Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Star Wars Novel

    Sambut 50 Tahun LucasFilm, Novel Star Wars Dirilis Ulang

    Biion Footwear

    Biion Footwear dan DC Comics Rilis Sepatu Bertema Batman & Superman

    Godzilla's World

    Sambut Film ‘Godzilla vs. Kong’, Uniqlo Rilis T-Shirt Limited Godzilla’s World

    sonic the hedgehog

    Masuki 30 Tahun, Sonic the Hedgehog Rilis Action Figure Versi Terbatas

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Star Wars Novel

    Sambut 50 Tahun LucasFilm, Novel Star Wars Dirilis Ulang

    Biion Footwear

    Biion Footwear dan DC Comics Rilis Sepatu Bertema Batman & Superman

    Godzilla's World

    Sambut Film ‘Godzilla vs. Kong’, Uniqlo Rilis T-Shirt Limited Godzilla’s World

    sonic the hedgehog

    Masuki 30 Tahun, Sonic the Hedgehog Rilis Action Figure Versi Terbatas

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Boys State’, Ketika Generasi Muda Diajarkan Pendidikan Politik Sejak Dini

Adam Pratama by Adam Pratama
August 19, 2020
in Featured, Movies, Reviews
‘Boys State’, Ketika Generasi Muda Diajarkan Pendidikan Politik Sejak Dini

© Apple TV+

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Review Film: ‘Cherry’

Barack Obama Bagikan Film & Serial TV Favoritnya di 2020

“The best leaders lead from the front and with passion. Soldiers will not follow a general who does not care about casualties. And sends them in wave after wave, not caring about the loss of life. They care about people who inspire them, who motivate them, who care about them. That’s who I wanted to be here at Boys State, was that kind of leader.” – Steven Garza.

 

Pengetahuan dan pendidikan berpolitik harus ditanamkan sejak dini. Generasi muda tidak seharusnya apatis terhadap politik karena politik itu menyangkut kehidupan banyak orang. Justru sebagai generasi penerus bangsa, anak muda bagusnya sudah mengetahui, mengikuti perkembangan dan dinamika politik, bahkan menyatakan pendapat atau mengambil sikap sejak bangku sekolah.

Tentu hal ini tidak akan bisa terwujud tanpa dukungan pemerintah dalam menyediakan wadah. Tempat anak-anak ini belajar berpolitik secara mandiri, dan tentu memperluas relasi. Konsep ini akan kita saksikan di film dokumenter “Boys State”, pemenang U.S. Grand Jury Prize – Sundance Film Festival 2020.

© Apple TV+

Film akan mengikuti perjalanan beberapa orang remaja dalam keikutsertaan mereka di Boys State. Tapi sebelum itu coba kita kasih tau dulu secara general sistem dari Boys State itu sendiri. Jadi event ini mengumpulkan ribuan anak dari seluruh penjuru Amerika. Mereka dibawa ke Texas untuk belajar politik.

Ribuan anak ini terbagi dalam kubu Nasionalis dan Federalis. Nah nanti setiap kubu akan menentukan ketua kubu, lalu setelah itu masing-masing kubu memilih siapa kandidat yang mereka ajukan untuk menjadi calon Gubernur. Seluruh pemilihan dilaksanakan dengan cara voting, jadi anak-anak ini akan belajar gimana cara mereka menggalang suara, berpidato, hingga berkampanye.

Oh iya, event ini diselenggarakan terpisah antara laki dan perempuan. Karena kita lagi di “Boys State” maka seluruh pesertanya adalah anak laki-laki.

© Apple TV+

Di Boys State tahun 2018 ini terdapat isu-isu yang sangat dekat di kehidupan masyarakat Amerika Serikat dan pastinya isu-isu tersebut dibahas di “Boys State”. Fungsinya agar para peserta camp bisa melihat pemikiran hingga motivasi moril teman-temannya yang mau jadi leader. Jadi bakal ada beberapa isu seperti kepemilikan senjata, lalu aborsi, yang akan sering terdengar. Bahkan, isu anti-gun mendapatkan porsi utama karena ada karakter yang sangat terkait dengan hal tersebut di film dokumenter ini, dan ya, kita akan melihat bagaimana horornya peserta camp mengekploitasi hal tersebut.

