Kisah Nyata di Balik Film Why Do You Love Me

Dari perjalanan nyata ke layar lebar, kisah Asta Philpot menginspirasi film Why Do You Love Me

why do you love me 3

© Max Pictures

Perjalanan inspiratif aktivis disabilitas Asta Philpot menuju kebebasan seksual ini diangkat ke layar lebar.

Di tengah gempuran film-film horor, Why Do You Love Me muncul sebagai film terbaru dari Indonesia yang menawarkan nuansa segar dengan premis menarik dalam genre drama komedi.

Tayang pada 29 Juni 2023, Why Do You Love Me mengikuti kisah Baskara, Danton, dan Miko, tiga laki-laki berusia 20-an yang memiliki kondisi disabilitas.

Baskara (Adipati Dolken) merupakan seorang penderita saraf lumpuh, Danton (Jefri Nichol) dengan tumor otak yang melumpuhkan bagian bawah tubuhnya, dan Miko (Onadio Leonardo) penderita retinitis pigmentosa yang membuatnya buta total.

© Max Pictures

Tak ingin “mati sebagai perawan”, mereka bertiga memutuskan untuk memulai perjalanan ke Surabaya dengan berharap mendapatkan pengalaman seksual pertama mereka.

Tekad yang begitu besar membuat ketiganya tidak ingin membiarkan apa pun menghalangi keinginan mereka.

Film Why Do You Love Me diadaptasi dari film Belgia yang berjudul Hasta La Vista. Film ini, yang juga dikenal dengan judul internasional Come As You Are, dirilis pada tahun 2011 dan disutradarai oleh Geoffrey Enthoven.

Ternyata, film ini didasarkan pada pengalaman nyata Asta Philpot, seorang aktivis hak-hak disabilitas. Yuk, simak kisah nyata di balik film Why Do You Love Me.

Asta Philpot, laki-laki penyandang disabilitas yang menginspirasi film Why Do You Love Me

© IMdb

Asta Philpot adalah seorang aktivis hak-hak disabilitas yang menjadi inspirasi untuk film Come As You Are (Hasta La Vista), dan juga versi Indonesianya, Why Do You Love Me.

Asta Philpot adalah seorang pria dengan kelainan fisik yang mengalami kecacatan sejak lahir. Dia hidup dengan arthrogryposis, suatu kondisi yang membatasi gerakan fisik karena mempengaruhi beberapa sendi tubuh.

Pada orang yang mengalami arthrogryposis, terjadi ketidakseimbangan otot dan jaringan lunak di sekitar sendi, yang mengakibatkan kontraktur atau kekakuan sendi. Kondisi ini dapat menghambat gerakan dan pertumbuhan normal pada bagian tubuh yang terkena.

Semuanya berawal dari perjalanan Asta Philpot ke Spanyol

© NME

Bagi Philpot, perjalanan hidupnya dimulai dua dekade yang lalu.

“Saya memiliki seorang teman dekat bernama Andriano yang menderita distrofi otot Duchenne, tetapi kami melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh pemuda pada umumnya. Kami pergi ke bioskop, menjelajahi tempat-tempat bersama,” ujarnya dalam wawancara bersama NME.

“Pada suatu hari, kami berbicara dengan sangat jujur, dan dia mengatakan kepada saya, ‘Saya ingin mengalami kehidupan seksual. Saya sedang mempertimbangkan untuk mencari seorang teman dan saya akan berbicara dengan ibu saya tentang ini’. Jadi, dia melakukannya, tetapi ibunya sangat menentang gagasan tersebut,” sambungnya.

“Sekitar satu tahun kemudian, Andriano meninggal dunia. Itu benar-benar menghancurkan saya, tetapi yang lebih penting, dia meninggal sambil masih menginginkan pengalaman tersebut,” kata Philpot.

Pada tahun 2006, Philpot berlibur dengan keluarganya di Spanyol dan mendengar tentang sebuah klub lokal yang menerima orang dengan disabilitas.

Philpot dan keluragnya memutuskan untuk pergi ke sana. Setibanya di pintu, mereka mengetahui bahwa wanita tidak diizinkan masuk dan menyadari bahwa tempat itu sebenarnya adalah sebuah rumah bordil.

Namun, begitu Philpot melewati pintu, dia merasakan sensasi menjadi normal.

© Max Pictures

Akhirnya, Philpot memilih seorang gadis cantik dari Brasil, dan mereka naik ke lantai atas untuk mengalami pengalaman seksual.

Setelah keluar dari klub itu, dia merasa seperti manusia yang baru. Philpot merasakan kembali identitasnya sebagai Asta, bukan hanya seorang yang cacat. Pengalaman itu menjadi titik awal dari perubahan dalam hidupnya.

“Saya keluar dan merasa seperti manusia baru. Saya merasa seperti divalidasi di planet Bumi. Aku merasa seperti menjadi manusia lagi. Saya merasa seperti Asta, dan bukan seseorang yang cacat. Di situlah semuanya dimulai.”

Setelah pulang ke rumah, Philpot merasa bertekad untuk membantu orang lain yang berada dalam situasi serupa.

Dia memutuskan untuk merencanakan perjalanan kembali ke rumah bordil di Spanyol, namun kali ini dia akan membawa beberapa pria penyandang disabilitas lainnya yang juga ingin memiliki pengalaman seksual.

Sama seperti filmnya, Philpot akhirnya menemukan dua orang yang bersedia mencobanya, dan mereka bertiga pergi ke Spanyol.

Perjalanan Asta Philpot menginspirasi banyak orang

© Max Pictures

Asta Philpot menjadi terkenal setelah perjalanannya dengan dua temannya yang juga memiliki disabilitas.

Perjalanan tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi kehidupan seksual dan hubungan intim bagi orang-orang dengan disabilitas.

“Sejak saat itu saya benar-benar memutuskan bahwa setiap penyandang disabilitas perlu melihat ini, juga seluruh dunia karena mengirimkan pesan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Setiap manusia berhak mendapatkan cinta,” kata Philpot.

Perjalanan tersebut menjadi inspirasi bagi pembuatan film Come as You Are dan Why Do You Love Me, serta film dokumenter oleh BBC.

Selain itu, perjalanan tersebut juga memotivasi Philpot untuk menjadi duta kepositifan seks dalam komunitas penyandang disabilitas di berbagai belahan dunia.

“Saya ingin cerita ini membantu sebanyak mungkin orang. Ini bukan hanya tentang saya – ini tentang persahabatan, persatuan, dan keberanian,” ungkapnya.

Itu dia kisah nyata di balik film Why Do You Love Me, yang sudah dapat disaksikan di bioskop pada 29 Juni 2023.

Exit mobile version