Jakarta Film Week akan berlangsung sebentar lagi, beberapa hal ini harus kamu ketahui agar memudahkan mu mengikuti rangkaian acara yang dilaksanakan.
Jakarta Film Week merupakan sebuah festival yang digagas oleh pemerintah daerah DKI Jakarta (Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan acara internasional. Tujuannya untuk mendukung kebangkitan industri kreatif khususnya film pasca pandemi.
Mengingat acara festival film bertaraf internasional sudah lama absen dari aktivitas warga Jakarta dan sekitarnya, sehingga inilah saatnya ibu kota memiliki ajang apresiasi dan film yang berkelanjutan serta mendapat perhatian khusus dalam perkembangan industri film, baik dari segi kreatif, estetis maupun teknis.
Pekan Film Jakarta untuk pertama kalinya akan diadakan pada November 2021, dan mengusung tema Going the Distance dengan dua program utama, yaitu program pemutaran dan non pemutaran film.
Program Pemutaran Film
Dalam program ini, akan memutarkan sejumlah film panjang dan film pendek dari Indonesia maupun Internasional, yang terbagi ke dalam dua kategori: kompetisi dan non kompetisi. Film-film yang telah didaftarkan nantinya akan dikurasi, beberapa yang terpilih akan diikutsertakan dalam kategori kompetisi.
Mereka yang berkompetisi merebutkan tiga kategori penghargaan yaitu; Global Feature Award (penghargaan film panjang internasional terbaik), Direction Award atau (penghargaan film panjang Indonesia terbaik) dan Global Short Award (penghargaan film pendek internasional terbaik).
Pendaftaran kompetisi film panjang dan film pendek sudah dibuka sejak 25 Agustus hingga 30 September 2021.
Program Non-Pemutaran Film
Sementara untuk program ini, akan berisi Jakarta Film Fund, Masterclass, Talks, Community serta Exhibition dan Showcase. Selain itu, di tahun pertama penyelanggaraannya, Jakarta Film Week juga memiliki beberapa pilihan program non pemutaran film lainnya, yang meliputi:
- Master Class, yaitu program pelatihan untuk para profesional di bidang industri film bersama narasumber yang berpengalaman di industri film internasional.
- Talks, yang merupakan diskusi publik yang menghadirkan berbagai panelis yang inovatif dan berpengalaman untuk membicarakan tentang adaptasi sinema di kala pandemi, dan juga tentang Jakarta dalam sudut pandang film.
- Community, yaitu ruang bagi komunitas film untuk memperluas jaringan dan bertukar pengetahuan dengan para ahli demi pengembangan proyek film dan organisasi.
- Exhibition & Showcase, yang berupa ruang pameran dan pertemuan untuk pekerja film, prakarsa teknologi, investor, dan penonton.
Selama festival berlangsung juga diadakan penayangan film secara tematik sebagai pembuka rangkaian program Jakarta Film Week. Serta penayangan film panjang dan film pendek dalam bentuk fiksi, animasi maupun dokumenter dari berbagai negara.
Festival Ambassador

