Mirip dengan formula yang dikedepankan dalam Deadpool, yang menyuguhkan formula adegan aksi bersimbah darah dengan komedi yang kental, inilah film thriller asal negeri ginseng yang jalinan kisahnya memadukan dua karakteristik, tone kelam dengan unsur komedi.
Film yang pertama kali dirilis pada bulan Maret 2014 ini adalah buah penyutradaraan sineas Hwang In-ho yang di ranah perfilman Asia dikenal sebagai sineas Korea yang gemar mengawinkan dua ataupun lebih genre yang berbeda di film-film hasil arahannya maupun skrip-skrip yang ditulisnya. Film ini merupakan karya penyutradaraan keduanya setelah membidani Spellbound dan kelima dalam daftar adaptasi skrip yang ditanganinya.
Tersebutlah, di sebuah kawasan pedesaan di pinggir kota, dikenal sebagai individu yang mandiri dan agresif, Bok-soon (Go-eun) di lingkungannya mendapat julukan “Psycho b***h” karena tabiat anehnya yang mudah terbakar emosi dan melakukan tindak kekerasan kepada siapapun individu yang berani mengusiknya. Hal ini dikarenakan Bok-soon menderita keterbatasan mental yang membuat psikologisnya tidak stabil.
Sungguhpun demikian, ia menjalani hari-harinya dengan penuh semangat dengan berjualan di sebuah pasar lokal dengan adiknya Eun-jung (Bo-ra), yang ia cintai. Sayangnya, kehidupan menyenangkan yang miliki berubah drastis saat sang adik menjadi korban kebiadaban seorang pria bernama Tae-soo (Min-ki) yang tidak ingin rahasia kelamnya terungkap.
Sudah tentu, Bok-soon yang dilanda kesedihan dan kemarahan luar biasa berniat menuntut balas dengan memburu jejak si pelaku. Padahal, Tae-soo bukanlah pembunuh biasa, karena ia adalah seorang psikopat cerdas berdarah dingin dengan tingkat kesadisan dan hasrat membunuh yang bagaikan tidak berdasar.
Sang psikopat sendiri berniat mengenyahkan para saksi hidup yang mengetahui rahasia kelamnya, yakni Bok-soon dan Na-ri. Niat membalas dendam si gadis pemberang dan upaya pembunuh sadis yang berniat menutup rapat jejak pembunuhannya ini berujung pada konfrontasi langsung dan konklusi brutal yang sangat berdarah. Siapakah yang akan mampu bertahan hidup: gadis tidak cerdas yang cepat naik darah ataukah si pembunuh berdarah dingin yang penuh perhitungan?
Seperti sudah disinggung di awal pembahasan, perihal yang membedakan Monster dengan film-film thriller tentang psikopat lainnya adalah selain adegan pembunuhan brutal (seperti yang tersaji di Oldboy, I Saw the Devil, maupun The Chaser) terletak di sektor penokohan karakteristik protagonis utamanya yang bertolak belakang dengan stereotipe protagonis umumnya dalam genre film sejenis.
Di mana karakter yang dikedepankan di sini alih-alih seorang detektif atau pria yang tengah dilanda masalah, yang dipilih justru penggambaran tokoh heroine khas di film drama komedi romantis Korea yang umumnya mempunyai sifat periang, urakan, galak pun judes.
Hasilnya adalah sebuah sajian film thriller unik. Di mana, meski ceritanya begitu dark, namun banyak adegannya juga bisa memancing tawa penonton. Walaupun demikian, adegan aksi yang ada di sini bisa dikatakan sangat intens dari awal hingga akhir.
Sedangkan, yang menjadi jualan utama di sini adalah intrik psikologis yang berkembang antara sang tokoh utama dengan tokoh antagonis meski harus diakui film ini juga terkesan menjual kekerasan, dengan banyak bertebaran adegan sadis bersimbah darah. Film penyutradaraan In-ho ini juga terdongkrak oleh performa dua tokoh sentralnya, terutama penampilan aktor muda Korea Lee Min-ki yang dalam film ini sukses memerankan sosok psikopat berbahaya dengan meyakinkan.
Sutradara: Lee Min-ki, Kim Go-eun, Kim Roi-ha, Kim Boo-seun, Ahn Seo-hyun, Kim Bo-ra, Nam Gyeong-eup, Han Da-eun, Park Byung-eun, Park Chul-min
Sutradara: Hwang In-ho
Bahasa: Korea