Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Mekah I’m Coming’, Komedi Bermuatan Cinta dan Agama yang Bikin Ambyar

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
March 10, 2020
in Featured, Movies
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tercatat ada dua film lokal yang disorot pasca acara Jogja NETPAC Asian Film Festival 2019 berakhir. Salah satunya cukup mengejutkan, karena tidak biasanya film dari genre mainstream seperti komedi bisa melakukan hal itu. Mulai dari dipilih masuk ke dalam festival, sudah muncul harapan positif terhadap “Mekah I’m Coming”.

Fakta bahwa film ini adalah sebuah komedi dengan muatan cinta dan agama di dalamnya semakin menambah kesan penasaran saja. Diproduseri oleh Hanung Bramantyo, “Mekah I’m Coming” memiliki amunisi SDM yang lumayan juga. Selain sutradaranya yaitu Jeihan Angga, film ini memiliki duet maut aktor-aktris yang sebelumnya sudah bekerja sama di film-film romansa yaitu Rizky Nazar dan Michelle Ziudith.

Mekah I'm Coming

“Mekah I’m Coming” bercerita tentang seorang pemuda bernama Eddy (Rizky Nazar). Hubungannya dengan sang pacar yaitu Eni (Michelle Ziudith) diceritakan sedang berada dalam situasi yang sulit. Ayah Eni ingin menjodohkan putrinya dengan saudagar kaya. Eddy pun mencoba meyakinkan ayahnya Eni, yaitu Pak Soleh (Totos Rasiti) kalau dia pantas untuk menikahi Eni.

Caranya adalah dengan berangkat haji. Cuman, Edi gak tau kalau ide ini berujung bencana. Edi kena tipu agen perjalanan haji abal-abal sehingga ia mesti memutar otak agar ia bisa terlihat beneran naik haji dan akhirnya menikahi Eni.

Inspirasi Jeihan Angga yang turut berlaku sebagai penulis naskah sebetulnya gak muluk-muluk. Ia melihat praktik penipuan haji yang terjadi di Indonesia. Pada kenyataannya, memang kasus ini beberapa kali dibicarakan oleh banyak orang karena di Indonesia sendiri berangkat haji walaupun memjadi impian bagi orang Muslim namun cara untuk mencapainya sungguh tidak mudah.

Mekah I'm Coming

Nah, hal ini biasanya sering dimanfaatkan oleh mereka yang jahat untuk meraup keuntungan sendiri. Orang-orang yang kurang mendapatkan informasi menjadi korban. Kerugiannya pun gak main-main, bisa mencapai puluhan juta rupiah per orang. Jeihan Angga kemudian secara cerdas membahas masalah ini dengan cara yang lucu dan membingkainya dalam romansa, agar bisa dinikmati oleh lebih banyak kalangan.

Agama bagi orang Indonesia memang sesuatu yang sangat sakral. Sesuatu yang sangat dijunjung tinggi. Maka dari itu, karena sikap tersebut, seringkali agama dimanfaatkan dengan tujuan yang kurang baik. Uniknya, film ini tidak menjadikan hal itu sebagai motivasi dari karakter utama, melainkan luxury yang penting bagi kelangsungan cerita. Eddy adalah orang yang menjadi korban, di mana dengan bodohnya ia memutuskan untuk menggunakan jasa travel abal-abal karena cinta.

Unsur kesakralan agamis tetap dijadikan sebagai luxury di sana, bukan yang utama. Tapi, meski menjadi luxury, film secara cerdas menempatkannya di posisi yang pas. Kesakralan pergi haji itu selalu berpengaruh bukan kepada Eddy atau Eni, melainkan orang-orang yang ada di sekitar mereka. Hal ini lah yang menonjol, mengimbangi kebucinan yang memang begitu adanya, dan efektif sebagai kritik sosial yang menyentil.

Mekah I'm Coming

Memasuki tahap konfrontasi, “Mekah I’m Coming” makin asik karena film tidak ragu dalam mengeksploitasi ceritanya. Apa saja yang mesti ditampilkan dan bagaimana itu “diakalin” agar sesuai dengan tuntutan naratif. Setelah motivasi berlandaskan cinta yang sudah lumayan absurd, bagian pendalaman konflik ini bisa bikin keabsurdan film menjadi betul-betul menghibur.

Gak usah rese, jika dilihat-lihat filmnya memang ingin dilihat seperti itu kok, tinggal permasalahannya adalah seberapa bisanya film membuat kita merasa relate, “Ini Indonesia banget nih!” Lewat eksploitasi-eksploitasi yang ada. Hasilnya tidak mengecewakan. Kita bisa tertawa karena Jeihan memasukkan poin-poin yang identik tadi, kemudian di-spin ala kearifan lokal. Tentu kelokalan ini juga didukung oleh aspek sinematik yang bikin ngakak.