Acara ini juga mengajak salah satu nama besar perfilman Indonesia, yang namanya tengah naik berkat salah satu film nya yang memenangkan Piala Citra terbanyak, siapa lagi kalau bukan Shenina Chinnamon.
Aktris kelahiran 1999 ini mengajak penikmat film, khususnya anak muda untuk menghadiri acara Jakarta Film Week 2021, yang akan dilaksanakan secara daring dan luring.
“Lewat festival film, saya bisa bertemu langsung dengan para sineas dan orang-orang yang terlibat di industri perfilman. Kali ini, sebagai festival ambassador dari Jakarta Film Week, saya mau mengajak orang-orang di sekitar, terutama generasi muda, untuk lebih mengenal apa itu festival film. Sementara sebagai seorang aktor, buat saya pribadi, adanya film festival ini memiliki dua peran penting. Di satu sisi, saat kita hadir sebagai peserta, kita jadi tahu seperti apa para sineas berproses. Atau bisa juga menyaksikan para aktor berbicara tentang peran mereka yang beragam. Buat seorang aktor, ini dapat membantu memahami pendalaman karakter, dan memperkaya pengetahuan dalam berakting.” – Shenina Chinnamon
Road to Jakarta Film Week
Merupakan acara pra-festival yang menayangkan empat film tematik yang dipilih oleh kurator yang mewakili bidang keahliannya masing-masing. Kurator Road to Jakarta Film Week 2021 adalah Nia Dinata (sutradara), Asmara Abigail (aktor), dan Amir Siregar (kritikus).
Film-film terpilih akan menggambarkan Jakarta dalam sinema yang berasal dari tiga periode waktu, yaitu 1950-1969, 1970-1989, 1990-2010.
Selain penggambaran ibu kota, kurator juga mempertimbangkan pendekatan estetis dan kondisi sosial politik masa itu serta dampaknya terhadap perkembangan perfilman di Indonesia.
Film yang terpilih akan tayang dalam Road to Jakarta Film Week, antara lain adalah:
Asrama Dara (1958)
Asrama Dara berkisah tentang persoalan hidup para penghuni sebuah asrama yang dikemas secara musikal. Lika-liku cinta segiempat, anak yang diabaikan oleh orang tuanya, hingga cinta yang bertepuk sebelah tangan, semua diceritakan dengan apik dari tiap penghuni.
Cintaku di Rumah Susun (1987)
Cintaku di Rumah Susun adalah sebuah sketsa tentang kehidupan di rumah susun sederhana yang penghuninya beraneka ragam. Somad yang sudah cukup umur tetapi dilarang menjalin asmara oleh kakeknya, Zuleha yang suka menggoda Somad tapi ternyata simpanan seorang bandit dan dipadu dengan kisah cinta segitiga berujung kesalahpahaman.
Opera Jakarta (1985)
Joko yang diasuh oleh neneknya tanpa tahu siapa ibunya tumbuh besar menjadi seorang petinju yang populer. Seorang perempuan, Rum, yang akan menikah kabur dari rumah dan jatuh cinta pada Joko atau yang kini lebih dikenal dengan Yoko. Yoko yang semakin populer kini juga menjadi lambang pembangkangan anak muda, sehingga menjadi incaran banyak pihak.
Love (2008)
Sebuah film yang menceritakan tentang kisah cinta 5 pasang manusia, Nugroho dan Lestari, Rama dan Iin, Awin dan Tere, Restu dan Dinda, Gilang dan Miranda, dengan background masing-masing yang unik dan hubungan cinta yang tidak biasa.
Film Pembuka dan Penutup

Acara pembukaan Jakarta Film Week, akan diadakan pemutaran salah satu film Indonesia yakni ‘Ranah 3 Warna’. Film ini merupakan film adaptasi novel terkenal, karya Ahmad Fuadi. Ini merupakan novel kedua karyanya yang diterbitkan Gramedia pada tahun 2009.
Novel tersebut merupakan novel kedua, dari trilogi Negeri 5 Menara yang bercerita tentang Alif yang baru selesai menamatkan sekolah di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur dan perjalanannya mewujudkan mimpi menjadi Habibie di Teknologi Tinggi Bandung, lalu merantau untuk menggapai jendela dunia sampai ke Amerika. Kiranya film tersebut juga akan merpresntasikan perjuangan Alif dalam mewujudkan cita-citanya.
Sementara itu, film dari Filipina berjudul ’Whether The Weather is Fine’ terpilih sebagai penutup dari rangkaian acara Jakarta Film Week 2021. Film ini disutradarai dan ditulis bersama oleh Carlo Francisco Manatad dalam debut penyutradaraannya.
Jalan ceritanya mengikuti kejadian setelah Topan Haiyan 2013 yang menghancurkan sebagian wilayah Filipina, kemudian seorang ibu dan anak berjuang untuk bertahan hidup sambil mencari orang yang mereka cintai.
Jakarta Film Fund

Adalah program kompetisi pembuatan film pendek. Kemudian, nantinya film pendek yang terpilih akan diberi dukungan produksi, teknis, dan pelatihan untuk lima proposal yang terpilih oleh dewan juri.
Masing-masing proposal akan mendapatkan dana bantuan produksi senilai Rp 30.000.000,-, difasilitasi online editing dan mastering, mentoring dari filmmaker professional dan movielab penyutradaraan, penulisan naskah, dan penyuntingan gambar dari pembuat film profesional. Pendaftaran Jakarta FIlm Fund sudah dibuka sejak 20 Agustus hingga 12 September 2021.
Lima film yang berhasil memenangkan program ini antara lain adalah:
- Sebelum Malam Hari, Kita Masih Bersama – Yusuf Jacka
- One Night In Chinatown – William Adiguna
- And That What Married Is – Aji Aditya
- Ringroad – Andrew Kose
- Suatu Hari di Tempat Pemancingan – Rifki Rifaldi
Global Feature Competition

