Keren! Inilah 7 Fakta Menarik ‘Satria Dewa: Gatotkaca’

‘Satria Dewa: Gatotkaca’ telah tayang di bioskop, berikut Cineverse membahas fakta menarik dibalik pembuatan film ini

 

Sukses tayang pada tanggal 9 Juni lalu, ‘Satria Dewa: Gatotkaca’ berhasil menarik perhatian penonton. Film ini akan menceritakan tentang bangkitnya kekuatan ksatria Pandawa Gatotkaca guna mengalahkan para pasukan Kurawa. Dibintangi oleh pemeran utama Rizky Nazar, sang sutradara Hanung Bramantyo terbilang sukses dalam menggarap film ini.

Meskipun tak sedikit Hanung harus menerima sejumlah kritikan pedas untuk filmnya, namun sebagian besar penonton harus mengakui bahwa isi dari film ini memanglah cukup berkelas dibanding film Indonesia lainnya terlepas dari segala kekurangan itu sendiri.

Untuk itu, mari bersama Cineverse kita bahas 7 fakta menarik tentang film ini, kenapa ya film ini jadi wajib ditonton?

Pembuatan saat pandemi

Untuk diketahui bersama, film ‘Satria Dewa: Gatotkaca’ telah mengalami penundaan yang cukup lama sejak dipromosikan pertama kali pada tahun 2019 lalu. Permasalahan terbesar penayangan perdana film ini mungkin adalah pandemi COVID-19 yang sejak tahun 2019 mewabah di Indonesia, ditambah lagi hal lain di luar itu.

© Satria Dewa Studio

Tahun 2020 setelah menunjuk Rizky Nazar sebagai pemeran utama, aktor 25 tahun ini diminta untuk berlatih fisik secara intens dengan cara menaikkan massa otot nya hingga beberapa kilo. Di tahun berikutnya, ketika siap tayang pada Maret 2021 film ini masih harus mengalami penundaan tayang karena sang aktor utama tersandung kasus dan pandemi yang tak kunjung usai.

Setelah penantian 3 tahun berlalu, akhirnya film ‘Satria Dewa: Gatotkaca’ telah tayang di bioskop 9 Juni lalu.

Hero pertama dalam Satria Dewa Universe

Sebuah gebrakan baru telah muncul di dunia perfilman Indonesia. Bukan saja sembarang film, namun sebuah film yang mengangkat karakter adiwira atau superhero dari kearifan lokal kita yang sudah melegenda.

Nantinya sejumlah film akan mengangkat setiap karakter yang ada di dunia perwayangan Mahabharata. Berbeda dari film yang pernah dibuat di Indonesia, film ini akan dikemas untuk kaum milenial. Agar nantinya para penonton tidak bosan dengan cerita Gatotkaca yang disuguhkan.

© Satria Dewa Studio

Gerbrakan tersebut akan dibuatkan movie universe layaknya Marvel atau DC ke depannya nanti. Movie Universe ini merupakan bagian dari Intelectual Property (IP) yang sudah dirancang yaitu Jagad Satria Dewa (Satria Dewa Universe) yang mencakup movie universe, merchandise, mobile game, komik, websiteon-ground activation, serial TV dan bahkan ke depannya theme park.

Nah, menariknya universe ini dimulai dari film ‘Satria Dewa: Gatotkaca’, yang mana film ini telah digarap sangat serius, mengingat pembuatan teaser trailer filmnya saja memakan durasi selama setahun dan menghabiskan dana lebih dari Rp1 miliar.

Gabungan kisah yang menarik

Dalam jagat Satria Dewa, disebutkan bahwa umat manusia terbagi menjadi dua garis keturunan, yakni Pandawa dan Kurawa, yang sudah ratusan tahun lalu saling berperang. Berlanjut ke masa modern, di Astinapura, para keturunan Kurawa mulai bangkit menyusun kekuatan dan melakukan perburuan terhadap para garis keturunan Pandawa. Tujuannya, untuk membangkitkan kembali tokoh besar Kurawa, Aswatama.

© Satria Dewa Studio

Dalam situasi itulah seorang pemuda bernama Yudha terseret dalam konflik perang besar tersebut, yakni saat sahabatnya, Erlangga menjadi salah satu korban pembunuhan berantai yang dilakukan sosok misterius bertopeng

Kisah tersebut merupakan gabungan dari kisah Wayang Ramayana dari Indonesia tentunya, serta gabungan kisah Mahabrata dari India. Kedua kisah bersejerah ini digabung dan dikemas dalam balutan modern yang kekinian.

