5 Duta FFI 2024 kali ini merupakan representasi sineas film yang telah berprestasi di dalam dunia perfilman Indonesia dalam rentang waktu lima dekade
Komite FFI 2024–2026 mengumumkan nama-nama Duta FFI 2024. Mereka adalah Slamet Rahardjo Djarot, Dian Sastrowardoyo, Kamila Andini, Lutesha Sadhewa, dan Bryan Domani. Ke-5 nama tersebut merupakan para insan film yang telah berprestasi di dunia film, berlatar dari berbagai unsur dan lintas generasi.
Kelimanya akan memperkenalkan dan menggaungkan tema FFI 2024: “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia.” Penunjukan ke-5 nama tersebut juga menjadi wujud konkret dari pemaknaan tema FFI 2024, menunjukkan kolaborasi yang dilambari oleh spirit kesetaraan dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif dan produktif.
Slamet Rahardjo Djarot merupakan aktor, sutradara, dan penulis skenario yang telah berkarya selama kurun waktu 50 tahun lebih. Pengalamannya berakting membuatnya dikenal sebagai seorang profesional yang serba bisa bahkan hingga sekarang.
Aktor senior yang telah malang melintang di dunia teater, sinema, dan seni pertunjukan ini, termasuk salah satu tokoh yang paling berpengaruh di industri film Indonesia.
Sepanjang karirnya, Slamet Rahardjo Djarot sudah mendapatkan 4 Piala Citra, 2 Piala Citra untuk Aktor Terbaik lewat Ranjang Pengantin (1975) dan Di Balik Kelambu (1983), dan 2 Piala Citra untuk Sutradara Terbaik lewat Kembang Kertas (1985) dan Kodrat (1987).
Selain mendapatkan Piala Citra, Slamet Rahardjo juga mendapatkan 11 nominasi untuk Aktor Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Penulis Skenario Terbaik dan Sutradara Terbaik.
Dian Sastrowardoyo memulai debut perannya lewat film Bintang Jatuh (2000). Pada 2001, ia tampil memukau lewat perannya sebagai Daya di Pasir Berbisik (2001) dan berhasil mengantarkannya mendapat berbagai penghargaan internasional, di antaranya pemenang Silver Screen Award Best Actress di Singapore International Film Festival dan pemenang Lotus Best Actress di Deauville Asian Film Festival.
Hingga kini ia masih aktif membintangi berbagai judul film termasuk serial hit Gadis Kretek yang melekatkan namanya dengan karakter Jeng Yah.
Selain berperan, Dian juga mengasah kepenulisan dan penyutradaraan lewat Omnibus Quarantine Tales untuk segmen “Nougat” (2020) dan film pendek Dini Hari (2022). Hingga kini, Dian telah memperoleh 4 nominasi Piala Citra FFI untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik dengan satu kemenangan lewat film Ada Apa Dengan Cinta? (2002)
Sutradara wanita berbakat bernama Kamila Andini sudah mendapatkan banyak penghargaan untuk berbagai karya filmnya. Debut penyutradaraannya dimulai pada film Rahasia Dibalik Cita Rasa (2002).
Pada tahun 2011, Kamila Andini memenangkan Piala Citra kategori Cerita Asli Terbaik untuk filmnya The Mirror Never Lies (2011), yang juga mendapatkan penghargaan internasional seperti Festival Film Internasional Tokyo, Festival Film Internasional Hongkong, dan
Festival Film Internasional Berlin. Melalui filmnya Sekala Niskala (2018), Kamila Andini mendapatkan nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia 2018, serta nominasi di banyak festival film internasional.
Nama Luthesa Sadhewa atau yang lebih dikenal dengan Lutesha adalah seorang aktris yang mengawali karirnya dalam film pendek berjudul The Junk Society (2012).
Sarjana Sastra Belanda dari Universitas Indonesia ini telah memerankan banyak film sepanjang karirnya, dan turut berperan aktif di industri film Indonesia, seperti menjadi duta merek untuk ajang Jakarta Film Week tahun 2023. Lutesha pernah mendapatkan nominasi nominasi Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di FFI 2023 untuk perannya pada film The Big 4 (2022)
Aktor muda berbakat Bryan Domani lebih dulu tenar lewat peran-perannya di serial televisi. Ia kemudian mendapat kepercayaan bermain film layar lebar dan kini namanya selalu menjadi andalan para produser dan sutradara.
Ia di antaranya membintangi judul-judul film blockbuster seperti Miracle in Cell no. 7 (2022), Ketika Berhenti di Sini (2023), dan 172 Days (2023). Dengan basis massa yang dimilikinya, diharapkan nama Bryan sebagai Duta FFI 2024 juga mampu meluaskan khazanah sinema dan memperkenalkan perhelatan FFI 2024 ke Gen Z dan Gen Alpha.
“Nama-nama ini merefleksikan kolaborasi lintas generasi di industri sinema Indonesia. Mereka juga merupakan nama yang karya-karyanya mendapat pengakuan secara penghargaan kritis dan penerimaan penonton.”
“Kami berharap, dengan ditunjuknya kelima nama ini bisa meluaskan khazanah sinema Indonesia di seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” kata Ketua Komite FFI 2024–2026 Ario Bayu.
Sebelumnya telah dibentuk kepengurusan Komite FFI periode 2024–2026, yang diketuai oleh Ario Bayu. Komite FFI 2024–2026 adalah Ario Bayu (Ketua Komite), Prilly Latuconsina (Ketua Pelaksana), Budi Irawanto (Ketua Bidang Penjurian), Mandy Marahimin (Ketua Sekretariat), Gita Fara (Ketua Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha), Pradetya Novitri (Ketua Bidang Acara), Nazira C. Noer (Ketua Humas Acara), dan Michael Ratnadwijanti (Ketua Humas Penjurian).
Para Anggota Komite FFI 2024–2026 dan Duta FFI 2024 akan berkomitmen mendorong proses kolaborasi sehingga dapat menemukan peluang dan potensi baru di industri film Indonesia. Kolaborasi juga menjadi jiwa dan landasan utama dari FFI 2024.