Bicara soal karakter, anak-anak yang disorot di “Boys State” adalah mereka yang luar biasa. Mereka adalah anak-anak yang tidak hanya pintar namun juga berani lalu memiliki sifat yang unik.

Pertama adalah Steven Garza. Steven kalau dilihat-lihat adalah orang yang kalem, humble, tipe orang yang bisa dicintai masyarakat banget lah. Steven juga piawai dalam membuat speech. Lalu ada Rob, pesaing Steven di Kubu Nasionalis. Rob ini orangnya ambisius, berani menjurus kepedean, namun sangat easy going. Keahlian persuasifnya jelas lebih oke dibanding Steven, meski Ia bukan tipe orang yang bisa menarik simpati.

© Apple TV+

Next, kita ada Renee, ketua Kubu Nasionalis. Renee ini orangnya tegas. Bagus dalam menjalankan tugas. Hanya saja, ketegasannya ini akan membuat Renee berada di situasi sulit sepanjang film.

Beranjak ke Kubu Federalis, ada Ben, ketua kubu Federalis. Ia adalah orang yang hype, cerdas, sangat pandai dalam memanfaatkan situasi. Terakhir ada Eddy yang karismatik. Ia lebih ke pintar sih orangnya. Ia selalu tahu apa yang ia omongin, dan hebatnya bisa membeberkan fakta berupa data di lapangan. Sesuatu yang “next level” bagi anak seusianya.

Lewat keempat karakter ini kita akan diajak mengikuti perjalanan Boys State dengan segala dinamikanya. Film ini lebih memilih untuk fokus kepada Nasionalis dibanding Federalis. Hal ini terlihat dari screen time yang jomplang. Kita akan dikasih lihat bagaimana election untuk calon Gubernur dari Nasionalis sedangkan Federalis tidak.

Ini jelas kelemahan, namun di sisi lain jika mengacu pada unsur karakter, Nasionalis memang punya dinamika yang menarik karena Renee adalah ketua yang tegas. Praktis di tahap konfrontasi, hanya Ben doang yang mewakili. Eddy baru masuk di tahap resolusi.

© Apple TV+

Masih berkutat soal naratif, “Boys State” seperti hanya menampilkan intisari dari kontestasi akhir, yaitu proses pemilihan Governor. Tidak seperti pemilihan calon Gubernur, yang mana juga jomplang, proses pemilihan tahap akhir ini masih kurang eksploratif. Fakta bahwa masing-masing calon Governor akan berkampanye di kedua kubu itu kurang dijelaskan. Hanya mengambil bagian-bagian tertentu yang dramatik dan langsung masuk ke konflik.

Hanya saja di sisi lain, politik itu emang punya drama. Nah “drama politik” ini yang disajikan dengan baik sekali di dalam film. “Boys State” benar-benar bisa memotret gimana politik Amerika Serikat saat ini berjalan, dengan para remaja sebagai aktornya. Hal ini sudah jelas terpampang saat film masih menyoroti Nasionalis.

Steven berada dalam masalah terkait aksinya yang menjurus pada sikap tertentu. Hal ini jelas akan menjadi perdebatan banyak orang, dan ketika itu terbawa ke scope yang lebih luas, maka itu akan menjadi makanan empuk buat Ben dan kawan-kawan. Film tidak hanya menyajikan footage yang direkam, namun juga menggabungkannya dengan sesi interview sama para tokohnya. Di situ kita bisa melihat bagaimana anak-anak ini secara sadar mengetahui bahwa hal yang dilakukan kurang tepat secara moril.

© Apple TV+

Namun ini politik, bos. Gue mau menang di sini. Dan salah satu tokohnya secara terang-terangan bilang kalau hal itu pula yang dilakukan oleh Presiden AS saat ini.

Kekuatan film dalam menampilkan cerminan politik dalam negeri ini selain berdampak bagus pada cerita juga bagus untuk karakter utamanya. Di sini kita bakal melihat ini anak berada dalam situasi yang sangat sulit. Ia betul-betul diserang secara individu.

