‘Angel Has Fallen’, Sekuel Ketiga yang Tampil Lebih Baik

“The President’s not safe. They’re going to try and finish the job. I am not going to stop until I prove who did this.” – Mike Banning.

Sebenarnya film ini bukanlah sebuah film yang harus benar-benar ditunggu. Mengingat film keduanya, “London Has Fallen” (2016), mendapat review negatif ketimbang film pertamanya, “Olympus Has Fallen” (2013) yang hadir cukup impresif dan meyakinkan saat itu. Bahkan “Olympus Has Fallen” kala itu harus berhadapan head to head dengan film yang bertema sama, “White House Down”, yang juga menceritakan tentang aksi Secret Service dan presiden yang dilindunginya.

Pun tak banyak trilogi yang tampil apik hingga seri terakhirnya. Banyak dari mereka yang akhirnya kehabisan nafas dan ide baru ketika sebuah film memasuki sekuel berikutnya. Kini sekuel ketiga ini, “Angel Has Fallen” telah mempunyai penulis naskah baru yang sudah malang melintang di dunia perfilman Hollywood dan berpengalaman dalam menulis film-film sekuel. Ya dia adalah Robert Mark Kamen, penulis naskah senior yang pernah menulis The Fifth Element (1997), Transporter Trilogy (2002-2008) dan Taken Trilogy (2008-2014).

Pengalamannya selama ini ia terapkan di sekuel terbaru ‘Has Fallen’ milik Gerard Butler, yang kali ini ia tulis bersama Matt Cook (Patriots Day). Dan nyatanya apa yang ia tulis kali ini benar-benar berbeda dari dua film sebelumnya dan secara mengejutkan, film ini jauh lebih berbobot dan mengesankan ketimbang pendahulunya.

Apa yang Mike Banning lakukan ketika ia menangkis serangan teroris di Gedung Putih dan London masing-masing di “Olympus Has Fallen” dan “London Has Fallen” memang apik, namun kali ini ia hadir sangat powerful lewat pemikiran dan tindakan, tak hanya sekedar aksi one man show seperti yang Bruce Willis lakukan di Die Hard atau Sylvester Stallone di film Rambo. Film ini sangat dalam dan personal dari segi cerita, dengan dukungan banyak pemain berpengalaman yang masing-masing membawakan perannya dengan sangat baik dan berimbang satu sama lain.

Tahun demi tahun berjalan, Mike Banning (Gerard Butler) telah meniti karirnya sebagai anggota Secret Service yang merupakan Pasukan Pengaman Presiden milik Amerika Serikat. Dirinya sangat loyal melayani Presiden Amerika Serikat, Allan Trumbull (Morgan Freeman), namun ia juga manusia biasa yang rentan akan penyakit dan aktifitasnya tersebut membuat badannya sakit dan mengharuskan dirinya mengonsumsi obat-obatan penahan sakit agar dirinya tetap prima di lapangan.

Rasa sakitnya itu selalu ia sembunyikan dari hadapan istrinya, Leah (Piper Perabo) dan sang presiden sendiri. Sampai ia akhirnya difavoritkan menjadi direktur Secret Service, dan pada akhirnya ditunjuk saat Presiden sedang berlibur, tak bisa ia tolak. Namun ketika upaya pembunuhan secara tiba-tiba dilakukan terhadap Presiden Allan Trumbull (Morgan Freeman), Mike tak bisa menghindar dan ia dijebak karena serangan itu dan dirinya dipaksa bertindak ekstrim, pergi ke masa lalunya dan berusaha membuktikan kalau dirinya tak bersalah.

Film yang kini disutradarai oleh Ric Roman Waugh (Snitch) mempunyai pendekatan yang berbeda dari kedua film pendahulunya. Tak lagi melihat potensi ancaman yang mungkin terjadi di masa depan, seperti ancaman dari musuh-musuh Amerika seperti yang pernah kita lihat di kedua film itu, namun lebih personal, seperti halnya cerita klasik era 90-an yang akrab dengan konspirasi dan konsep ‘temanmu adalah musuhmu sendiri’, suatu paradigma yang akrab di telinga kita, apabila kita sering menonton film-film era 90-an yang penuh tipu daya dan muslihat terselubung.

Tapi walaupun menggunakan pendekatan klasik seperti yang telah disebut di atas, film ini jauh lebih personal dan mengungkap lebih jauh sisi Mike Banning sebagai seorang pemimpin keluarga dan berusaha menekan ego yang selama ini ia miliki. Menarik memang, hal-hal seperti itulah yang banyak dialami banyak tentara Amerika Serikat ketika baru pulang perang. Rasa frustasi dan depresi berkelanjutan tanpa akhir, mengakibatkan mereka mendekatkan diri pada obat-obatan yang tak kunjung henti. Dan itulah yang dialami Mike Banning di “Angel Has Fallen”.

Namun pendekatan klasik bukan berarti tak ada teknologi canggih di sini. Kini, seperti yang sudah terlihat dalam trailernya, banyak drone memburu satu-satu orang terdekat Presiden, dan penggunaan drone berskala massif ini sedikit kita mengingatkan pada film Spiderman: Far From Home (2019) yang menggunakan teknologi serupa, walaupun eksekusinya berbeda.

Ini dia kelebihan yang lain, film ini dipenuhi sejumlah cast kelas atas seperti Nick Nolte yang memerankan Clay Banning, ayah Mike Banning, yang merupakan veteran Perang Vietnam yang selama ini telah berpisah dengan Mike dari lama. Karakter Clay ini sangat menarik, karena memberi warna berbeda yang lebih terasa kekeluargaan, tentunya bersama Leah dan anaknya, dibanding film sebelumnya yang murni hanya berkutat di sekitaran masalah utama.

Cast menarik lainnya adalah Danny Huston yang berperan sebagai Wade Jennings (teman militer lama Mike) dan Jada Pinkett Smith sebagai agen FBI Helen Thompson. Sementara itu, Piper Perabo masuk menggantikan Radha Mitchell sebagai Leah, istri Mike Banning. Peran Piper juga meningkat sedikit ketimbang Radha yang dahulu hanya sekedar tempelan saja.

Buat kamu yang tertarik dengan film bertema aksi tingkat tinggi, film yang mempunyai rating ‘R’ ini akan memanjakan kamu di sepanjang filmnya. Kita akan diberikan sedikit twist mengejutkan, dengan ledakan eksplosif, kejar-kejaran yang seru di sela-sela pengejaran Mike yang sekilas mirip “The Fugitive” (1993). Dan semua ini tak akan mengecewakan kamu hingga film ini selesai.

Director: Ric Roman Waugh

Starring: Gerard Butler, Morgan Freeman, Danny Huston, Piper Perabo, Nick Nolte, Tim Blake Nelson, Jada Pinkett Smith, Michael Landes, Lance Reddick

Duration: 121 Minutes

Score: 8.2/10