Kostum mahal, dengan rancangan ternama

Rene Ishak selaku produser menjelaskan bahwa kostum untuk sang tokoh utama ini sangat spesial. Bahkan untuk membuatnya secara khusus mendatangkan designer dari Prancis yang telah banyak membuat kostum adiwira film Hollywood. Desain khusus dibuat oleh Caravan Studio yang juga membuat kostum ‘Daredevil’ di Marvel.

Kostum yang sangat Indonesia ini, tampil gagah dengan sedikit ukiran di bagian dada dan pundak. Dalam film logo di dada akan terus menyita perhatian kalian. Ditambah helm berwarna emas, bagai menghidupkan kembali sosok Gatotkaca yang gagah perkasa di tubuh Rizky Nazar

© Satria Dewa Studio

Berat kostum sendiri sekitar 7-10 kilo dengan berbagai atribut. Mungkin ini kostum superhero lokal pertama yang dibuat dengan sangat teliti dan persiapan matang, hingga tampilan akhir dalam pose dan aksinya begitu menyita perhatian penuh sepanjang laga filmnya.

Teknologi dalam kostum Gatotkaca pun sudah cukup modern. Dilengkapi dengan teknologi “breathable”, berarti kostum yang dikenakan cast akan tetap bernapas dengan leluasa. Bahkan kostum untuk “beauty shot” atau untuk peragaan dan sesi foto, berbeda dengan kostum untuk berasi dalam set.

CGI berkelas Hollywood

Menggabungkan kisah bersejarah, film ini mengemasnya melalui efek CGI yang patut di acungi jempol. Meskipun waktu syuting hanya memakan waktu 35 hari, namun pasca produksi film ini memakan waktu hingga setahun lebih karena dominasi penggunaan GGI atau gambar yang dihasilkan komputer Rin atau hasil komputer.

© Satria Dewa Studio

Menurut sutradara Hanung Bramantyo ada dari 500.000 klip yang harus dikerjakan lewat prosesi CGI belum lagi disaat pertempuran seru yang harus dibuat detail agar penonton bisa menikmati pengalaman seru menyaksikan cerita Satria Dewa Gatotkaca. Efek CGI dalam film ini dikerjakan oleh Lumine Studio yang sudah berpengalaman mengerjakan film- film internasional.

Pembuatan kota fiktif dari nol

© Satria Dewa Studio

Sutradara Hanung Bramantyo mengungkap lokasi syuting ‘Satria Dewa: Gatotkaca‘, di mana salah satunya terletak di Desa Gamplong, Sleman, Yogyakarta. Di desa itu, ia bersama kru memutuskan untuk membangun sebuah kota buatan setelah persetujuan dari produser film, Celerina Judisari.

Meski demikian, Hanung mengatakan bahwa kota buatan ini tidak dapat dibandingkan dengan yang biasa dilakukan di Hollywood. Sebelumnya, ‘Satria Dewa: Gatotkaca’ sempat ingin melakukan produksi di Semarang. Namun, kota tersebut saat itu masuk ke dalam zona merah COVID-19 yang membuat mereka tidak bisa syuting di situ.

Biaya produksi yang fantastis

Bila disimpulkan mulai dari perjuangan syuting, kostum, efek CGI, kota buatan hingga hal-hal lain yang mendukung film ini sangat menelan biaya fantastis. Secara mengejutkan sang sutradara mengungkapkan biaya produksi yang mencapai Rp24 miliar. Meskipun begitu, hal ini  masih belum seberapa dibanding film pahlawan super lainnya.

© Satria Dewa Studio

Hanung juga mengungkapkan, dalam membuat film pahlawan itu sangat mudah, dibutuhkan support system yang kuat, di antaranya CGI dan efek 3D. kekuatan CGI dan efek 3D bertujuan untuk membangun imajinasi penonton akan pertempuran epik seperti yang sering digambarkan oleh Disney dan Marvel Studio.

Menurut Hanung, jika kedua hal tersebut tidak kuat dan intens, maka penonton film pahlawan super akan kecewa dan lebih memilih menyaksikan film dari luar negeri.

Exit mobile version