'Bohemian Rhapsody', Biopik Musikal dari Queen dan Freddie Mercury
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Bohemian Rhapsody’, Biopik Musikal dari Queen dan Freddie Mercury

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
October 27, 2018
in Movies
‘Bohemian Rhapsody’, Biopik Musikal dari Queen dan Freddie Mercury
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Ingin Sukses Berbisnis? Tonton 7 Film Inspiratif Ini

Film Petualangan Luar Angkasa ‘Space Sweepers’ Rilis Trailer Terbarunya

“Now we’re four misfits who don’t belong together, we’re playing for other misfits. They’re the outcasts right at the back of the room. We’re pretty sure they don’t belong either. We belong to them.” – Freddie Mercury.

Siapa yang tidak tahu Queen? Band yang satu ini merupakan salah satu grup musik legendaris yang sangat dihormati dan dikagumi di seluruh dunia. Queen adalah band rock yang fenomenal, di mana mereka memiliki ciri khas yang begitu menonjol dalam bermusik. Tidak hanya itu, Freddie Mercury dan kawan-kawan juga menjadi panutan di mana dalam bermusik, hal terpenting adalah seberapa besar passion-mu dalam menciptakan sesuatu. Lebih jauh, Queen tidak hanya dikenal dari lagu-lagunya saja, namun juga dari hal-hal lain seperti keberanian mereka dalam berinovasi, keberanian mereka untuk menunjukkan diri sendiri, dan warisan-warisan tersebut tentunya harus dituturkan dengan cara terbaik, yaitu lewat sebuah film besar.

“Bohemian Rhapsody” adalah film yang menceritakan tentang perjalanan Queen dari awal mula terbentuknya band hingga ke penampilan luar biasa mereka di konser “Live Aid” pada tahun 1985. Penonton pada awalnya akan melihat masa-masa sebelum Freddie naik ke panggung “Live Aid”, kemudian cerita di-drag back jauh ke belakang di tahun 1970, saat Freddie masih bekerja di Bandara Heathrow, London. Freddie, yang memiliki nama asli Farrokh Bulsara ini, lalu datang ke sebuah pub di mana ia menonton penampilan dari sebuah band kampus yang digawangi oleh gitaris Brian May (Gwilym Lee) dan drummer Roger Taylor (Ben Hardy). Singkat cerita, Freddie masuk menjadi vokalis dan dimulai lah perjalanan band Queen.

SHOPEE X XIAOMI 760x300 SHOPEE X XIAOMI 760x300 SHOPEE X XIAOMI 760x300
ADVERTISEMENT

Film ini secara jelas memberikan alasan kenapa Queen pantas disebut sebagai legenda. Hal tersebut ditunjukkan secara gamblang melalui penceritaan Freddie dan teman-temannya selama menulis lagu. Selain kita dapat mengetahui “behind the scene” dari lagu-lagu ikonik Queen yang biasanya ada dalam sebuah music-biopic, terdapat juga pelajaran yang bisa dipetik dari sana. Queen adalah band yang tidak terpaku pada formula tertentu. Bagi band yang satu ini, formula adalah sesuatu yang membosankan. Mereka kemudian bereksperimen dengan cara menggabungkan unsur rock dengan opera. Ya, opera. Jenis musik yang tidak hanya segmented, namun juga dianggap terlalu berisiko untuk ditampilkan. Mudahnya, radio mana sih yang mau memutarkan lagu opera untuk para pendengarnya? Tapi di situlah yang membedakan Queen dengan band lainnya. Mereka seratus persen yakin dengan apa yang dipilih, lalu melakukan hal-hal di luar batas agar keinginan tersebut dapat terwujud. Film tentunya menampilkan masa-masa ini, di mana para personel melakukan hal-hal aneh untuk menciptakan satu komposisi musik yang tidak biasa untuk lagu “Bohemian Rhapsody”.

