“The magic isn’t just in what you’ve lost. It’s in what you still have.” – Mrs. Johnston.
Setiap tahunnya di Amerika Serikat menjelang libur besar menantikan natal dan juga tahun baru, tontonan yang muncul selalu diisi dengan hal-hal yang bertema natal itu sendiri, liburan atau tema tentang keluarga. Netflix pada tanggal 13 November lalu meluncurkan salah satu film andalannya khusus menyambut libur panjang tersebut yang berjudul ‘Jingle Jangle: A Christmas Story’.
Berkisah tentang Jeronicus Jangle, seorang penemu dan pembuat mainan eksentrik tapi juga jenius. Jeronicus menjadi pengusaha kaya dan sukses berkat mainan-mainan yang diciptakannya, tapi ia kehilangan segalanya ketika semua desain penemuannya dicuri oleh karyawan sekaligus muridnya. Ia kehilangan istrinya yang meninggal secara tragis dan memilih menjauh dari putrinya sendiri.
Jeronicus sendiri kehilangan harapan. Baru setelah cucunya, Journey, datang dan tinggal bersamanya, sedikit demi sedikit harapannya kembali menyala untuk dapat menciptakan kembali keajaiban yang pernah dibuatnya melalui mainan-mainnya.

Film ini mengambil gambar di Norwich, Inggris, di mana lansekap kota tersebut diubah menjadi kota bersalju dengan gaya era Victoria. ‘Jingle Jangle: A Christmas Journey’ dibintangi oleh aktor pemenang Oscar, Forest Whitaker. Forest melakukan kinerja yang cukup sukses dengan perannya sebagai Jeronicus di masa tuanya, karakternya yang cukup kompleks berhasil memancing berbagai emosi.
Ia tampil sebagai kakek yang pemarah, sinis, selama bertahun-tahun ia tidak menghargai dirinya sendiri dan juga apa yang ada di sekitarnya. Begitu juga penampilan dari Madelen Mills yang kebagian peran sebagai Journey, cucu Jeronicus ia tampil mencuri perhatian sebagai seorang cucu yang selalu tampil penuh semangat dan ceria yang selalu pantang menyerah untuk “menghidupkan” kembali asa sang kakek.
Jingle Jangle dipenuhi oleh dunia imajiner yang penuh warna-warni menawan, dengan tampilan visual yang memukau dari awal sampai akhir. Desain kostum nya pun selain mewah juga tampak megah, dipadu dengan koreografi yang energik.

Kisah liburan ini dapat dinikmati dari berbagai tingkatan usia, dari anak-anak smapai orang dewasa. Film bertema fantasi musikal ini juga diisi oleh lagu-lagu dari mulai berirama hip-hop samapi hentakan berirama Afrobeat. Salah satu kekuatan dari film ini adalah musiknya yang menarik, di mana penyanyi John Legend ikut menciptakan lagu untuk film ini.
Selain dipenuhi oleh semangat natal tetapi pesan yang penting untuk disampaikan dalam film fantasi ini adalah tentang hubungan keluarga khususnya disi adalah hubungan kakek, Jeronicus dan cucu perempuannya, Journey.
Chemistry mereka berdua pada awalnya berjalan lambat, memberikan ruang di antara mereka berdua untuk saling mengetahui karakter masing-masing. Berjalan turun dan naik, dengan ketakutan akan sejumlah trauma di masa lalu dan karakter keras kepala dari sang kakek dihadapkan dengan karakter positif dari Journey, membuat banyak emosi yang terlibat bagi yang menonton.

Yang jelas sutradara David E. Talbert berhasil menyatukan drama, musik dan animasi yang detail menjadikan tontonan yang menarik. Yang lagi menarik lainnya adalah dalam film bertema Natal ini hampir semua pemerannya didominasi oleh aktor atau aktris berkulit hitam, hal yang jarang terlihat dalam film bertema sejenis ini.
Walau narasinya mudah diprediksi, film ini layak ditonton sebagai hiburan dan liburan bersama keluarga dan yang paling mengejutkan adalah Forest Whitaker ternyata cukup bagus melakukan olah vokal di film yang dipenuhi oleh hal-hal magis dari esensi Natal itu sendiri.
Director: David E. Talbert
Casts: Forest Whitaker, Keegan Michael Key, Anika Noni Rose, Phylicia Rashad, Ricky Martin, Kieron Dyer, Sharon Rose, Hugh Bonneville, Lisa Davina Phillip, Justin Cornwell
Duration: 122 minutes
Score: 7.6/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
Jingle Jangle: A Christmas Journey
'Jingle Jangle' berkisah tentang Jeronicus Jangle, seorang penemu dan pembuat mainan eksentrik tapi juga jenius. Jeronicus menjadi pengusaha kaya dan sukses berkat mainan-mainan yang diciptakannya, tapi ia kehilangan segalanya ketika semua desain penemuannya dicuri oleh karyawan sekaligus muridnya. Ia kehilangan istrinya yang meninggal secara tragis dan memilih menjauh dari putrinya sendiri.Jeronicus sendiri kehilangan harapan. Baru setelah cucunya, Journey, datang dan tinggal bersamanya, sedikit demi sedikit harapannya kembali menyala untuk dapat menciptakan kembali keajaiban yang pernah dibuatnya melalui mainan-mainnya.