Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Capone’, Biopik Bergaya Artistik dari Sang Gangster di Akhir Hayatnya

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
May 15, 2020
in Featured, Movies, Reviews
‘Capone’, Biopik Bergaya Artistik dari Sang Gangster di Akhir Hayatnya
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Kenapa Dunia Berubah Warna Di Akhir ‘WandaVision’ Episode 2?

Film James Bond Terbaru, ‘No Time To Die’, Kembali Tertunda

“The only thing that really matters is how a man treats his family.” – Johnny.

 

Lama tak melihat karakter Al Capone di layar lebar, kini gangster legendaris Amerika ini diangkat lagi ke layar lebar lewat sebuah biopik. Bukan remake dari film-film sebelumnya, namun mengangkat saat-saat terakhir dari gangster terkenal sepanjang masa ini menghabiskan hidupnya dalam pengasingan.

Sejumlah film biopik sebelumnya telah mengangkat Al Capone dalam berbagai versi, termasuk yang terkenal seperti; Paul Muni (Scarface: The Shame of a Nation – 1932), Rod Steiger (Al Capone – 1959), Neville Brand (The Scarface Mob – 1959), Jason Robards (The St. Valentine’s Day Massacre – 1967), Ben Gazzara (Capone – 1975), Stephen Graham (Boardwalk Empire 2010-2014), Anthony LaPaglia (Road to Perdition – 2002), dan satu yang paling banyak diingat orang adalah, Robert DeNiro di “The Untouchables” (1987).

Sejak pertama kali diumumkan akan diangkat ke layar lebar di tahun 2016, kini film ini sudah bisa kita saksikan lewat layanan VOD. Memang dilihat dari sutradaranya, sebetulnya agak skeptis juga, mengingat Josh Trank sempat gagal total me-reboot film superhero terkenal, “Fantastic Four” (2015).

Capone

Film yang sekarang dibintangi Tom Hardy sebagai Al Capone, menceritakan saat Capone dibebaskan bersyarat dan tak lagi dianggap sebagai ancaman serius setelah satu dekade ditahan di penjara Alcatraz yang terkenal itu. Selama ditahan, kesehatan fisik dan mentalnya menurun drastis, yang membuatnya mendapatkan keringanan hukuman.

Setelah bebas, ia tinggal di rumahnya yang mewah di Florida, dengan pengawasan ketat FBI. Istri Al Capone, Mae (Linda Cardellini), anaknya, Junior (Noel Fisher) dan saudara-saudara lainnya merawatnya karena kondisinya kian hari makin memburuk. Capone yang baru berusia 47 tahun, memang sudah terlihat tua seperti orang berusia 60 tahunan, akibat dari demensia (penurunan daya ingat dan daya fikir) dan neurosifilis yang dideritanya sejak muda.

Karena hal itu pula, pikirannya menjadi tak jernih dan visi liarnya membawa Capone kembali ke masa lalunya yang sadis dan kejam atau lewat imaji foto-foto masa mudanya (dengan balon emas yang selalu ia ikuti).

Namun plot utama itu tak sekedar mengikuti rasa sakit yang Capone derita, namun juga misteri hilangnya uang yang ia miliki sebesar US$ 10 juta, yang sampai saat itu belum juga ditemukan pemerintah.

Dari awal film ini dimulai, terlihat “Capone” digarap seperti sebuah film eksperimental ke arah genre lainnya, ketimbang aslinya yang lebih cocok masuk ke genre drama.

Capone

Trank tampaknya ‘bernyali besar’ memilih jalur artistik pada subyek yang sulit dinikmati kebanyakan orang. Terlebih buat kita yang penasaran seperti apa Capone di saat-saat terakhirnya.

Pendekatan seperti ini sepertinya memang menarik, eksekusinya banyak memasukkan gambaran, metafora dan emosi dalam wujud mimpi Capone, dari apa yang pernah ia lakukan sebelumnya. Namun sosok Capone yang digambarkan mengalami kesulitan berbicara, sepertinya tak cukup dalam untuk menggali Capone yang secara naratif tak mampu lagi melakukan apa-apa.

Terlebih lagi, ia hanya suka mendengarkan radio dan tak terlalu suka menonton televisi. Indra pendengarannya malah menjadi senjata yang mematikan bagi dirinya sendiri, kalau ia mendengar sesuatu yang tak ia sukai, hal itu akan membuatnya tergganggu setiap saat.

Contohnya, saat ia mendengar lewat radio, pembantaian Hari Valentine yang sangat terkenal dan waktu itu diinisiasi dirinya, tiba-tiba pembantaian itu didramatisasi lewat mimpi. Hal itu membuat kemudian membuatnya berteriak ketakutan setelah ada sesuatu yang menurut penglihatannya sangat menjijikkan.

