“There’s a light. I can’t explain it. It took my son.” – Mark
Pada tahun 2010, film Skyline yang merupakan film fiksi ilmiah mengenai kedatangan alien di bumi dirilis. Meski memperoleh pendapatan yang lumayan di box office, namun film yang disutradarai oleh kakak beradik Strause (Alien vs Predator: Requiem) tidak memperoleh review yang bagus, baik dari kritikus film maupun para penontonnya.
Oleh karena itu, rasanya cukup menakjubkan juga begitu mengetahui bahwa kakak beradik Strause berniat untuk memproduksi film sekuelnya. Bedanya, untuk sekuel yang berjudul Beyond Skyline ini, mereka memilih untuk menjadi produser dan menyerahkan penulisan naskah serta penyutradaaran kepada Liam O’Donnell.
Rasanya, langkah yang diambil oleh kakak beradik Strause tersebut merupakan langkah yang sangat tepat. Dibanding prekuelnya, Beyond Skyline berhasil berkembang menjadi sebuah film fiksi ilmiah indie yang paling ambisius di tahun 2017. Dengan kata lain, film ini lumayan menarik dan menghibur untuk ditonton.
Dalam Beyond Skyline, Chillers akan diperkenalkan dengan dua karakter utama yang menjadi inti dari film ini. Karakter pertama adalah Mark (Frank Grillo), seorang detektif kepolisian yang masih berduka akibat kematian istrinya. Sedangkan karakter kedua adalah Trent (Jonny Weston), anak dari Mark yang juga berusaha keras menghadapi kenyataan bahwa ibunya telah tiada, dengan cara membuat hidup sang ayah tidak mudah. Kedua karakter tersebut tampak jelas memiliki masalah emosional yang dalam, dimana bahkan duduk berdua di dalam kereta api pun terlihat canggung.
Bagaimanapun, kecanggungan tersebut tidak berlangsung lama, karena hadirnya alien yang menyerang dan melumpuhkan kota. Beyond Skyline mengambil timeline tepat setelah Skyline, jadi Chillers akan disuguhi adegan yang telah akrab di mata, dimana pesawat raksasa alien menyerang, sinar biru menghipnotis umat manusia, dan para alien mengambil otak manusia.
Berbeda dengan Skyline yang lumayan bertele-tela, Beyond Skyline memiliki fase yang lumayan cepat. Memang, ada beberapa adegan yang terasa memperlambat fasenya, namun terasa tetap relevan dengan twist ceritanya. Satu hal yang pasti, Chillers tidak perlu menonton Skyline untuk mengetahui premis dari sekuelnya ini.
Di pertengahan film, satu demi satu karakter yang ditemui oleh Mark berhasil dilumpuhkan oleh para alien, termasuk anaknya. Yang tersisa hanyalah Mark, Audrey (Bojana Novakovic) dan bayi yang mereka temukan di pesawat alien. Untungnya, mereka kemudian bertemu dengan Sua (Iko Uwais) dan Kanya (Pamelyn Chee) yang sedang bergerilya memantau situasi dan bersembunyi dari kejaran seorang kepala polisi yang diperankan oleh Yayan Ruhian.
Perjuangan mereka pun berlanjut hingga ke Indonesia, eh Laos. Dimana mereka harus bertempur mati-matian melawan invasi para alien di tengah-tengah ladan ranjau dan situs kuno bersejarah. Adegan aksi pertarungan yang terjadi dalam film ini merupakan hasil koreografi Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Jadi tidak mengherankan jika gerakan-gerakan yang dilakukan akan terasa familiar.
Pujian paling besar memang harus diberikan kepada Liam O’Donnell, mengingat Beyond Skyline merupakan film pertama yang disutradarainya. Hampir semua adegan berhasil dieksekusi dengan baik. Bukan itu saja, proses editing film ini juga dilakukan dengan sangat baik. Dimana adegan demi adegan terasa mengalir tanpa gap yang berarti. Dan tentu saja, yang paling mengagumkan adalah adegan aksi pertarungan yang demikian mudahnya diikuti oleh mata tapi masih memercikkan energi yang meluap.
Last but not least, bagi Chillers yang gemar menonton film fiksi ilmiah berkaitan dengan invasi alien, Beyond Skyline merupakan film yang kudu ditonton. Apalagi di dalam film ini juga hadir aktor-aktor kebanggaan Indonesia dan proses produksinya pun dilakukan di negeri tercinta kita ini. Beyond Skyline akan diputar di bioskop-bioskop Indonesia mulai tanggal 1 November 2017. Jangan sampai kelewatan, ya.