Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Bad Education’, Skandal Penggelapan Uang di Sekolah yang Menghebohkan

Adam Pratama by Adam Pratama
May 12, 2020
in Featured, Movies
‘Bad Education’, Skandal Penggelapan Uang di Sekolah yang Menghebohkan
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Ini Rekomendasi Netflix Edisi Februari 2021

Review Film: ‘The White Tiger’

“If this scandal gets out, we will lose everything. Some people..they’ll do the most horrible things.” – Frank Tassone.

Sebuah film baru dari Hugh Jackman rilis di HBO. Film ini berjudul “Bad Education”, yang berdasarkan kejadian nyata. Hugh berperan sebagai Frank Tassone, seorang superintendent sekolah Roslyn. Saat itu diceritakan bahwa Roslyn sedang jaya-jayanya. Ranking-nya terbilang bagus dan saat ini mereka sedang ingin membangun sebuah jembatan bernama Skywalk.

Reputasi Frank pun berada diatas angin. Ia dielu-elukan berkat loyalitas dan keramahannya kepada seluruh civitas akademika. Keramahannya ini bisa kita lihat sedari awal, di mana terdapat scene Frank yang sedang menyemangati seorang murid berkebutuhan khusus. Petaka terjadi ketika ada sebuah penyalahgunaan yang dilakukan oleh orang yang tidak terduga. Didukung oleh invetigasi yang ada, mulai terlihat sebuah borok yang ditutup-tutupi dengan reputasi bagus dan proyek yang sedang berjalan.

Bad Education

Media Amerika menulis bahwa apa yang terjadi di Roslyn adalah pencurian yang paling besar, paling luar biasa, dan extraordinary dari sistem sekolah Amerika Serikat. Tantangan yang muncul dari sini adalah, bagaimana “Bad Education” bisa menceritakan kasus tersebut sehingga penonton menjadi tertarik. Soalnya, mau dibilang itu kasus luar biasa juga, pasti hanya sedikit atau bahkan mungkin tidak sama sekali dari kita yang tahu mengenai kasus itu di sini.

Nah, film memiliki peluang untuk menyebarkan itu secara optimal karena kita benar-benar memulai dari nol. Salah satu cara yang ditempuh adalah, terlihat bahwa point of view tidak selalu berada di sisi Frank namun juga di karakter-karakter pendukung seperti Pamela Gluckin (Allison Janney) dan Geraldine Vishwanathan sebagai Rachel. Nama terakhir menjadi kelak menjadi karakter pendukung yang kuat karena dia memiliki kepentingan yang jelas, dan arc menarik yang nanti akan menjadi moral boost untuk poin kepentingannya.

Konflik baru meledak setelah 30 menit pertama film bergulir. Turning point nya pun terbilang dangkal karena berasal dari sebuah blunder. Dari sini kita bisa melihat bahwa, “Bad Education” adalah film yang mengangkat skandal, yang besar namun kesannya jadi kecil. Film sangat berfokus pada siapa-siapa saja yang terlibat dalam terungkapnya kasus tersebut, yang mengerucut kepada beberapa orang saja.

Ini menimbulkan plus-minus. Plus nya adalah, film jadi lebih fokus. Kita bisa langsung ikut memahami yang gak beres dari sini, yang mana ditempatkan dari karakter Rachel. Minusnya, kita tidak mendapatkan eskalasi yang lebih, karena ya kasusnya cuma berputar di situ-situ aja.

Bad Education

Film masih kurang greget dalam “bigger picture” dari skandal ini. Padahal dengan naiknya reputasi Roslyn hingga berani membuat Skywalk pasti semakin banyak hal pula yang dipertaruhkan dari sekedar sekolah. Roslyn udah jadi kebanggaan lingkungan sekitar dan penonton mau lihat bagaimana efek dari kasus tersebut terhadap lingkungan yang ada. Mulai dari efeknya terhadap direktur sekolah, para siswanya, hingga para orang tua murid.

