Mengenal Jesus Freaks di Film Jesus Revolution

Jesus Freaks merupakan kesadaran spiritulitas baru yang menarik kaum hippie kembali ke gereja

jesus revolution ed

© Lionsgate

Jesus Movement adalah gerakan kebangkitan rohani yang terjadi di Amerika Serikat sekitar akhir tahun 1960-an sampai awal tahun 1970-an.

 

Gerakan ini bermula di California sebelum kemudian menyebar ke seluruh dunia dan mencapai puncaknya pada tahun 1971-1972, sebelumnya akhirnya mereda pada akhir tahun 1980-an.

Perubahan lansekap keagamaan ini berhubungan dengan periode pergolakan sosial dalam kehidupan kaum muda di Amerika Serikat yang dipenuhi oleh ketidakpastian dan protes serta pemberontakan terhadap norma-norma masyarakat di era itu.

Selama periode waktu ini, banyak kaum muda bereksperimen untuk memperluas kesadaran mereka dalam menemukan jati diri melalui mistisme Timur, okultisme dan bahkan obat-obatan psikedelik. Mereka mencari berbagai cara protes terhadap institusi-institusi sosial termasuk gereja Kristen yang dianggap sudah tidak bisa memenuhi tuntutan jaman dan kebutuhan spiritualitas mereka.

Sering disebut The Flower Generation karena banyak di antara mereka yang mengunakan ornamen bertema bunga sebagai perlambang tentang perdamaian, cinta dan kegembiraan.

Baik laki-laki dan perempuan sama-sama membiarkan rambut mereka panjang dan banyak juga pria yang bergabung dalam gerakan ini membiarkan janggutnya tumbuh lebat. Mereka biasanya hidup secara nomaden dan dalam sistem budaya komunal.

Dalam mencari kebahagian sejati, banyak di antara kaum muda ini bertobat dan menjadi beriman kepada Yesus melahirkan gerakan spiritulitas baru yang disebut dengan “Jesus Revolution” atau juga disebut dengan “Jesus People”. Sedangkan istilah “Jesus Freaks” sendiri sebetulnya mengacu pada sarkasme atau ejekan dari pengikut gerakan ini. Karena begitu banyak orang yang bertobat di sini merupakan pecandu narkoba dan orang-orang jalanan.

Generasi Bunga yang dikenal sebagai hippie dan menjadi Kristen ini tetap mempertahankan gaya hidup hippie mereka. Kaum hippie pada saat itu merasa tidak diterima di gereja-gereja konvensional waktu itu, sehingga mereka menciptakan budaya Kristen tandingan yang lebih cocok untuk mereka dan mengakibatkan revolusi kebangkitan kekristenan yang berpengaruh dalam budaya Kristen selanjutnya.

Namun, tidak semua yang bergabung dalam Jesus Movement ini adalah para pecandu narkoba dan kaum hippie. Banyak juga kaum muda yang asalnya dari kaum muda gereja-gereja konvensional yang pergi meninggalkan gerejanya demi mencari pengalaman spiritual baru dan lebih memuasakan dari gerakan treansformasi ini.

Jesus Movement merupakan gerakan yang menjauhi norma-norma eksperesi keagamaan institusional sebagai bagian dari anti kemapanan dan lebih menekankan akan gaya hidup komunal dengan semangat menyebarluaskan injil. Meski gerakan kebangkitan rohani ini berumur pendek, tapi meninggalkan pengaruh dan warisan yang mencakup pembentukan denominasi Kristen dan organisasi Kristen lainnya.

Pengaruh paling besar dari gerakan ini adalah pengaruhnya terhadap musik Kristen, sebagai protes terhadap musik religi tradisional, gerakan bermusik yang muncul dalam Jesus Movement ini sering juga disebut dengan “Jesus Music” sebagai subgenre musik Kristen kontemporer yang membentuk musik Kristen sekarang ini.

Hal inilah yang menyebabkan masuknya alat musik baru ke dalam gereja termasuk gitar dan drum, selain alat musik tradisional gereja, piano dan organ. Musik rohani Kristen ini biasanya bercirikan lagu-lagu berirama cepat atau disebut coros dan biasanya diiringi dengan gerakan atau tarian.

Pada awalnya gaya musik ini dimulai ketika musisi jalanan yang menjadi Kristen terus memainkan musik dengan gaya musik yang sama yang mereka mainkan sebelumnya tapi mulai menulis lirik dengan pesan Kristiani. Ketika Jesus Movement mencapai puncaknya, indrustri musik sekuler melihat keuntungan yang dapat diambil dari gerakan ini.

Dan terlepas dari ketepatan mereka dalam menggambarkan kebenaran alkitabiah, Kristus dinubuatkan melalui dua karya musikal Broadway yang sangat populer, “Godspell” dan “Jesus Christ Superstar”.  Selain musik, Jesus Movement juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan media Kristen lainnya, seperti radio, film dan media cetak.

Pada akhirnya Jesus Movement meninggalkan jejak yang meremajakan kehidupan menggereja, tidak hanya dalam musik tapi melalui gaya ibadah non formal yang menarik kaum muda untuk kembali pada kehidupan gereja.

Exit mobile version