Lima desainer mode Indonesia akan menampilkan koleksi teranyar mereka dalam perhelatan Los Angeles Fashion Week (LAFW) Spring/Summer 2018, yang akan digelar pada 4–8 Oktober 2017. Mereka adalah Rinda Salmun, Byo by Tommy Ambiyo Tedji, Jeffry Tan, Sav Lavin by Savira Lavina, dan Lotuz by Michelle Surjaputra.
“Semua sudah melalui tahapan kurasi yang dilakukan sendiri oleh pihak penyelenggara LAFW,” ujar Myria Widiono, salah seorang perwakilan IWA dalam jumpa pers yang dilakukan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/9).
“Sebagai suatu organisasi yang masih terbilang baru, menurut Myria, LAFW memiliki prospek yang baik. Tidak hanya untuk memperkenalkan talenta mode Indonesia, namun juga budaya asli bangsa Indonesia.” tambahnya.

Selama ini, LAFW telah menampilkan beragam desainer, baik dari Amerika Serikat maupun negara lain, dan memberikan peluang setara bagi para desainer asing untuk menjejakkan kaki dan memperkenalkan diri mereka di pasar fesyen Amerika.
Keikutsertaan para desainer di atas dalam pekan mode ini bertujuan untuk memperkenalkan talenta mode kebanggaan Indonesia yang memiliki potensi global. Selama ini, LAFW telah menampilkan beragam desainer, baik dari Amerika Serikat maupun negara lain, dan memberikan peluang setara bagi para desainer asing untuk menjejakkan kaki dan memperkenalkan diri mereka di pasar fashion Amerika Serikat.

“Selain itu, nantinya tiap desainer bakal dapat slot untuk menggelar show-nya sendiri-sendiri. Di hari yang berbeda, namun di panggung yang sama dengan desainer dari negara lainnya. Jadi, menurut saya panggung ini memberi peluang yang besar,” kata Rinda saat ditemui di kesempatan yang sama.
Untuk koleksinya, Rinda akan menggunakan unsur-unsur kain lurik khas Yogyakarta untuk busana dengan potongan modern yang terinspirasi dari baju-baju priyayi Jawa.
Jeffry Tan akan mengeluarkan sederetan garis geometrik dan zig-zag dalam 20 busana street wear yang dibuat dari kain tenun khas Indonesia. Saviria Lavinia dengan labelnya Sav Lavin akan banyak bermain dengan ilustrasi titik-titik pada gambar hingga membentuk corak yang menarik.

Michelle Surjaputra melalui labelnya Lotuz akan menampilkan sejumlah busana ready to wear, street wear, evening dress dengan warna-warna cerah dengan sentuhan rock and roll namun tidak berkesan glamor.
Tommy Ambiyo Tedji lewat labelnya Byo akan mengeluarkan 18 koleksi ready to wear dengan material yang tidak biasa ia perlihatkan sebelumnya seperti plastik. Byo terinspirasi dari fenomena alam gerhana matahari, nantinya refleksi spektrum-spektrum warna akan terlihat dalam koleksi terbarunya kali ini.

Di samping tampilnya desainer Indonesia dalam LAFW S/S 2018, KJRI Los Angeles, IWA dan Indonesia Trade Promotion Center Los Angeles juga akan menjalankan sebuah kampanye melalui acara bertajuk Explore Indonesia 2017.
Rangkaian acara Explore Indonesia 2017 akan diawali dengan Business Symposium pada 28 September 2017. Dilanjutkan dengan LAFW S/S 2018 pada 4-8 Oktober 2017. Pada 6 Oktober 2017 akan diselenggarakan forum edukasi mengenai kekayaan ragam tenun ikat dan keunikan teh Indonesia. Sedangkan pada 7 Oktober 2017 akan diselenggarakan Explore Indonesia 2017 Festival – Tea & Ikat.

Festival yang digelar di Santa Monica Promenade ini akan turut diramaikan dengan pemutaran video dokumentasi Alenia’s Journey karya pasangan Ari Sihasale dan Nia Zulkarnain tentang keindahan Indonesia bagian timur, serta penampilan dari trio asal Papua, Pacenogei.
Misi utama dari festival ini adalah menampilkan kerajinan yang eco-friendly dari berbagai daerah Indonesia, seperti tenun Badui ataupun Ulap Doyo khas Kalimantan.