Ketika lagu tersebut rampung, Queen menemukan masalah lainnya. “Bohemian Rhapsody” berdurasi enam menit yang terbilang panjang untuk diputar di stasiun radio. Studio tentu tidak setuju untuk menjadikan lagu tersebut sebagai lagu andalan. Kepala eksekutif EMI, Ray Foster (Mike Myers), bahkan bilang kalau “Bohemian Rhapsody” adalah judul yang aneh. Di saat itu penonton bisa mengambil pelajaran berikutnya, yaitu mengenai keteguhan memegang prinsip dalam bermusik. Bagi Queen, “Bohemian Rhapsody” adalah track unggulan, meski durasinya katanya terlalu panjang. Mereka saling bahu-membahu agar “Bohemian Rhapsody” tetap dijadikan track unggulan dari albumnya nanti. Balik lagi, bagi Queen, formula adalah sesuatu yang membosankan dan “Bohemian Rhapsody” jauh dari kata “formulaic”. Dari sana kita bisa memahami motivasi dari Freddie dkk sekaligus membuat kita jatuh hati kepada Queen. They’re such a legend, not just by their songs, but also by what they are fighting for.

Tidak lupa, film juga memasukkan unsur drama lewat penceritaan yang berkutat seputar tokoh Freddie Mercury. Selain kaitan Freddie dengan band, film turut menyorot kehidupan pribadi sang vokalis. Tujuannya jelas, yaitu agar kita dapat memahami lebih dalam seperti apa Freddie Mercury, salah seorang performer yang penampilannya sangat dicintai dalam sejarah musik dunia. Aspek akting memang paling menonjol pada bagian ini, di mana Rami Malek harus mendalami karakter Freddie. Meski jika dilihat dari segi fisik Rami terlihat lebih kecil dan ramping, tapi itu tidak menjadi halangan. Rami berakting dengan luar biasa sehingga kita dapat mengerti kenapa Freddie Mercury menjadi frontman dari Queen. Tidak hanya dianugerahi bakat menyanyi, Freddie juga adalah orang yang berani untuk bergerak maju ke depan. Freddie Mercury adalah orang yang membuat Queen tidak seperti band kebanyakan dan penampilan Rami Malek membuat film “Bohemian Rhapsody” tidak seperti music-biopic pada umumnya.

Di sisi lain, selain bisa menunjukkan betapa “unconventional” dan karismatiknya Freddie, Rami juga memberikan sisi kelam dari kehidupan sang vokalis dengan baik. Freddie memiliki kebohongan-kebohongan yang ia berusaha tutupi sepanjang karirnya. Ini menjadi bagian hitam dari sejarah Queen tapi memang begitulah adanya, dan entah bagaimana, keputusan film menampilkan bagian itu justru membuat “Bohemian Rhapsody” memiliki jiwa. Freddie adalah orang yang sebetulnya tidak cocok dengan tempat manapun, termasuk band-nya sendiri. Dia rapuh di dalam, dia merasa sendirian, dan dia harus menghadapi seluruh tantangan. Rami kemudian menyampaikan apa yang dirasakan Freddie lewat akting yang brilian. Chemistry-nya dengan para pemeran pendukung seperti Lucy Boynton dan Allen Leech juga terjalin dengan baik.

SHOPEE X XIAOMI 760x300 SHOPEE X XIAOMI 760x300 SHOPEE X XIAOMI 760x300
ADVERTISEMENT

Karakter yang diperankan Lucy dan Allen adalah karakter-karakter yang berdampak besar dalam hidup Freddie Mercury. Lucy berperan sebagai Mary Austin, sahabat seumur hidup Freddie, kemudian Allen menjadi Paul Prenter, manajer Freddie. Relationship antara Freddie dan Mary nampak tulus. Mary adalah orang yang disukai oleh Freddie dan ia pula yang mendukung Freddie, bahkan sebelum Freddie seterkenal sekarang. Rasa peduli antar keduanya terlihat manis, meski nanti akan terjadi sesuatu yang menjadi turning point pertama dalam kehidupan Freddie. Sayangnya, kisah yang coba dibangun antara Freddie dan Paul Prenter tidak sebaik itu. Awal mula mereka saling terikat ditampilkan cukup mentah, sehingga kita tidak mendapatkan alasan yang kuat kenapa hubungan mereka menjadi dekat. Paul lebih ditampilkan sebagai manajer pribadi pada umumnya yang erat kaitannya dengan konotasi negatif. Tidak ditampilkan secara jelas kenapa Freddie pada akhirnya memercayai orang ini. Interaksi yang terjalin dalam konteks naratif antara Freddie dan Paul tidak sekuat Freddie dengan Mary.