Kredit patut diberikan kepada para pemain karena akting dari mereka sukses mengolah “local spin” tadi secara lucu. Mereka benar-benar tidak menahan diri sampai recehnya itu ga kira-kira. Tapi, meski sampai menyentuh level itu, recehnya “Mekah I’m Coming” ini masih bisa bikin ketawa. Mereka tahu mereka film yang seperti apa dan mereka embrace hal itu. Punchline yang miss pasti ada, tapi itu bukan masalah besar karena bakal ditutupi oleh yang lainnya.

Mekah I'm Coming

Akting dari Rezky Nazar dan Michelle Ziudith kembali bagus. Malah melebihi ekspektasi. Mereka berdua sama-sama komit untuk keluar dari zona nyaman. Agak deg-degan memang, apakah kedua aktor muda ini bisa menampilkan jokes-jokes yang lucu. Puji Tuhan, tantangan tersebur dibayar tuntas. Baik Rezky maupun Michelle berhasil menghibur dan bikin ambyar kita semua. Hal ini tentu turut dibantu oleh chemistry yang kuat, karena mereka sudah pernah beberapa kali terlibat di proyek film yang sama.

Untuk aspek sinematik lainnya, “Mekah I’m Coming” memiliki sebuah keuntungan. Berkat tuntutan naratifnya, jika ada sesuatu yang terlihat fake, maka hal itu tidak mengapa. Karena memang film ini pengennya begitu. Justru film tidak malu untuk melebih-lebihkan agar semakin terasa recehnya. Mulai dari segi visual sampai editing. Lazim dan pas.

Namun, ada juga sedikit kelemahan dalam film ini yang terdapat di bagian jokes. Memang hal-hal bersifat recehnya juara. Tapi jika dilihat saksama, “Mekah I’m Coming” masih mengandalkan beberapa amunisi lawas. Yang pertama adalah lewat jokes yang mengeksploitasi kedaerahan.

Mekah I'm Coming

Yang kedua adalah lewat jokes yang memanfaatkan plesetan. Itu standar banget buat film-film komedi Indonesia. Kemudian ending-nya juga biasa saja. Kalau mau ditarik garis lurusnya mungkin lebih ke hal-hal yang standar. Agak kecewa sedikit karena sesungguhnya potensi dari akal-akalan Eddy ini bisa lebih dari itu. Bagaimanapun juga hal tersebut kembali mengembalikan film ke status “menghibur tapi gak lebih”.

But yeah, karena totalitas dan tau apa yang mau dikasih, “Mekah I’m Coming” still become as a solid debut buat Jeihan Angga yang sebelumnya lebih dikenal sebagai sutradara film pendek. Film ini pas untuk memulai petualangannya di rimba sinema komersil negara. Entah mengapa, film ini membangkitkan memori-memori kita waktu sering nonton sinetron komedi-religi dulu. Sinetron macam “Lorong Waktu” dan “Kiamat Sudah Dekat”.

 

Director: Jeihan Angga

Starring: Rezky Nazar, Michelle Ziudith, Jennifer Coppen, Ria Irawan, Totos Rasiti, Dwi Sasono, Fanny Fadillah

Duration: 93 Minutes

Score: 8.0/10

The Review

Mekah I'm Coming

8 Score

"Mekah I'm Coming" bercerita tentang seorang pemuda bernama Eddy (Rizky Nazar). Hubungannya dengan sang pacar yaitu Eni (Michelle Ziudith) diceritakan sedang berada dalam situasi yang sulit. Ayah Eni ingin menjodohkan putrinya dengan saudagar kaya. Eddy pun mencoba meyakinkan ayahnya Eni, yaitu Pak Soleh (Totos Rasiti) kalau dia pantas untuk menikahi Eni. Caranya adalah dengan berangkat haji. Cuman, Edi gak tau kalau ide ini berujung bencana. Edi kena tipu agen perjalanan haji abal-abal sehingga ia mesti memutar otak agar ia bisa terlihat beneran naik haji dan akhirnya menikahi Eni. Film komedi satir yang terinspirasi dari banyaknya praktik penipuan haji yang terjadi di Indonesia. Dikemas dengan gaya yang ringan, komedi ini akan mengocok perut kita hinga film ini selesai.

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: ambyarDwi SasonoFanny Fadillahfilm komediJennifer CoppenMekah I'm ComingMichelle Ziudithreview film Mekah I'm ComingRezky NazarRia IrawanTotos Rasiti
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

Cupcake untuk Rain

Bagaimana Kisah Cinta Mariana di Serial Cupcake untuk Rain 2?

August 10, 2022
Cupcake untuk Rain

Review Series: ‘Cupcake Untuk Rain’

Senior Year

Rebel Wilson Akan Bintangi Film Komedi, ‘Double Fault’

August 7, 2022
jailangkung sandekala 2

Ini Kata Titi Kamal & Syifa Hadju Soal ‘Jailangkung: Sandekala’

August 2, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In