Game lokal yang sudah lama ditunggu pecinta esports akhirnya tiba juga. Setelah teaser-nya pertama kali muncul pada tiga bulan lalu, disusul dengan trailernya yang muncul kurang dari seminggu yang lalu, game yang mempunyai nama resmi ‘Lokapala: Saga of the Six Realms’ ini, akhirnya resmi diluncurkan dalam sebuah press conference Lokapala Grand Launching yang diselenggarakan secara online, (20/5) lewat Youtube.
Tanggal yang dipilih pun juga mempunyai makna mendalam bagi bangsa Indonesia, karena di tanggal 20 Mei inilah kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, sebuah hari di mana kita ditumbuhkan rasa kesadaran nasional kita sebagai orang Indonesia. Sebuah hari yang membuat kita bangga akan hadirnya sebuah game MOBA (Multiplayer online battle arena) pertama buatan anak bangsa.

Game yang dibuat oleh Anantarupa Studios ini juga didukung pemerintah, dalam hal ini Jerry Sambuaga, selaku Wakil Menteri Perdagangan R.I yang mewakili pemerintah mengatakan, “Pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan mendapat mandat khusus dari Presiden Joko Widodo untuk mencari dan menggali pasar-pasar potensial untuk ekspor Indonesia ke depan dan di kancah global. Game online menjadi salah satu potensi, alternatif ekonomi baru bagi negara-negara di dunia. Industri esports merupakan salah satu industri yang sangat menjanjikan dan dengan dirilisnya Lokapala, menjadi tonggak sejarah baru, sama dengan founding fathers pada 20 Mei 1908 melahirkan sebuah gebrakan Kebangkitan Nasional.”
Senada dengan hal tersebut, selaku Dirjen Kebudayaan juga menambahkan, “Game ini istimewa karena menghadirkan sejarah nusantara dengan cara yang baru yaitu lewat suatu permainan. Sehingga bisa menjadi sarana interaksi antara pemain untuk mempelajari sejarah nusantara. Dengan inisiatif ini, kita melihat kemajuan kebudayaan dibawa ke tingkat yang berbeda melalui integrasi dari narasi sejarah ke dalam game.”

Untuk perkembangan game-nya sendiri, CEO Anantarupa, Ivan Chen memberikan gambaran betapa panjang proses persiapan dan pengembangan Lokapala yang mencapai dua tahun, dimulai dari 30 orang dan sekarang mencapai 40 orang. Ivan juga menjelaskan misinya untuk membantu industri game yang selama ini terpuruk dan sejajar dengan negara lain dan memperkenalkan nilai kebudayaan ke anak muda Indonesia.
Anantarupa Studios sendiri sejak berdirinya pada tahun 2011, telah menorehkan sejumlah prestasi yang dibilang cukup moncer. Mulai dari AR-Hibition platform di tahun 2012, VR Museum platform di tahun 2014, VR Tourism platform di tahun 2015 dan sekarang mengarah membuat prestasi dengan esports game pertama asli Indonesia, Lokapala.
Hal ini didasari dari perkembangan industri game sendiri secara global setahun kemarin menghasilkan Rp 1700 triliun. Di negara lain, Korea misalnya, nilai ekspor game Korea setara dengan 11x lipat Kpop atau 100x lipat industri film Korea. Baru-baru ini pemerintah Korea Selatan men-support industri game sebagai ujung tombak ekspor mereka.
Lokapala memilih genre MOBA karena genre ini disukai sebanyak 67% pemain esports. Perkembangan game market di Indonesia selama 3 tahun berkembang sebanyak 300%, namun sayangnya hal itu tak diikuti oleh rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya berkisar 1,06% dari periode 2015-2018.
Kegundahan ini yang membuat Lokapala dibuat, sejumlah alasan defisit neraca dagang, tidak ada game lokal yang bergenre esports, juga memperkenalkan nilai budaya Indonesia yang sesuai dengan generasi muda, memperkenalkan tokoh sejarah dan mitologi, dan membuat gaming culture jadi positif.
Buat yang asing dengan nama game-nya, nama Lokapala atau dalam bahasa Inggrisnya, ‘The Guardian of Realms’, aslinya berasal dari bahasa Sansekerta; Loka yang berarti jagad atau dunia dan Pala yang berarti penjaga. Kalau diartikan secara lengkap, Lokapala berarti penjaga dunia. Game ini terdiri dari 6 loka dan setiap ksatriya yang bermain mempunyai 8 unsur.
Ivan juga menjelaskan secara general seperti fitur-fitur utama seperti UI baru, Yantra System, Rank System dan Shop. Di in-game nya sendiri ada Rakshasa, Ganking Lane, Vahana dan The Ancient One.