Dua hal ini coba dipadukan di dalam kesatuan yang utuh berbentuk film. Perpaduan yang pas tersebut kemudian membuat “Bohemian Rhapsody” tidak hanya bisa bikin kita bernyanyi bersama, namun juga mendapatkan insight baru tentang band Queen dan kehidupan vokalis mereka. Keduanya tampil seimbang dengan penempatan sudut pandang ada di tokoh Freddie Mercury. Sebuah keputusan yang bagus diambil oleh penerjemah. Ia memutuskan untuk tidak menerjemahkan lirik dari setiap lagu yang ada di film menjadi bahasa Indonesia, bahkan ketika lirik tersebut keluar bukan di saat film sedang menampilkan performa band Queen. Keputusan yang tepat, jadinya kita akan semakin dimudahkan untuk meresapi makna dari lirik yang ada. Kemudian, keputusan untuk tetap menyertakan lirik berbahasa Inggris sebagai teks semakin memunculkan keasyikan karena kita bisa menyanyikannya dari bangku masing-masing. Jadi ala-ala karaoke begitu, lah.

Kemudian mengenai tampilan visualnya. Seperti layaknya film-film yang berlatarkan era jadul, “Bohemian Rhapsody” menggunakan teknik color grading tertentu. Warna yang kekuningan mendominasi setiap gambar, sehingga memunculkan kesan hangat. Ini kurang lebih juga sesuai dengan tuntutan naratif karena selain tone warna tersebut mencerminkan latar tahun 70-an, kesan hangat tadi juga mewakili nuansa kekeluargaan, sesuatu yang dijunjung tinggi oleh setiap anggota band Queen. Mereka adalah keluarga yang membutuhkan satu sama lain. Selain itu, di salah satu sequence-nya, “Bohemian Rhapsody” juga menggunakan teknik sinematografi tertentu guna mendukung apa yang saat itu sedang dirasakan oleh Freddie Mercury. Teknik semacam ini bisa membuatmu pusing, namun memang itu yang ingin disampaikan oleh film. Queen yang sedang melakukan jumpa pers dibombardir pertanyaan-pertanyaan yang dirasa menyinggung, terutama bagi Freddie.

Last but not least, punchline dari film adalah penampilan Queen di konser “Live Aid”. Tidak seperti yang diduga sebelumnya, film menampilkan konser tersebut dengan durasi yang cukup lama sekitar 15 menit. Di situ Queen membawakan lagu-lagu andalannya dan bukan tidak mungkin sequence ini akan membuat kita bernyanyi bersama-sama. Apa yang ditampilkan Rami di panggung kala “Live Aid” sangat identik dengan video asli Freddie yang membawakan lagu-lagunya dengan setengah medley. Walaupun ada beberapa lagu yang tidak dimasukkan, namun Rami terlihat begitu menjiwai setiap lirik dari lagu-lagu Queen.

Penampilan para actor pun terlihat padu. Kita tidak akan komplain tentang performa. Meskipun lipsync sekali pun, tidak masalah. Selain itu, Rami juga memancarkan energi khas Freddie ketika berada di atas panggung. Setiap gerakannya, setiap gestur yang ia keluarkan, menunjukkan bahwa Rami tidak berakting. Ia betul-betul menjadi Freddie Mercury. Penampilan karakter pendukung lainnya juga terlihat bagus. Hat’s off untuk bagian tata rias yang berhasil menampilkan Brian May dan John Deacon, di mana aktor yang memerankan kedua tokoh itu terlihat mirip. Tidak hanya dari segi tampilan fisik seperti wajah dan rambut, namun juga gaya bermusiknya. Tidak ketinggalan, rasa takjub dan bangga yang terpancar dari para tokoh pendukung lain yang berjasa dalam hidup Freddie membuat bagian “Live Aid” ini semakin bikin merinding. Gak kebayang deh, kalau nontonnya di IMAX.

