“I think what makes K-pop is the time that we spend as a trainee.” – Jennie.
Membuat sebuah dokumenter mengenai grup K-pop tentu menarik. Selain karena K-pop nya sendiri sekarang sedang booming, kita juga ingin tahu bagaimana K-pop merancang idola mereka dari nol hingga menjadi fenomena global. Terlebih, sudut pandang ini akan dituturkan oleh para musisinya langsung yang bisa dikatakan terbaik di masanya.
Blackpink bisa dikatakan mengambil alih industri musik dunia dalam waktu yang terbilang singkat. Dalam tiga tahun mereka sudah dikenal dimana-mana, dan meraih berbagai rekor luar biasa. Bagaimana para personelnya kemudian menuturkan apa yang mereka alami selama masa trainee, kemudian bagaimana mereka menghadapi ketenaran patut untuk disimak. Tentu tidak ketinggalan poin mengenai ciri khas dari masing-masing personel itu sendri.
Film dimulai di tahun 2016, tepatnya ketika Blackpink pertama kali debut. Setelah itu scene berganti ketika Blackpink sudah terkenal seperti yang kita ketahui saat ini. Film tidak berlama-lama karena mereka langsung masuk ke ruang rekaman dan menuturkan kisah para member terlebih dahulu.

Dari sini kita bisa melihat dua poin krusial yang diharapkan bisa mulai ditunjukkan hingga akhir. Poin pertama adalah mengenai masing-masing member. Mulai dari personality-nya hingga perjalanan sukses masing-masing. Kemudian poin yang kedua dan tidak kalah penting adalah sejauh apa sih Blackpink ini ketika sudah debut juga turut berperan dalam pembuatan lagunya.
Poin terakhir bisa jadi cukup krusial, mengingat dokumenter musisi pasti menunjukkan aspek itu. Bagaimana sang musisi berproses dan bertumbuh lewat menciptakan lagu mereka sendiri.
Hal ini hanya sedikit ditunjukkan dalam film. Tidak ada hal yang bisa dibilang menarik dari bagaimana Jennie, Rose, Jisoo, dan Lisa ikut ambil peran lebih dalam ketika membuat lagu mereka. Ini juga memang tidak lepas dari bentuk Blackpink sendiri, yang merupakan sebuah grup yang ditangani oleh produser.

Untuk itu, tidak heran peran Teddy Park sebagai produser Blackpink di awal-awal film langsung kelihatan. Cuman ya di sisi lain ini memang tidak memberi ruang bagi penonton yang ingin mengetahui lebih dalam soal keterlibatan musikalitas para member kayak gimana, dari sekedar masuk ke ruang rekaman dan menyanyikan lirik yang ada.
Malah di bagian ini narasi sempat kabur karena isu bagaimana K-pop itu dilihat berdasarkan kacamata Teddy sendiri. Tapi patut digarisbawahi, pada bagian awal ini sempat sedikit disinggung bagaimana Jennie memiliki semacam visi untuk lagu Blackpink ke depannya. Apakah akan benar terwujud? We will see.
Kita akan segera menyadari bahwa apa yang menjadi porsi utama dari dokumenter “Light Up the Sky” adalah soal keempat personelnya. Mungkin ini bisa jadi sesuatu yang cukup repetitif bagi penggemar Blackpink, namun buat yang baru tau atau sekedar tau, ini cukup bermanfaat.

Kita diberikan gambaran mengenai keunikan dari masing-masing personel, lalu cerita soal latar belakang masing-masing. Yang menuturkan juga tidak selalu para member. Ada kalanya Teddy yang menuturkannya, atau juga orang-orang dibalik layar lainnya.
Di sini kita bisa melihat salah satu yang bikin Blackpink itu bisa beda adalah latar belakangnya yang cukup nano-nano. Lisa dari Thailand dan bukan warga Korea. Kemudian Jennie dan Rose adalah warga Korea yang sempat tinggal lama di negeri orang. Apa yang nanti kita rasakan adalah, sense ini lah yang justru membuat Blackpink jadi begitu berwarna dan bisa bersaing di kancah internasional.
Peran masing-masing anggota juga menonjol di sini. Siapa yang dituakan, siapa yang melankolis, siapa yang selalu penuh semangat. Jelas banget, dan kita akan menikmati setiap kebersamaan dari peran-peran tersebut. Berangkat dari sana film pun memberikan reason yang jelas apa yang bisa membuat sebuah grup itu solid, yang mana lebih mengarah ke etos kerja dan profesionalisme.