Penjelasan Ivan ini kemudian menutup pembicaraan teknis terkait game Lokapala ini dan kemudian mengarah kepada video conference kepada empat narasumber yang berkompeten terkait dalam peluncuran game ini seperti Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur Digital Business Telkomgroup; Dedy Suherman, CEO PT. Melon Indonesia; Diana Paskarina, COO Anantarupa Studios, dan Stanley Tjia, International Esports Referee Commission.
Faizal Rochmad dalam sambutan pertamanya mengatakan, sekarang Telkom sudah bertransformasi menjadi digital platform dan digital services, yang salah satunya servisnya adalah menyediakan infrastruktur cloud service dan platform untuk masuk ke industri game ini dengan sejumlah fasilitas yang kita miliki. Jumlah customer kita pun hampir mencapai 180 juta pelanggan termasuk Indihome. Tak lupa, Telkom pun menyediakan inkubasi untuk developer game lokal.”
Melon Indonesia yang bergerak di digital games, bergerak sebagai aggregator dan distributor. “Sampai sekarang PT. Melon melihat peluang sebagai publisher di mana hal ini untuk meningkatkan potensi developer lokal, juga menaikkan position kita di digital games, agar Melon juga dilihat sebagai perusahaan yang bisa dipertimbangkan di digital games.” katanya saat ditanya soal percepatan pertumbuhan game di Indonesia
Dedy Suherman dalam memilih game ini juga menjelaskan kalau dirinya dan tim telah hunting selama dua tahun terakhir ke Korea dan ke Tiongkok. Dan pada akhirnya mereka ketemu game yang sangat siap yaitu Lokapala.
“Kenapa? Karena genrenya MOBA, game ini merupakan game lokal pertama yang bisa dibuat esport, karena karakternya bersifat lokal, jadi kita bisa memberikan nuansa nasionalisme dan kebangsaan. Kita ingin mengembangkan developer lokal punya kebanggan dan bisa menghasilkan revenue dan monetizing yang signifikan ketimbang game sebelumnya yang kita impor, kita berharap bisa menjadikan Indonesia jadi tuan rumah untuk game-nya sendiri,” kata Dedy saat ditanya kenapa PT Melon Indonesia memilih Lokapala untuk diluncurkan di Indonesia.
Mengenai keistimewaan game ini, Diana Paskarina menjelaskan, “Developer kita mempunyai mimpi yang besar, kita juga melihat potensi game ini sangat besar. Tim-tim kita juga sebagian merupakan pemain game. Kenapa MOBA? Kita ingin bersaing memasuki pasar esports. Sekarang ini MOBA termasuk digemari para gamer internasional dan skala nasional. Di sisi internal, MOBA cukup kompleks pengembangannya, karena kita harus men-develop 40 karakter atau lebih, dimana karakter-karakter itu mempunyai dengan kelebihan dan skill-skillnya sendiri, agar game itu lebih balance. Kita juga bisa memperkenalkan banyak karakter dari tokoh nasional dan dari kebudayaan nusantara.”
Beralih ke Stanley Tjia yang menjelaskan transisi PC gamer ke mobile gamer, yang meningkat secara singnifikan dari tahun 2017. Diadakannya turnamen untuk skala Asia untuk mobile game. “Pertama dari segi harga lebih murah, kegunaaanyanya pun banyak, bisa untuk nelpon dan nge-game, sambil tiduran juga. Sedangkan PC Game mesti duduk, dan harganya lebih mahal. Tidak fleksibel seperti mobile,” katanya menanggapi perbedaan signifikan antara PC Gamer dengan mobile gamer.
Hadiah saat kompetisi mobile game jauh lebih tinggi ketimbang PC game dan terjangkau untuk seluruh daerah di Indonesia. Semua kalangan bisa ikut main tanpa batasan umur.
Terkait isu ‘New Normal’ yang akan diterapkan pemerintah, statement menarik dilontarkan Faizal Rochmad. “Sekarang ini kita memasuki masa work from home, learn from home, pray from home, dan play from home. Kegiatan setelah nonton televisi dan bekerja, pasti semua akan main game, termasuk juga untuk anak-anak, setelah belajar pasti juga akan main game. Potensi ini makin besar setelah masa pandemik, jadi game tak hanya sekedar hanya permainan lagi, tapi sebuah kebutuhan.”
Untuk sementara game ini hanya bisa dimainkan di Android. Untuk iOS, game ini masih akan dalam pengembangan untuk beberapa bulan ke depan. Jadi kita tungu saja perkembangan terbaru dari game ini.
Di sesi penutup, keempat narasumber memberikan himbauan yang kurang lebih sama, yaitu untuk tetap stay at home, jaga jarak, berolahraga rutin, dan yang paling penting lagi, jangan lupa bermain Lokapala, sebuah game MOBA buatan Indonesia, dengan kearifan lokal di dalamnya, dan patut kita banggakan keberadaannya.