“I haven’t felt power like that in so long.”- Rose the Hat.
Terlepas beberapa moviegoers menganggap adaptasi film The Shining (1980), biasa-biasa saja, namun secara umum, adaptasi novel hit Stepehen King tersebut dianggap sebagai salah satu film horor terseram sepanjang masa.
Dan sebagian besar hal ini dikarenakan kejeniusan pengarahan dari si sutradara intens nan legendaris, Stanley Kubrick (2001: A Space Odyssey) yang sukses mengedepankan sisi kehororan dan kemisteriusannya daripada sisi sci-fi nya.
Nah dengan kesuksesan tersebut, maka tidaklah mengherankan sama sekali jika banyak yang berharap agar adaptasi sekuelnya ini, juga bisa sama kerennya dengan pendahulunya tersebut. Terlebih Doctor Sleep memasang sosok Mike Flanagan (Oculus) sebagai sutradaranya dan si Obi-Wan Kenobi, Ewan McGregor sebagai Danny Torrance dewasanya.
Dan bisa dikatakan pemilihan kombinasi kedua nama ini memanglah merupakan keputusan yang sangat tepat. Doctor Sleep adalah sekuel yang sama kerennya seperti The Shining dan tentunya, menghormati kedua kubu fans serta tentunya, King.
31 tahun setelah peristiwa kelam di Hotel Overlook yang menewaskan sang ayah, Jack Torrence (Jack Nicholson), Danny (McGregor), Danny kini hidup menjadi pemuda paruh baya yang seperti ayahnya dulu sering bermabuk-mabukan.
Sebenarnya mabuk-mabukan ini dilakukan Danny demi untuk menekan (surpress) kemampuan super yang dimilikinya alias kekuatan “The Shining”-nya. Namun walau sudah semabuk apapun, kekuatan Danny yang bisa melihat mahluk halus dan mengambil alih kesadaran orang lain itu masih saja terus berlangsung.
Intinya, ia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi The Shining. Alhasil ia pun lantas menerima takdirnya dan memutuskan untuk menggunakan kemampuan indera keenamnya tersebut dengan menjadi perawat pasien-pasien yang sudah jompo.
Nah di kala ia sedang enak-enaknya menikmati hidup barunya tersebut, Danny tiba-tiba dikirimi pesan-pesan misteruius yang ditulis di dinding kamar penginapannya. Terungkap bahwa yang mengirimkan pesan-pesannya adalah seorang anak perempuan, Abra Stone (Kyliegh Curran) yang sama seperti Danny juga “The Shining”.
Pesan yang awalnya hanya untuk bertegur sapa saja, berubah menjadi rangkaian pesan meminta bantuan. Hal ini dikarenakan Abra melihat adanya kelompok sekte bernama True Knot yang dipimpin oleh Rose the Hat (Rebecca Ferguson) yang satu per satu membunuh individu-individu The Shining lainnya.
Dan Abra yang notabene sejauh ini memiliki tingkat kekuatan The Shing yang sangat besar, menjadi target Rose selanjutnya. Tak ingin dihabisi oleh Rose sekaligus juga ingin menyelamatkan nyawa-nyawa The Shining lainnya, Abra meminta tolong Dany untuk membantunya menghadapi Rose dan anggota-anggota sektenya.
Akankah keduanya berhasil? Lalu apakah sebenarnya motif dibalik tindakan pembunuhan keji yang dilakukan oleh Rose terhadap individu-individu The Shining tersebut?
Ya seperti yang dikatakan di awal, Doctor Sleep benar-benar mengejutkan. Bahkan kita-kita yang mungkin belum pernah menyaksikan The Shining pun, dijamin akan langsung suka.
Hal ini dikarenakan Flanagan lagi-lagi membuktikan kemumpuniannya sebagai sosok sineas horor thriller terbaik di era modern ini. Sama hal-nya seperti ketika menangani Oculus (2013), Hush (2016), dan Ouija: Origin of Evil (2016), sutradara asal Massachusetts ini sukses menampilkan ciri khas-nya yang lebih mengedepankan plot dan pembangunan atmosfir creepy-nya.
Selain itu, yang patut di-highlight habis-habisan dari pengarahan Flanagan ini adalah kekerenannya dalam memberikan arahan yang super berimbang dan respekful. Dalam artian, pria berusia 41 tahun ini, bisa mengkombinasikan elemen yang ada di novelnya sembari di saat yang sama, elemen-elemen yang terdapat di film The Shining.