Sebagai music-biopic dari sebuah band legendaris, “Bohemian Rhapsody” tahu betul apa yang harus mereka tonjolkan. Seperti tagline-nya, yaitu “The only thing more extraordinary than their music is his history”, film secara sederhana menampilkan kisah Freddie Mercury yang dibuat berdampingan dengan perjalanan band Queen dalam berkarya. Hasilnya cukup memuaskan. Selain memberikan kisah formulaic seperti bagaimana Queen terbentuk, lalu bagaimana mereka menciptakan lagu-lagu hebat yang membuat nama Queen semakin meroket, kemudian tantangan-tantangan yang dihadapi seperti pertentangan dari pihak produser dan juga ego personel, film ini juga menyelami lebih dalam kehidupan sang frontman yang mungkin tidak diketahui banyak orang. Bagi penggemar Queen, film ini akan menjadi sebuah penghormatan yang layak. Sementara itu bagi penonton awam atau mereka yang sekedar tahu Queen dan lagu-lagunya, “Bohemian Rhapsody” memberikan alasan-alasan kenapa legacy yang diukir oleh Queen itu wajib diturunkan ke generasi berikutnya. Ini bukan soal kesuksesan single mereka di tangga lagu. Ini soal bagaimana kita menjadi diri sendiri dan memberikan orang lain inspirasi.

Kekurangan minornya hanya satu, sebagai sebuah biopic, film ini tidak tuntas mengulas perjalanan enam tahun terakhir Freddie mengasingkan diri. Sosoknya sewaktu sakit dan badannya mengurus sama sekali tidak ditampilkan. Padahal momen waktu itulah yang paling banyak diperbincangkan khalayak luas karena banyaknya rumor beredar mengenai kesehatan Freddie dan cenderung ditutup-tutupi oleh orang terdekatnya. Sudah sewajarnya film ini memberi sedikit gambaran, bukan hanya berupa tulisan semata yang seolah mengamini cerita yang sudah diketahui orang banyak. Isu AIDS yang diderita Freddie kala itu memang sangat sensitif, namun sudah tidak tabu lagi untuk masa kini. Perlu diingat, biopic dibuat untuk meluruskan kabar yang menyimpang, bukan lari dari kenyataan dan ujung-ujungnya menjadi sebuah dokudrama musikal biasa.

“Bohemian Rhapsody” sudah bisa Chillers tonton mulai 31 Oktober, jadi tak lama lagi bukan? Tunggu dan saksikan sendiri dramatisasi band Queen yang fenomenal ini dalam layar lebar.

 

Director: Bryan Singer

Starring: Rami Malek, Lucy Boynton, Joseph Mazello, Ben Hardy, Gwilym Lee, Tom Hollander, Allen Leech, Aidan Gillen

Duration: 134 Minutes

Score: 8.5/10

Tags: Aidan GillenAllen LeechBen HardyBohemian RhapsodyBryan SingerGwilym LeeJoseph MazelloLucy BoyntonPopularqueenRami MalekTom Hollander
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

Ingin Sukses Dalam Berbisnis, Tonton 7 Film Inspiratif Ini
Hype

Ingin Sukses Berbisnis? Tonton 7 Film Inspiratif Ini

Berbisnis terkadang membutuhkan suatu inspirasi entah darimana datangnya. Salah satunya dari kisah-kisah para pengusaha sukses dan orang terkaya di dunia....

by Arif Firdaus
January 19, 2021
Netflix Hadirkan Film Sci-Fi Terbarunya, ‘Space Sweepers’
Hype

Film Petualangan Luar Angkasa ‘Space Sweepers’ Rilis Trailer Terbarunya

Netflix akan segera menghadirkan film Korea terbaru berjudul 'Space Sweepers' yang tayang pada tanggal 5 Februari 2021. Disutradarai oleh Jo...

by Juventus Wisnu
January 19, 2021
Prokes di CGV
Hype

Jaringan Bioskop CGV Sewakan Studio dengan Terapkan Prokes

Jaringan CGV Indonesia mulai menawarkan pelayanan untuk menyewa studio bioskop untuk menikmati seni dan budaya secara ekslusif tanpa kehadiran orang...

by Juventus Wisnu
January 19, 2021
Sobat Ambyar
Reviews

Review Film: ‘Sobat Ambyar’

Didi Kempot adalah musisi yang sangat dihormati dan dicintai. Lagu-lagu campur sarinya kerap menemani kita dari masa sekolah hingga sudah...

January 17, 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL
ADVERTISEMENT

Cineverse

Entertainment news, film reviews, awards, film festivals, box office, entertainment industry conferences.

© 2020 Cineverse - All Right Reserved.

  • About Us
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In