Nah di sisi lain, poin tersebut akan memunculkan unsur humanis juga akan muncul di sini. Bagaimana Jennie dkk mengatasi tekanan dari usia muda. Mulai dari zaman trainee hingga mesti tur kesana-kemari. Bagian trainee diceritakan oleh masing-masing member dengan teknik interview, kemudian agar lebih menarik terdapat juga metode di mana member Blackpink menonton rekaman yang sudah ada.
Kemudian untuk bagian tur banyak mengambil rekaman-rekaman konser. Untuk bagian masa trainee kita bisa melihat rekam jejak yang dirunut secara rapih. Meski begitu, tidak nampak sesuatu yang betul-betul menarik untuk diikuti.
Lagi-lagi, semua fokus di bagaimana dokumenter menyajikan Blackpink dari setiap perjalanan karakter sehingga di sisi lain membuatnya jadi cukup terbatas. Hal ini membuat filmnya menjadi stagnan, dan cenderung membosankan memasuki paruh kedua.

Paruh kedua film sebetulnya bisa ditebak secara keseluruhan. Film menampilkan Blackpink selepas masa debut, dengan banyak prestasi yang mereka raih. Semua berhasil dijalani dengan cara bersama-sama. Yang membuat paruh kedua ini jadi sedikit terselamatkan adalah karena film tahu momen apa yang paling pas untuk menghantarkan dokumenter “Light Up the Sky”menuju akhir cerita. Acara ini tentu bukan sebuah acara lokal, karena film ingin menunjukkan punchline yang ngena bagi penonton.
Kemudian setelah itu selesai, film ditutup dengan sebuah momen emosional yang terjadi di konser Blackpink di Thailand. Momen ini juga pas untuk dipilih karena menggambarkan kalau Blackpink itu sudah kompak banget dan tentu ada perasaan berat ketika apa yang sudah mereka jalani bersama harus berakhir dulu. Pemilihan momen-momen ini selalu pas.
Dari sisi teknis, “Light Up the Sky” memadukan antara shot wawancara, rekaman ketika manggung atau fan meeting dan rekaman jadulnya dengan baik. Tidak lupa ada sedikit gaya wipe yang dipraktikkan ketika mereka memunculkan penunjuk nama.

Kemudian asiknya lagi adalah, ketika film berada di masa penceritaan tentang latar belakang, beberapa tempat yang dipilih sepertinya juga bukan sembarangan pilih. Latar yang ada untuk Lisa, Rose, dan juga Jisoo nampak memiliki arti atau relate dengan personality masing-masing member. Hal ini pun diawali oleh scene pembuka sebagai entry point yang mulus.
Contoh paling mudah adalah saat bagian Lisa. Sebelum dia bercerita dari sudut pandangnya, kita akan dikasih lihat dulu scene di mana Lisa tuh orangnya suka beli barang-barang jadul. Hal-hal seperti ini membantu untuk menambah detail karakter, karena tidak semuanya harus ditampilkan dengan cara yang sama terus.
Kebersamaan dan kerja keras menjadi nyawa dari film ini, yang mana bagus untuk ditularkan kepada penonton. Buat fans atau mereka yang baru sekedar tahu, “Blackpink: Light Up the Sky” termasuk sebuah potret menuju puncak yang oke. Fans akan merasa terpuaskan karena mereka bisa kembali melihat idola mereka dengan penggambaran yang mungkin lebih mendalam dari masing-masing member-nya.

Sementara buat yang sekedar tahu saja, mereka akan diperkenalkan baik kepada para member Blackpink dan juga bagaimana sih pelatihan K-pop itu bekerja. Tentu ini lebih ditempatkan sebagai kulitnya saja, di mana film kurang memiliki kedalaman, baik dari segi drama, konflik, hingga proses bermusik.
Cuman tetap, karena kita sudah seenggaknya tahu perjuangan dan seberapa solidnya mereka, tidak ada salahnya untuk menunggu lagu booming apa lagi yang akan dikeluarkan Blackpink berikutnya.
Director: Caroline Suh
Casts: Lisa, Rose, Jennie, Jisoo, Teddy Park
Duration: 79 Minutes
Score: 7.3/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
Blackpink: Light Up the Sky
Blackpink: Light Up the Sky menceritakan perjalanan girlband K-pop ternama Blackpink sejak awal karirnya. Dimulai dari ajang pencarian bakat yang melelahkan, hingga mereka disatukan menjadi sebuah band besar
Discussion about this post