Gambaran-gambaran metafora inilah yang banyak ditonjolkan oleh Trank dalam “Capone”. Wajar saja, kalau halusinasi itu ditampilkan dengan sangat baik dengan hadirnya sinematografer kawakan, Peter Deming (Mulholland Drive) yang banyak terinfluens oleh sutradara ternama David Lynch.

Capone

Namun untuk ceritanya sendiri (yang dibuat juga oleh Trank), agak bertolak belakang dengan visual yang dihasilkannya. Kita seperti melihat Capone versi black comedy, yang berturut-turut akan muncul pertanyaan yang belum tentu bisa dijawab sang filmmaker itu sendiri.

Apa benar realitanya seperti itu? Kita seperti iba sendiri seperti melihat Capone yang jatuh pun tak mampu berdiri sendiri, harus memakai jubah mandi kemana-mana, matanya selalu merah dan mukanya bak zombie, dengan omongan yang selalu menggumam, terlebih saat ia diharuskan berhenti merokok cerutu yang digantikan wortel oleh dokter pribadinya.

Yang ada kita malah kasihan sendiri melihat sosok yang dulu sangat ditakuti, dan sekarang tak mempunyai kekuatan apa-apa lagi. Hilang sudah sosok gangster mematikan yang pernah menguasai Chicago di era 20-an hingga satu dasawarsa ke depannya itu.

Realita seperti itu akan muncul, dan rasanya Trank layak mendapat pujian karena keberaniannya menggabungkan genre kejahatan dengan horor psikologis. Namun disayangkan ceritanya malah tak terarah dan lagi-lagi hanya menjual sederet mimpi liar yang agak menyimpang dari aslinya yang seharusnya bisa menjadi presentasi biopik terbaik dari gangster legendaris ini saat akhir hayatnya yang jarang diungkap ke publik.

Akting Tom Hardy memang sangat bagus, namun minimnya dialog membuatnya malah tersandera oleh naskah yang sebetulnya tak layak dijadikan sebuah biopik.

Buat kita yang penasaran seperti apa visualisasi filmnya, “Capone” sudah bisa kita saksikan lewat layanan streaming.

 

Director: Josh Trank

Casts: Tom Hardy, Linda Cardellini, Matt Dillon, Al Sapienza, Kathrine Narducci, Noel Fisher, Kyle Maclachlan, Manny Fajardo, Mason Guccione

Duration: 103 Minutes

Score: 6.2/10

The Review

Capone

6.2 Score

Setelah dipenjara satu dekade, Al Capone bebas bersyarat di rumahnya di Florida. Film ini menceritakan momen-momen terakhirnya yang penuh rasa sakit yang ia derita selama ia dipenjara. Demensia dan neurosifilis yang menyebabkan dirinya tak bisa berkomunikasi dengan lancar, sering mengalami mimpi buruk dan halusinasi. Gimana selanjutnya nasib Al Capone? Saksikan di film yang sudah bisa kita saksikan di layanan streaming.

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Al SapienzaCaponecineverseJosh TrankJuventus WisnuKathrine NarducciKyle MacLachlanLinda CardelliniManny FajardoMason GuccioneMatt DillonNoel FisherReview Film CaponeTom Hardy
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

'wandavision' Mengapa Dunia Berubah Warna Di Akhir Episode 2
Hype

Kenapa Dunia Berubah Warna Di Akhir ‘WandaVision’ Episode 2?

(Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!) Saat-saat terakhir WandaVision episode 2 sepenuhnya memperkenalkan warna ke dalam dunia yang sebelumnya hitam-putih. Pertunjukan...

by Arif Firdaus
January 22, 2021
Tanggal Rilis No Time To Die Beralih Ke Oktober 2021
Hype

Film James Bond Terbaru, ‘No Time To Die’, Kembali Tertunda

Film James Bond terakhir Daniel Craig 'No Time To Die' kembali mengalami penundaan, dan sekarang film ini dijadwalkan untuk diputar...

by Arif Firdaus
January 22, 2021
Promising Young Woman
Reviews

Review Film: ‘Promising Young Woman’

"Look how easy that was. I guess you just had to think about it in the right way. I guess...

January 21, 2021
News Of The World
Reviews

Review Film: ‘News of the World’

"We're all journeying across the prairie in a straight line and looking for that place to be. And when we...

January 20, 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL
ADVERTISEMENT

Cineverse

Entertainment news, film reviews, awards, film festivals, box office, entertainment industry conferences.

© 2020 Cineverse - All Right Reserved.

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In