Mengenal Lebih Dalam Sutradara Kebanggaan Jepang, Hirokazu Kore-Eda

Baru-baru ini, Kore-Eda mengharumkan lagi namanya setelah sukses membawa masuk film ‘Broker’ di Festival Film Cannes 2022.

 

Lahir pada 6 Juni 1962, Hirokazu Kore-Eda merupakan salah satu sutradara pembesar Jepang yang telah menelurkan banyak film dengan konsep unik dan jalan cerita yang tidak biasa.

Menuntut ilmu di Universitas Waseda di jurusan Letters, Arts and Sciences, Kore-Eda telah terkenal menjadi murid yang tidak biasa. Tidak seperti rekan-rekannya yang belajar di bawah bimbingan orang-orang berpengaruh atau bahkan mengikuti klub-klub film, Kore-eda justru berniat menjadi seorang novelis.

Meski begitu, ia telah banyak diperkenalkan ke dalam dunia film sejak kecil. Bersama ibunya, Kore-eda selalu menghabiskan waktu untuk menonton film di TV dibandingkan pergi ke bioskop.

Hirokazu Kore-Eda © Arthur Mola / Invision/AP/REX/Shutterstock

Oleh karena itu, sosoknya juga terkenal “rakus” dalam menonton film dan membaca naskah ketika berada di perguruan tinggi.

Setelah lulus, Kore-Eda bergabung dengan TV Man Union pada tahun 1987, sebuah perusahaan produksi televisi independen pertama di Jepang. Dia menghabiskan tiga tahun sebagai asisten sutradara sebelum membuat dua film dokumenter pertamanya pada tahun 1991, ‘Lessons from a Calf’ dan ‘However…’.

Dua film dokumenter yang mengangkat isu-isu humanis ini begitu memberikan kesan mendalam bagi TV Man Union, hingga Kore-Eda dinaikkan statusnya menjadi sutradara.

Nobody Knows © IFC Films

Tahun-tahun selanjutnya, Kore-Eda masih membuat banyak film dokumenter yang menyinggung sisi humanis manusia. ‘I Wanted to be a Japanese’ (1992) dan ‘August without Him’ (1994) menjadi dua di antara film-film dokumenter yang berhasil ia arahkan, sebelum memulai film fitur di tahun 1995.

Koreeda Hirokazu membuat debut penyutradaraan film fiturnya dengan menghadirkan ‘Maboroshi no hikari’ di tahun 1995. Fitur pertama ini menceritakan tentang upaya seorang janda muda yang berduka agar bisa berdamai dengan kematian suaminya.

Sang sutradara tersebut mengaku bahwa sebagian besar ceritanya ini terinspirasi oleh pengalaman Kore-Eda selama pembuatan film. Ia sendiri mencoba mengeksplorasi hubungan antara dokumenter dan fiksi dan membuat batas yang samar di antara keduanya.

Shoplifters © Gaga Corporations

Pada tahun 1995, film fitur fiksi pertamanya Maborosi memenangkan Penghargaan Golden Osella untuk Sinematografi Terbaik di Festival Film Venesia.

Sementara itu, Kore-Eda juga sukses memenangkan penghargaan untuk Film Terbaik dan Skenario Terbaik untuk filmnya ‘After Life’, pada Festival Sinema Independen Internasional Buenos Aires pertama di tahun 1999. Secara langsung, ‘Maborosi’ dan ‘After Life’ telah membangun reputasi Kore-Eda ke kancah internasional.

Kore-Eda kemudian membuat dua film berikutnya yang berjudul ‘Distance’ di tahun 2001 dan ‘Nobody Knows’ di tahun 2004. Lewat film terakhirnya tersebut, Kore-Eda kembali memenangkan penghargaan untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik.

Like Father Like Son © Reel Pictures

Adapun ‘Nobody Knows’ sendiri menceritakan tentang perjuangan Akira berusia dua belas tahun yang harus merawat adik-adiknya setelah ibu mereka meninggalkan mereka dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan kembali. Berlatar di sebuah apartemen kecil di Tokyo, film tersebut mengambil ide cerita dari peristiwa nyata tahun 1988 yang dijuluki “Peristiwa Empat Anak-anak Terlantar Nishi-Sugamo”.

Filmnya tahun 2008, ‘Still Walking’, juga mendapatkan penghargaan, termasuk Sutradara Terbaik di Penghargaan Film Asia pada tahun 2009, dan Golden Astor untuk Film Terbaik di Festival Film Internasional Mar del Plata 2008.

Di Festival Film Cannes, nama Kore-Eda sudah tidak asing lagi. Dia memenangkan Jury Prize pada tahun 2013 untuk film ‘Like Father, Like Son’ dan memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes 2018 untuk ‘Shoplifters’. Film tersebut juga dinominasikan untuk Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik.

Broker © CJ E&M

Sementara di tahun ini, Kore-Eda kembali mengisi deretan judul Festival Film Cannes 2022 di kategori Competition atas film terbarunya yang berjudul ‘Broker’. Meski hanya mendapatkan penghargaan untuk Aktor Terbaik, film ‘Broker’ nyatanya mampu mendapat pujian kritis dari berbagai kalangan termasuk penonton awam.

Secara garis besar, Hirokazu Kore-Eda telah sukses menjadi seorang sutradara, produser, penulis skenario, dan editor film yang membawa generasi baru bagi Jepang.

Jadi para pecinta film, sudah sejauh mana kamu mengenal sang sutradara hebat yang satu ini?

Exit mobile version