Berikut ini latar belakang kehidupan pribadi dan sejumlah prestasi gemilang Aktor Terbaik FFI dalam ‘Naga Bonar’ 1986, Deddy Mizwar!
Halo, Cilers! Masih dalam rangka memeriahkan ajang Festival Film Indonesia 2021 yang semakin dekat, Cineverse akan memberikan informasi tentang salah satu aktor legendaris di Indonesia yang berhasil meraih beragam penghargaan dalam FFI dari tahun ke tahun. Dia adalah Deddy Mizwar.
Kehidupan Pribadi
Pria kelahiran 5 Maret 1955 ini merupakan seorang aktor, sutradara, sekaligus politikus Indonesia. Beliau adalah anak ke-4 dari enam bersaudara. Ayahnya bernama H. Adrian Andres keturunan Belanda-Betawi dan ibunya bernama Sun’ah keturunan Bugis-Betawi.
Masa kecil Deddy Mizwar dikelilingi oleh masyarakat etnis Betawi dalam lingkungan sekitar yang bernuansa religius. Latar belakang lingkungan tersebut membuat sosoknya selalu mengikuti kegiatan mengaji di masjid dekat rumah. Selain itu, dari sanalah dia mendapatkan inspirasi untuk membuat film bernuansa religi yang sederhana.
Pada 13 Agustus 1986, Deddy Mizwar menikah dengan R. Giselawati Wiranegara dan dikaruniai dua orang anak bernama Senandung Nacita (penyiar berita) dan Zulfikar Rakita Dewa (perwira di sebuah kesatuan TNI Angkatan Darat).
Perjalanan Karier
Bakat akting Deddy Mizwar sebenarnya telah muncul sejak ia kecil, lalu semakin berkembang dalam dunia perfilman setelah beranjak dewasa. Peran ibunya yang juga memiliki pengalaman di dunia seni menjadi acuan bagi Deddy untuk berkarya di bidang yang sama.

Tepatnya, awal karier Deddy Mizwar dimulai sejak ia berusia 19 tahun. Dia memulai debut film dalam ‘Gaun Pengantin’ yang dirilis pada tahun 1974. Setelah itu, tawaran untuk membintangi ‘Naga Bonar’ pun menjadi awal namanya semakin melambung tinggi di dunia perfilman Indonesia.
Setelah sukses memerankan Jenderal Naga Bonar, banyak penonton ‘Naga Bonar’ yang menanti kelanjutan dari kisah Deddy Mizwar dalam peran yang sama. Akhirnya, pada 29 Maret 2007, harapan itu terwujudkan dengan kembalinya aksi Naga Bonar bersama sang anak, Bonaga (Tora Sudiro) dalam film berjudul ‘Naga Bonar Jadi 2’.
Sejauh ini, Deddy Mizwar telah membintangi sebanyak 60 film dan menyutradarai 4 film. Film-film dan acara televisi yang disutradarai olehnya pasti tidak lepas dari tema religi ataupun keberadaan nilai moral di dalamnya.
Salah satu acara televisi yang ia sutradarai dan selalu ditunggu-tunggu penonton pada bulan Ramadan adalah ‘Para Pencari Tuhan’. Untuk musim perdananya, ‘Para Pencari Tuhan’ atau akrab dikenal ‘Para Pencari Tuhan Jilid 1’ dibintangi oleh Melky Bajaj, Aden Bajaj, dan Isa Bajaj.
Setelah serial tersebut hadir untuk pertama kalinya di tahun 2007, jilid-jilid lainnya berlanjut dan masih selalu dinantikan oleh para penonton setia di setiap waktu menjelang kumandang azan Magrib bulan Ramadan.
Kesuksesan dalam Festival Film Indonesia
Festival Film Indonesia pada tahun 1982 merupakan ajang perdana bagi Deddy Mizwar berhasil masuk ke dalam nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik melalui film ‘Bukan Impian Semusim’. Sayangnya, dia belum dapat memenangkan penghargaan tersebut.

Berlanjut di tahun 1985, Deddy Mizwar kembali masuk ke dalam nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik melalui film ‘Saat-saat Kau Berbaring di Dadaku’ dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam film ‘Kerikil-Kerikil Tajam’.
Namun, keberuntungan serta kesuksesan baru menjadi milik Deddy Mizwar pada FFI tahun 1986. Dirinya berhasil memperoleh dua Piala Citra sekaligus dalam kategori Pemeran Utama Pria Terbaik melalui film ‘Arie Hanggara’ dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik melalui film ‘Opera Jakarta’.

Pada tahun 1987, Deddy kembali berhasil meraih Piala Citra melalui perannya di ‘Naga Bonar’. Selain dari kemenangan Deddy Mizwar, ‘Naga Bonar’ mendapatkan empat penghargaan lainnya dalam kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Cerita Asli Terbaik, dan Tata Suara Terbaik.
Di Festival Film Indonesia tahun 1990, Deddy Mizwar hanya lolos sebagai nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik untuk filmnya ‘2 dari 3 Laki-Laki’ dan nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam film ‘Jangan Renggut Cintaku’. Namun pada dua tahun berikutnya, ia kembali meraih Piala Citra melalui perannya sebagai Adam dalam ‘Kuberikan Segalanya’ untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik.

Pada tahun 2007, Deddy kembali masuk dalam nominasi Sutradara Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik melalui film ‘Naga Bonar Jadi 2’. Sayangnya, nominasi Sutradara Terbaik dimenangkan oleh Hanung Bramantyo melalui film ‘Get Married’. Sementara dalam kategori Pemeran Utama Pria Terbaik, Deddy Mizwar berhasil mengalahkan lawannya yang lain.
Dengan kesuksesan itu, Deddy Mizwar melengkapi keberhasilan film ‘Naga Bonar Jadi 2’ meraih total empat penghargaan. Tiga penghargaan lainnya adalah dari kategori Pemeran Pendukung Pria, Skenario Asli Terbaik, dan Tata Suara Terbaik.

Selanjutnya pada tahun 2010, Deddy Mizwar kembali lolos sebagai nominasi kategori Sutradara Terbaik dari film ‘Alangkah Lucunya (Negeri Ini)’ dan nominasi kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk ‘Cinta 2 Hati’.
Sayangnya, Sutradara Terbaik di tahun itu dimenangkan oleh Benni Setiawan dalam film ‘3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta’, sedangkan Pemeran Pendukung Pria Terbaik dimenangkan oleh Rasyid Karim dalam film ‘3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta’.
Tahun 2010 menjadi tahun terakhir Deddy Mizwar berkesempatan mendapatkan Piala Citra. Sementara film terakhir yang ia bintangi adalah ‘Sejuta Sayang untuknya’ karya Herwin Novianto yang tayang di Disney+ Hotstar pada Oktober tahun lalu.
Perjalanan Deddy Mizwar dalam berkarier di dunia perfilman tanah air memang layak menjadikan sosoknya sebagai aktor legendaris.
Akankah ada para aktor baru yang akan mendapatkan predikat serupa? Untuk itu, kita pantau terus kesuksesan sederet aktor dalam Festival Film Indonesia tahun ini yang akan diumumkan pada 10 November mendatang. Catat tanggalnya ya, Cilers!