Cukup gak diduga, film bisa membuat sebuah karakter yang menarik. Apalagi karakter Rachel si jurnalis sekolah ini sebetulnya adalah karakter rekaan. Fakta yang ada hanya lah kasus Roslyn di-blow up sama ekskul wartawannya sendiri. Nah dari situ film mencoba bikin alur yang enak. Maka dari itu, terciptalah karakter Rachel dengan segala artificial-nya.

Penonton bisa saja menduga bahwa Rachel itu beneran ada karena perannya cukup sentral, Ia juga memiliki konflik sendiri, arc-nya kuat semakin lama semakin dalam, dan turning point kedua dari film ternyata muncul dari anak ini. Satu-satunya mungkin yang terkesan klise adalah awal mula kita berkenalan dengan Rachel.

Pertama, Rachel menganggap remeh tugasnya untuk meliput Skywalk. Ia anggap itu hanya sebuah “puff piece”. Kedua, ia terinspirasi dari kata-kata Tassone sendiri yang bilang kalau itu akan selamanya jadi “puff piece” jika Rachel menganggapnya demikian. Siapa yang sangka kan, omongan Tassone tersebut justru menjadi senjata makan tuan karena setelah itu Rachel menemukan hal-hal aneh terkait pembayaran.

Bad Education

Dari segi sinematik, hal krusial justru jatuh pada sesuatu yang nampaknya biasa saja yaitu busana. Kita bisa luput padahal itu menjadi poin penting. Salah satu kegunaan atau fungsi dari busana adalah status sosial dan kepribadian sang tokoh. Untuk status sosial, kita bisa melihat berada di level mana sang karakter jika dilihat dari gaya penampilannya. Kemudian untuk kepribadian, busana dan juga aksesoris yang ada juga mampu memberikan gambaran umum tentang bagaimana sifat dari karakter tersebut.

Frank Tassone adalah penggambaran yang cocok untuk dua poin di atas. Merujuk pada tuntutan naratifnya, Frank memang ngena banget sama dua fungsi busana itu. Makanya, jangan luput dan untungnya memang ada beberapa scene yang semakin menguatkan image dan karakteristik Tassone ini walaupun ada satu hal yang masih tersimpan rapat yaitu mengenai masa lalu Tassone.

Segi sinematik lainnya yang menonjol adalah dari akting. Hugh Jackman memerankan karakter yang sebetulnya predictable, namun ada beberapa usaha ekstra yang membuat kita akan tetap salut padanya. Perubahan emosi karakter Frank Tassone sudah mulai kentara di akhir tahap konfrontasi.

Di tahap resolusi, kita akan melihat Tassone yang 180 derajat berbeda. Itu udah biasa. Standar. Cuma yang gak diduga adalah komitmen Hugh dalam memerankan Frank terbilang gila juga. Kemudian di awal masa penonton juga bisa melihat bagaimana chemistry antara Hugh dengan Allison Janney terjalin dengan apik.

Bad Education

Kita bisa langsung merasakan bahwa mereka berdua sudah akrab dan memjadi kolaborator antara satu sama lain, terutama ketika Pam bilang mengenai tipe yang disukai oleh Tassone. Sedikit berbicara mengenai Pam, ia kurang lebih memiliki kesamaan dengan Tassone dalam hal fungsi busana dalam menguatkan image karakter. Tapi selain gaya busana, ada lagi satu hal yang menonjol dari Pam yaitu mobilnya. Gokil amat pengurus sekolah bisa punya mobil semewah itu.

Ada sebuah konsistensi visual yang ditampilkan di awal dan akhir film ini. Uniknya meski secara sinematik itu sama, namun kita bisa merasakan efek yang berbeda akibat character’s arc dari Frank Tassone yang sudah tebentuk sedemikian rupa.

Technical difference yang paling jelas antara dua sequence tersebut ada di suara. Jika di awal, kita bisa melihat bahwa suara yang ada adalah external diagetic sound. Ini adalah teknik yang lebih objektif, di mana semua suara itu sumbernya dari pelaku cerita dan semua obyek fisik yang ada di sekelilingnya. Suara-suara ini mampu didengar oleh orang lain yang ada di sekitarnya.