Walau memang mungkin ketika menyaksikannya, akan terlihat seperti dua film berbeda, untungnya Flanagan ketika menjelang babak kilimaks, bisa menampilkan kombinasinya dengan cukup smooth sehingga alurnya masih enak dan disukai oleh kedua kubu alias, audiens yang tidak membaca dan juga yang membaca novel aslinya.
Akan tetapi metode yang diambil Flanagan ini dapat dikatakan juga sangat beresiko tinggi terhadap mereka-mereka yang non pembaca. Sangat memungkinkan bagi mereka yang hanya mengikuti kisah ini dari film The Shining, akan langsung garuk kepala sendiri.
Dikatakan demikian karena walau filmnya memiliki atmosfir horor layaknya film pendahulunya, namun dikarenakan sekuel ini sebagian besar mengadaptasi novel-nya, alhasil membuat tampilan Doctor Sleep bagaikan film superhero atau sci-fi.
Yap jangan salah sangka Chillers, Doctor Sleep bukanlah film yang menakutkan atau mengagetkan. Atmosfir yang dibangun memang creepy. Tapi filmnya justru lebih terlihat seperti konflik antara geng X-Men dan The Brotherhood of Mutants di film X-Men.
Akan tetapi, bagi kita-kita yang sudah membaca dan bahkan fans berat versi novel aslinya, dijamin akan merasa puas karena seharusnya memang seperti itulah kisah kelam keluarga Torrance.
Pantas saja tidak seperti ketika menanggapi adaptasi The Shining, beberapa waktu lalu kita membaca atau mendengar bahwa King sangat puas dan tersenyum sendiri dengan adaptasi sekuelnya ini. Amazing job Mr. Flanagan!
Kejeniusan Flanagan ini tentunya juga didukung oleh penampilan brilian dari seluruh aktornya. McGregor sebagai Danny dewasa tidak usah ditanyakan lagi, Ferguson sebagai si villain Rose benar-benar seksi tapi mematikan, bahkan seluruh aktor figuran yang memerankan pasien-pasien jomponya pun keren banget.
Namun kalau mau jujur, adalah Curran yang sangat mencuri filmnya. Memerankan pendamping Danny untuk menguak misteri Rose dan Tru Knot-nya, aktris pendatang baru ini benar-benar terlihat badass dan keren di usianya yang masih sangat belia.
Setelah melihatnya di film ini, kami sangat berharap agar Duffer bersaudara (Matt & Ross) ke depannya, mau menyertakan Curran di dalam musim seri sci-fi hit miliki mereka, Stranger Things. Semoga saja masih bisa. Karena Curran sangat cocok untuk berpetualang dengan dengan El (Millie Bobbie Brown) cs.
Oh ya satu hal lagi yang harus diacungi jempol dari film ini adalah, scoring yang digubah oleh Newton bersaudara (Before I Wake). WOW Chillers.
Kedua bersaudara, Andy Grush dan Taylor Newton Stewart, sukses banget dalam menggubah ulang lagu tema khas klasik The Shining yang dulu digubah oleh Wendy Carlos dan Rachel Elkind. Alhasil, setiap kali mendengarkan kembali lagu temanya, membuat seluruh bulu kuduk menjadi merinding sendiri.
Doctor Sleep seperti yang telah dikatakan di awal, merupakan sekuel yang keren. Creepy dan sangat menghormati fans-nya. Namun ingat! Bagi kamu yang belum pernah menyaksikan The Shining ada baiknya kamu saksikan dulu filmnya agar tidak merasa aneh atau kecewa sendiri.
Sedangkan bagi kita yang fans, kita juga bisa menyaksikan lagi The Shining selepas menyaksikan Doctor Sleep. Hal ini dikarenakan sekuel ini juga sukses memperbaiki beberapa plot hole yang ada di The Shining. Alhasil, membuat kita menjadi jauh lebih paham lagi dengan kesleuruhan makna kisahnya.
Director: Mike Flanagan
Starring: Ewan McGregor, Rebecca Ferguson, Kyliegh Curran, Cliff Curtis, Bruce Greenwood
Duration: 152 Minutes
Score: 8.0/10
The Review
Sekuel langsung dari film 'The Shining' ini tampil cukup tricky. Fans novel akan menyukainya, namun untuk kamu yang awam (belum membaca novelnya) akan merasa aneh dan bingung sendiri. Untungnya pengarahan Flanagan dan penampilan seluruh aktornya, sangat memuaskan. Sangat disarankan untuk menyaksikan dulu film The Shining sebelum menyaksikan Doctor Sleep.
Review Breakdown
-
8.0