Nah bagaimana Ia bisa me-manage konflik itu, lalu bagaimana reaksinya yang ditampilkan ke publik akan menarik untuk dilihat. Ingat, ini scope nya sudah besar. Suara bisa saja berbalik arah. Tidak bisa sembarangan mengambil langkah. Secara karakter, kami bisa melihat respon itu, dan hasilnya adalah simpati yang semakin besar terhadap karakter yang bersangkutan.

Namun secara kolektif, hal tersebut tak nampak. Scene yang menampilkan bagaimana para peserta camp secara luas merespon hal ini masih terhitung kurang. Apalagi yang diserang itu ternyata gak cuma si karakter utamanya doang. Kalau dilihat-lihat kejam juga cara seperti ini, namun ya balik lagi di awal. Ini politik, bos!

© Apple TV+

Cara konflik itu menular juga sesuai dengan latar waktunya. 2018, zamannya media sosial. Berita, trend, semuanya bisa cepat menyebar di media sosial. Awal diketahuinya konflik ini pun dari media sosial. Meski begitu, film tidak menampilkan footage-footage yang terlalu mengglorifikasi media sosial. Cukup sederhana saja, yaitu dengan POV shots, di mana kita akan melihat objek sesuai dengan arah pandang mata karakter, atau over-shoulder di mana kamera menempatkan dirinya di belakang pundak karakter.

Hal yang dieksploitasi dari media sosial justru sesuatu yang lebih bersifat kreatif. Sesuatu yang lebih lucu. Di bagian akhir, media sosial juga mengambil peranan pentig yaitu sebagai bumper dari penggambaran kehidupan para karakter selepas dari Boys State seperti apa.

Sedikit menyinggung soal lucu, film juga tidak menampik bahwa peserta adalah remaja yang masih dibawah umur. Ada kalanya film menampilkan saat-saat di mana hal yang manusiawi begini diperlihatkan dan itu berhasil menjadi “lemesih shay” moment yang pas.

© Apple TV+

“Boys State” adalah sebuah dokumenter yang benar-benar mencerminkan bagaimana politik itu bekerja saat ini, terutama di negeri Paman Sam. Sebuah potret yang sangat relevan. Di sisi lain kita akan kagum pada para tokoh dan partisipan secara keseluruhan karena di usia muda belia mereka sudah memiliki ambisi dan pemikiran yang oke tentang isu-isu yang terjadi di negaranya.

Lebih lanjut, ini merupakan inspirasi bagi kita yang ada di Indonesia, negara demokrasi yang besar bersuku-suku ragam budaya. Bagaimana kita dapat menciptakan sebuah wadah yang sistematis lagi konsisten untuk memperkenalkan, mendidik, dan juga membuat anak-anak bisa hands-on ngerasain langsung berpolitik dalam skala besar.

Apakah ini menjadi sebuah prediksi untuk budaya politik di masa mendatang? We will see.

 

Director: Amanda McBaine, Jesse Moss

Casts: Steven Garza, Ben Feinstein, Renee Otero, Robert MacDougall, Eddy Proietti Conti

Duration: 109 Minutes

Score: 8.0/10

Editor: Juventus Wisnu

The Review

Boys State

8 Score

Bagaimana ketika pemerintah memberi wadah kepada generasi muda untuk ikut pendidikan politik?Film dokumenter dari Apple TV+ ini akan membeberkan semuanya dari awal, betapa menariknya cara mereka ikut berkompetisi lewat simulasi pemilihan kepala negara bagian yang tak ada di negara lain

Review Breakdown

  • 8.0 0
Tags: Amanda McBaineApple TVBen FeinsteinBoys StateEddy Proietti Contifilm dokumenterJesse MossRenee OteroReview Boys StateRobert MacDougallSteven Garzatexas
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder CINEMANIA ID, now becoming @cineverse.id. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

Cherry

Review Film: ‘Cherry’

Barack Obama

Barack Obama Bagikan Film & Serial TV Favoritnya di 2020

February 19, 2021
Review Film ‘The Bee Gees: How Can You Mend a Broken Heart’

Review Film ‘The Bee Gees: How Can You Mend a Broken Heart’

Wolfwalkers

Review Film: ‘WolfWalkers’

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse Banner Cineverse Banner Cineverse Banner
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2021 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In