Nah di sequence akhirnya, film menampilkan internal diegetic sound. Ini adalah jenis di mana semua suara bersumber dari pikiran seorang pelaku cerita. Penonton bisa dengar suara tersebut, tapi orang lain dalam cerita tidak bisa mendengarnya. Terakhir, ada sentuhan kecil dari sisi editing di mana ada sebuah scene yang memanfaatkan semacam graphic match tapi dengan teknik cut (karena biasanya kontinuitas grafik seperti ini memanfaatkan teknik dissolve). Graphic match sendiri merupakan transisi antara dua shot yang berbeda, namun memiliki komposisi visual serupa.

Bad Education

“Bad Education” sendiri merupakan satir dari sesuatu yang dibangun lewat dalih “good education”. Dan bukan tak mungkin hal ini dipraktekkan juga di Indonesia, entah di mana. Nuansa satir itu pun semakin kuat dengan musiknya yang familiar dalam film-film sejenis.

Meski ada bagian yang ingin kita tahu lebih dalam yaitu kepada bagaimana sistem pendidikan di sebuah kawasan memengaruhi aspek-aspek lainnya, namun film ini cukup poignant. Penulis Mike Makowski memilih fokus di masalah pusatnya saja, sehingga penonton akan mudah mengerti. Mudah ditebak juga sih jatuhnya, namun berkat penulisan satu karakter pendukung yang mantap kita jadi lebih menikmati prosesnya.

Apalagi seperti yang sebelumnya ditulis, turning point-nya ada di dia, dan tools yang digunakan sebagai turning point kedua tersebut adalah sesuatu yang penting bagi karakter itu sendiri yaitu menyangkut keluarga.

 

Director: Cory Finley

Casts: Hugh Jackman, Allison Janney, Geraldine Viswanathan, Ray Romano, Alex Wolff, Rafael Casal, Annaleigh Ashgord

Duration: 103 Minutes

Score: 8.0/10

Editor: Juventus Wisnu

The Review

Bad Education

8 Score

"Bad Education" merupakan sebuah dokudrama yang menceritakan tentang penggelapan uang yang pernah terjadi di sekolah Roslyn. Hugh Jackman berperan sebagai Frank Tassone, seorang superintendent sekolah Roslyn kala itu. Popularitasnya memang sampai ke orang tua murid, sampai sebuah kejadian dilakukan oleh orang yang sama sekali tak disangka-sangka. Film ini sudah tayang di HBO, jadi jangan lupa menyaksikan kehebohannya.

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Alex WolffAllison JanneyAnnaleigh AshgordBad EducationCory FinleyGeraldine ViswanathanHugh JackmanRafael CasalRay RomanoReview Film Bad Education
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder CINEMANIA ID, now becoming @cineverse.id. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

Ini Rekomendasi Netflix Edisi Februari 2021
Hype

Ini Rekomendasi Netflix Edisi Februari 2021

Untuk kalian yang sudah berlangganan Netflix, kalian dapat menikmati berbagai tayangan terbaru dari Netflix pada bulan Februari mendatang, termasuk film...

by Arif Firdaus
January 28, 2021
The White Tiger
Reviews

Review Film: ‘The White Tiger’

“The Great Socialist himself is said to have embezzled one billion rupees from the Darkness, and transferred that money into...

January 28, 2021
Ini Film yang Akan Hadir di Catchplay+ di Bulan Februari
Hype

Ini Film yang Akan Hadir di Catchplay+ di Bulan Februari

Sebagai salah satu OTT di Indonesia, Catchplay+ di bulan Februari mendatang akan menghadirkan sejumlah film terbaiknya untuk bisa kita tonton...

by Juventus Wisnu
January 27, 2021
One Night In Miami
Reviews

Review Film: ‘One Night in Miami’

“We want a world where we’re safe to be ourselves. To think like we want, without having to answer to...

January 27, 2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL SHOPEE X XIAOMI DEAL
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2021 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In