Global Feature Awards merupakan penghargaan yang diberikan juri untuk Film Panjang Internasional terbaik yang berkompetisi di kategori Global Feature Film. Sebanyak 11 film masuk dalam daftar nominasi untuk kategori Global Feature Film.
- Kadet 1947 – Indonesia (2021)
- Yowis Ben 3 – Indonesia (2021)
- Death Knot – Indonesia (2021)
- Dari Hal Waktu – Indonesia (2021)
- Petite Maman – Prancis (2021)
- Barbarian Invansion – Malayasia (2021)
- Me and The Cult Leader – Japan (2021)
- Money Ha Four Legs – Myanmar (2021)
- Black Box – Prancis (2021)
- Nussa – Indonesia (2021)
- IBU – Indonesia (2021)
Global Feature Non-Competition

Banyak pilihan film panjang internasional dalam kategori Global Feature Non-Competition, yang akan dinikmati di Jakarta Film Week 2021.
Semua film internasional dikurasi dan siap bersanding satu dan lain untuk memajukan perfilman dunia yang patut kita apresiasi bersama. Sekitar 14 film dapat dilihat bersama, film itu antaralain adalah:
- Zero – Japan/America (2020)
- Trees Under The Sun/ Veyilmarangal – India (2020)
- Shankar’s Fairies – India (2021)
- You and I – Indonesia (2021)
- Everyday is a Lullaby – Indonesia (2020)
- The Tales of The Black Saint / I Racconti del Santo Nero – Italia (2021)
- Souad – Mesir(2021)
- Aline, The Voice of Love – Prancis (2020)
- Recalled – Korea Selatan (2021)
- Marapu, Fire & Ritual – Indonesia (2020)
- Mang Jose – Filipina (2020)
- Luzzu – Malta (2021)
- 12×12 Untitled – India (2021)
- Cinta Bete – Indonesia (2021)
Global Short Competition
Global Short Award adalah sebuah penghargaan yang diberikan juri untuk Film Pendek Internasional terbaik yang berkompetisi di kategori Global Short. Sebanyak 10 film ikut berkompetisi dalam kategori ini. Berikut 10 film yang masuk ke dalam kategori ini:
- Five Minutes – Kanada (2021)
- Splish Splash (Cipak Cipuk) – Indonesia (2021)
- Elephantbird (Filmorgh) – Afganistan (2019)
- Glass Shards – New Zealand (2020)
- Develop Viriyaporn Who Dared in 3 Worlds – Thailand (2021)
- Udin’s Inferno – Indonesia (2021)
- Diary of Cattle – Indonesia (2021)
- Only If Possible – China (2021)
- The Girls Are Alright – Malaysia (2019)
- Jemari Yang Menari di Atas Luka-luka – Indonesia (2019)
Global Short Non-Competition
Terdiri dari 30 film pendek Internasional yang dapat dinikmati dalam acara Jakarta Film Week 2021, film itu antara lain adalah:
- The Present – Palestina (2021)
- Culas – Indonesia (2021)
- Heil Raja!/ Tamu adalah Raja – Indonesia (2021)
- Uphold the Truss/ Menegakkan Tiang – Indonesia (2019)
- The Last Will/Wasiat – Indonesia (2020)
- The Little Plant – Korea Selatan (2020)
- Dua Ikan dan Sepiring Nasi – Indonesia (2020)
- The Bookbinder – Indonesia (2020)
- The World of Mindfulness/ Zing Nim Sai Gaai – Hongkong (2021)
- Cerita Keluarga – Indonesia (2020)
- Nu Malipir Kasingsal – Indonesia (2020)
- The Age of Remembrance/ Masa Mengenang – Indonesia (2020)
- Sarikat – Indonesia (2021)
- Kudapan Spesial – Indonesia (2021)
- Gap/Seam – Taiwan (2021)
- Please be Quiet – Indonesia (2021)
- Into the Happiness/ Kemanten – Indonesia (2019)
- Poster Joni – Indonesia (2020)
- Honeymoon Package/ Rumah Kuta Kita – Indonesia (2019)
- Kodakan – Filipina (2019)
- Golek Garwo – Indonesia (2020)
- Fifty Fifty – Indonesia (2019)
- Don’t be a Stranger – Indonesia (2021)
- End of The Tunnel – Indonesia (2021)
- Black Hole Monster – Malaysia (2018)
- Before 7 Days/ Sebelum 7 hari – Indonesia (2020)
- Diponegoro 1830 – Indonesia (2020)
- Anomali – Malaysia (2021)
- Dilemma Maya/ Dilema Maya – Indonesia (2021)
- Anxietus Domicupus – Indonesia (2021)
Itu dia semuanya tentang Jakarta Film Week 2021, semoga festival ini terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar. Selamat menunggu!