Mencermati Timothée Chalamet yang Kini Menjadi Bintang

Timothée Chalamet mulai dikenal sejak membintangi Call Me by Your Name dan Lady Bird

dune part two

Dune: Part Two© Warner Bros

Timothée Chalamet tidak segan-segan untuk turun langsung untuk mempromosikan filmnya, seperti Wonka dan Dune: Part Two.

Siapa yang sekarang tidak mengenal nama Timothée Chalamet sebagai aktor muda berbakat yang membintangi sejumlah film box office yang diakui para kritikus, dan membuat namanya makin bersinar di antara bintang lainnya.

Menjelang perilisan Wonka bulan Desember lalu, Timothée Chalamet melakukan kunjungan mendadak ke Hudson Yards di New York untuk pemutaran film musikal fantasi untuk anak-anak yang terdaftar dalam After-School All-Stars.

Menjelang musim liburan, aktor berusia 28 tahun ini membagikan tas hadiah berisi Xbox, Nike, dan tentu saja coklat batangan. Itu adalah rencana yang dia buat sendiri dan diikuti dengan acara serupa, seperti kunjungan pada bulan Januari ke sekolah menengah Minnesota, di mana dia berfoto selfie dengan siswa dari program drama.

“Dia menggandeng tangan setiap anak yang datang. Dia berfoto dengan semua orang yang memintanya, dan hampir semua orang,” kenang produser Wonka, David Heyman. “Itu tentang hatinya. Tapi dia juga sangat paham tentang pemasaran. Dia menjadi sangat terlibat dan membawa ide tersebut untuk bisa dikerjakan.”

Begitu pula saat promo film Dune: Part Two, Timothée Chalamet sempat datang ke Korea Selatan pada pertengahan Februari 2024 untuk mempromosikan filmnya bersama Sutradara Denis Villeneuve, serta pemeran utama lainnya, termasuk Zendaya, Austin Butler dan Stellan Skarsgard, akan tampil untuk acara red carpet dan acara jumpa fans.

Chalamet adalah pemain langka yang bisa menarik penonton dari segala usia. Dan selama setahun terakhir, upaya pemasarannya menjadi hits seperti Wonka (625 juta dolar AS) dan Dune: Part Two (380 juta dolar AS dan terus bertambah).

Call Me by Your Name ©Sony Pictures Clasic

Penjualan tiket tersebut membuat studio-studio berharap mereka akan mengalami kemunculan tokoh muda baru yang bisa menjadi bintang. Hal ini tentunya akan menjadi sebuah keuntungan, mengingat industri ini belum mengembangkan bintang film pria generasi berikutnya yang dapat mengikuti jejak para aktor seperti Leonardo DiCaprio dan Tom Cruise.

Chalamet telah muncul sebagai aktor yang mampu mengisi jurang yang masih diisi aktor terkenal tersebut. Meskipun ada Tom Holland yang nilainya telah melonjak jauh setelah kesuksesannya dalam Spider-Man: No Way Home (2021), pemain berusia 27 tahun itu belum secara konsisten membuktikan dirinya sebagai pemain serba bisa selain berperan sebagai karakter Peter Parker.

“Apa lagi yang ada di luar sana?” tanya analis Jeff Bock dari Exhibitor Relations. “Anda melihat Chalamet membuka basis bakat baru yang terdiri dari bintang-bintang yang bisa mendatangkan uang.

Hal ini merupakan hal yang luar biasa bagi para penonton, namun terlebih lagi, ini merupakan sebuah kelegaan besar bagi industri ini, yang telah terlalu lama mengandalkan talenta-talenta yang menua.”

Chalamet sudah mendapatkan keuntungan dari kekayaan box office yang dia hasilkan dari dunia berpasir di Dune yang sarat dengan bintang kelas ‘A’ dan imajinasi Wonka yang penuh warna. Aktor ini dikabarkan memperoleh gaji lebih dari 8 juta dolar AS untuk Wonka, menurut beberapa sumber.

Sekarang, dia mendapat kenaikan gaji dan gajinya sekarang  telah mencapai dua digit untuk peran utama dalam sebuah film.

Wonka © Warner Bros

Warner Bros. dan Legendary belum memiliki kontrak untuk Dune: Part Three, tetapi sutradara Denis Villeneuve telah menyatakan keinginannya untuk membuat kontrak tersebut, sehingga gaji Chalamet bisa melonjak untuk filmnya di masa depan setelah kesuksesan sekuelnya.

“Kita dapat mengandalkan satu atau dua bintang, dalam rentang usia berapa pun, orang-orang yang merupakan bintang film yang sesungguhnya,” kata produser Dune, Mary Parent. “Timothée benar-benar seperti itu.”

Chalamet, yang menurut Heyman dibimbing sebagai pendatang baru oleh Leonardo DiCaprio dan Joaquin Phoenix, pertama kali membuat gebrakan dengan film indie yang mendapat pujian kritis seperti Call Me by Your Name dan Lady Bird yang membuka jalan bagi suksesnya Wonka dan Dune: Part Two secara komersial.

Tentu saja, film-film tersebut mendapat manfaat dari pengenalan Intellectual Property (IP) yang memang sudah besar dari awalnya. Wonka dialihwahanakan dari novel Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl yang diterbitkan tahun 1964.

Lady Bird ©A24

Novel ini kemudian dialihwahanakan menjadi dua film, satu film dibintangi oleh Gene Wilder dan yang lainnya dibintangi oleh Johnny Depp. Dune sendiri kurang lebih memiliki dasar yang sama dengan Wonka.

Film ini dialihwahanakan dari novel klasik Frank Herbert yang diterbitkan pada tahun 1965. Dalam Dune, Timothée Chalamet dikelilingi banyak bintang terkenal seperti Josh Brolin, Javier Bardem, Rebecca Ferguson, Zendaya, Austin Butler, dan Florence Pugh.

Namun, IP terkenal tidaklah menjamin kesuksesan sebuah film. Kita bisa melihat banyaknya kegagalan DC Comics dan Marvel baru-baru ini dalam film-filmnya. Hal terpenting bagaimana film dengan IP besar bisa mendapatkan keuntungan adalah dengan hal menarik yang membuat penonton mau membeli tiket bioskop.

“Saya tidak bisa membayangkan aktor lain di dunia ini yang bisa memerankan Willy Wonka dan meraih kesuksesan seperti Wonka,” kata Josh Goldstine, presiden pemasaran global Warner Bros., yang memimpin kampanye pemasaran untuk Wonka dan Dune.
“Anda memerlukan segalanya agar dapat mendapatkan keuntungan di dunia saat ini. IP saja tidak cukup.”

Goldstine mengatakan komitmen Timothée Chalamet untuk terlibat dalam promosi film menjadikan aktor tersebut impian bagi para eksekutif pemasaran, dan membuat pekerjaan mereka makin mudah. Karena hanya dengan cara itulah kita bisa mengajak banyak orang untuk menonton filmnya di bioskop.

Rasanya terdengar klise, tapi strategi klasik yang sudah banyak dijalankan tim promosi film berbujet besar ini masih menjadi andalan, karena tanpa kehadiran para bintang yang bermain untuk turun langsung melakukan promo, rasanya amat sulit untuk mengajak orang untuk pergi membeli tiket di bioskop.

Exit mobile version