadi kesempatan besar bagi “Leonardo DiCaprio” nya generasi Z, yaitu Timothée Chalamet. Memang, secara fisik ia terlihat lebih ringkih untuk menjadi Paul. Tapi berbeda dengan Kyle, Timothée datang ke peran ini bukan sebagai debutan. Lebih lagi, sebelumnya aktor kelahiran Manhattan ini sudah diakui kualitasnya lewat beberapa film dengan sutradara ternama. Jadi memang sudah saatnya bagi Timothée untuk mengambil kesempatan besar.

Dune' (1984)

Premis lahirnya seorang juru selamat dari kaum yang sebetulnya menindas adalah sesuatu yang bisa memancing atensi. Bagaimana arc dari sang juru selamat bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu. Apalagi intrik yang dibawa itu ada hubungannya dengan politik dan keluarga, jadi cerita bisa semakin dalam.

Cuman, kalau bisa Dennis harus oke dalam menyelipkan intensitas selama tahap konfrontasi agar penonton tidak ngantuk. Membangun intensitas yang mungkin gak terlalu banyak action, namun ketegangannya berasa karena build-up yang rapih. Itu sudah pernah ia lakukan sekali di “Sicario” (2015).

Dune' (1984)

Bukan tidak mungkin hal tersebut diulang lagi karena “Dune” memiliki peluang suspense lewat teknik penceritaan terbuka. Kesempatan yang gak boleh disia-siakan untuk memperkenalkan kembali “Zaman Aquarius”. Di mana budaya pop mencerminkan masalah mengenai lingkungan, potensi sumber daya manusia, dan revolusi dari negara berkembang terhadap tindakan imperialisme.

 

Director: David Lynch

Casts: Kyle MacLachlan, Patrick Stewart, Sting, Fransesca Annis, Sean Young, Brad Dourif, Max von Sydow, Kenneth MacMillan, Jürgen Prochnow, Jose Ferrer, Linda Hunt, Freddie Jones, Everett McGill, Richard Jordan

Duration: 177 Minutes

Score: 7.0/10

The Review

7 Score

Menjelang remake "Dune" keluar di akhir tahun ini, kita sedikit retrospektif dahulu melihat karya fenomenal dari David Lynch yang dibuat tahun 1984. Film bergaya "space opera" ini diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Frank Herbert di tahun 1965. Ceritanya mengenai pentingnya rempah bernama Melange yang tersimpan di Planet Arrakis. Dipercayai bahwa siapa yang bisa mengontrol rempah tersebut akan bisa mengontrol alam semesta. Bangsawan Atreides yang sedang menjalankan pertambangan rempah tersebut kemudian menemui banyak tantangan, yang kebanyakan datang dari bangsawan Harkonnen yang menguasai Arrakis sebelumnya. Tidak hanya itu, terdapat sebuah perintah keji dialamatkan kepada Emperor. Perintah ini akan mengancam nyawa dari putera mahkota Atreides, yaitu Paul Atreides (Kyle MacLachlan). Film remake-nya nanti akan disutradarai oleh Denis Villeneuve dan dibintangi sejumlah aktor dan aktris populer seperti Timothée Chalamet, Zendaya, Rebecca Ferguson, Oscar Isaac, Josh Brolin, hingga Jason Momoa. Film remake Dune ini diharapkan akan turun ke layar lebar pada Desember 2020, jadi tonton dan saksikan film aslinya sebelum nanti film remake-nya keluar.

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Brad DourifClassic HitDavid LynchDuneDune (1984)Everett McGillFrank HerbertFransesca AnnisFreddie JonesJose FerrerJürgen ProchnowKenneth MacMillanKyle MacLachlanLinda Huntmax von sydowPatrick StewartReview Film DuneRichard JordanSean Youngsting
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder CINEMANIA ID, now becoming @cineverse.id. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

Affliction
Reviews

Review Film: ‘Affliction’

Menghadirkan sebuah misteri yang tersimpan dari sebuah keluarga tentu merupakan sesuatu yang menarik. Apalagi jika keluarga ini dihuni oleh tiga...

January 26, 2021
Incredible Love
Hype

Review Film: ‘Incredible Love’

Sebuah film dengan kisah yang tak biasa dihadirkan oleh layanan streaming Disney+ Hotstar yang sejak kehadirannya tahun lalu, mulai menggebrak...

January 26, 2021
Godzilla Vs. Kong – Official Trailer
Hype

Warner Bros Rilis Trailer Terbaru ‘Godzilla vs. Kong’

Trailer terbaru dari film kelanjutan Monsterverse yang satu ini, yaitu "Godzilla vs. Kong" baru saja dirilis tanggal 24 Januari kemarin....

by Arif Firdaus
January 26, 2021
Paramount Kembali Menunda Perilisan 'a Quiet Place Part Ii'
Hype

Paramount Kembali Tunda Perilisan ‘A Quiet Place Part II’

Paramount menunda kembali rilisan judul film A Quiet Place Part II lebih jauh ke 2021 di tengah pandemi COVID-19 yang...

by Arif Firdaus
January 24, 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2021 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In