Ada perbedaan signifikan soal karakter yang bermain di remake Hello Ghost. Perbedaan itu tentunya mengikuti budaya Indonesia yang jauh dari Korea, dan rentang rilis film aslinya yang sudah terlalu lama.
Setelah mengikuti acara press screening Hello Ghost yang diadakan minggu kemarin di Jakarta (5/5), ada sejumlah hal menarik yang perlu kita cermati, terlebih jika kita mengikuti versi Koreanya. Ada beberapa perbedaan signifikan soal karakter yang bermain di remake Hello Ghost. Perbedaan itu tentunya mengikuti budaya Indonesia yang jauh dari Korea, selain itu jarak film aslinya yang dirilis pada tahun 2010, sudah terlalu jauh dan membutuhkan sedikit penyesuaian dengan karakter yang dimainkan di remake Hello Ghost versi Indonesia.
Perbedaan yang paling jelas terlihat adalah karakter hantu anak laki-laki yang ada di versi Koreanya, sekarang diperankan oleh anak perempuan. Peran hantu anak ini sekarang diperankan Ciara Nadine Brosnan. Sayang saja adegan ikonik menggendong 4 hantu digambarkan sedikit tidak mirip. Hantu anak perempuan ini hanya berjalan memegangi tangan Kresna, tidak menggelayuti kaki Kresna sebagaimana yang diperlihatkan dengan baik oleh Cha Tae-hyun yang digelayuti kakinya oleh hantu anak laki-laki di film aslinya.
Karakter kedua yang berbeda adalah sang penyewa apartemen. Kalau di versi Koreanya diperankan oleh bapak-bapak, sekarang peran ini diperankan oleh Yurike Prastika, dan penggantian ini terasa paling pas mengisi banyak layer yang tidak diambil di film aslinya. Di sini Yurike didampingi Barry Prima yang menjadi suaminya yang berprofesi sebagai pelaut. Peran penyewa apartemen ini sekarang dikembangkan dan lebih banyak adegan menghiburnya ketimbang versi aslinya yang terlalu monoton.
Karakter tambahan yang berbeda adalah Jaja Miharja yang menjadi paranormal atau orang pintar dan ia juga menyimpan barang-barang mistis di rumahnya yang dibentuk seperti museum. Di sini lah nanti Hantu Kakek berusaha mencari barang yang ia cari selama ini.
Karakter lainnya yang berbeda adalah Tarzan yang memerankan tukang cukur rambut, sekaligus teman Hantu Kakek semasa hidupnya.
Selebihnya karakter yang ada relatif sama, seperti misalnya Uli Herdinansyah yang menjadi dokter. Peran ini juga identik dengan versi Koreanya. Begitu pula dengan Egy Fedly yang menjadi ayah dari Suster Linda (Enzy Storia). Peran ini juga ada di versi Koreanya. Tentunya dengan sedikit penyesuaian di sana sini.
Pendekatan ala Indonesia ini ternyata sangat mulus dan bahkan bisa menyatu lewat narasi utamanya yang bahkan tidak berubah sama sekali. Memang versi Korea lebih rumit karena ada beberapa layer pendukung di luar karakter utamanya, namun di versi Indonesia, layer ini dihilangkan, tapi untungnya secara struktur cerita tidak ada perubahan yang signifikan.