Sebenarnya gaung mengenai film ini sudah cukup lama terdengar. Hereditary merupakan film pertama yang kami notice dari Sundance Film Festival 2018. Bukan apa-apa, selain karena mendapatkan early reviews yang bagus, Hereditary juga memiliki peluang untuk dirilis di sini. Mereka memiliki unsur penting di dalam ceritanya, yang mana sangat disukai penonton Indonesia yaitu horor dan keluarga.
Menjadi film panjang pertama dari sutradara Ari Aster, Hereditary berpusat pada kehidupan Keluarga Graham. Sang ibu bernama Annie (Toni Collette), sang ayah yakni Steve (Gabriel Bryne), anak laki-laki yaitu Peter (Alex Wolff) dan anak perempuan mereka yaitu Charlie (Milly Shapiro). Ibu dari Annie yang merupakan seorang wanita misterius diceritakan telah wafat. Kepergiannya menyisakan perasaan sedih di keluarga Graham. Setelah masa tersebut usai, mulai terjadi kejadian-kejadian aneh yang pada akhirnya membuat seluruh anggota keluarga memikirkan apa rahasia yang disimpan oleh sang nenek sehingga akibatnya bisa seburuk ini.
Words of mouth, yang sejauh ini membuat Hereditary menjadi unik dan wajib diantisipasi adalah, mereka mencoba untuk menabur benih-benih kekelaman. Hal tersebut ditanamkan ke dalam benak penontonnya melalui media sebuah film. Serangan psikis ini kemudian meninggalkan kita pada sebuah kepastian yang mengerikan. Ari Aster sendiri sangat menggemari horor. Ia terobsesi dan melahap begitu banyak film horor ketika usianya masih sangat muda, 12 tahun. Kepada media ia juga mengakui bahwa sisi gelap dari kehidupan manusia sangat menarik untuk dibahas. Dengan referensi melimpah, diikuti oleh kesukaannya terhadap genre horor, menarik untuk mengintip film apa saja yang menyumbangkan influence terbesar bagi Ari ketika menggarap Hereditary.
- ROSEMARY’S BABY (1968)
Sutradara: Roman Polanski
Ada kisah lucu tentang Ari dan film ini. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, Ari menonton banyak film horor ketika masih muda. Ia menghabiskan semua film horor di toko video lokal dan Rosemary’s Baby justru menjadi film terakhir yang ia sikat. Alasannya sepele. “Saya selalu melewatinya karena judulnya tidak menarik”, ungkap Ari seperti yang dilansir dari Empire. Tapi semua langsung berubah. Pada akhirnya Ari menonton film tersebut ketika umurnya 16 tahun dan dia langsung tercengang. “Saya tidak tahu apakah ada film lain yang gaya penyutradaraannya lebih impresif dari Rosemary’s Baby. Film ini mungkin menjadi stylistic influence terbesar saya untuk Hereditary.”
- DON’T LOOK NOW (1973)
Sutradara: Nicolas Roeg
Satu bagian penting dari Hereditary adalah kesedihan. Keluarga Graham kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Nah, untuk memotret bagaimana perasaan duka tersebut muncul kemudian menyelimuti pikiran seseorang, maka Ari melihat kepada film ini. Disutradarai oleh Nicolas Roeg yang awalnya merupakan seorang sinematografer, Ari mengatakan bahwa ia justru terkesan dengan cara Nicolas menampilkan jukstaposisi dan mengaplikasikan teknik elliptical editing yang meninggalkan kesan tersendiri. Lebih jauh, Ari melihat Hereditary sebagai sepupu spiritual dari Don’t Look Now.
- CARRIE (1976)
Sutradara: Brian De Palma
Ini adalah salah satu hasil adaptasi sukses dari novel Stephen King. Ceritanya tentang seorang remaja yang menyadari bahwa ia memiliki kekuatan telekinetis. Ari sangat mengingat bagaimana rasanya ketakutan setelah menonton film ini dan ia ingin melampiaskannya kepada kita yang menonton Hereditary. “Misinya adalah untuk membuat sebuah film yang nantinya akan menghantuimu. Saya ingin membuat sesuatu yang mengganggu dan (gangguan tersebut) akan terus berlanjut sampai kamu akan ditinggalkan di sebuah tempat yang benar-benar hopeless“. Oke, mari kita buktikan.
- DAS UNHEIMLICHE/THE UNCANNY (1919)
Berbicara tentang hal-hal yang menyangkut psychological breakdown, maka tidak boleh lepas dari influence Sigmund Freud. Essay berjudul “The Uncanny” menjadi bacaan yang memiliki peran penting dalam dasar pandangan sang sutradara. Efeknya sangat signifikan. Bagi Ari, “The Uncanny Room” membuat sebuah tempat yang seharusnya nyaman menjadi tidak nyaman lagi (home becomes increasingly un-homelike). Ketika timbul sebuah perasaan yang nampak familiar, namun terasa aneh. Ini merupakan tema yang kerap diangkat ketika Ari membuat film pendek. Pada tahun 2011 lalu, contohnya. Ari membuat “Strange Thing About the Johnsons” yang bercerita mengenai sebuah penyiksaan yang dilakukan seorang anak muda kepada ayahnya.
- 45 YEARS (2015)
Sutradara: Andrew Haigh
Empire menulis bahwa ini menjadi influence yang mengejutkan. 45 Years adalah film drama romance yang dibintangi oleh Charlotte Rampling dan Tom Courtenay. Kisahnya berpusat pada kehidupan pasangan lansia yang sedang menyiapkan acara besar untuk memeringati hari pernikahan mereka yang ke-45. Ari menunjukkan film ini kepada tim kreatifnya untuk merangsang ide mengenai mood yang ia inginkan untuk Hereditary. Lebih spesifik, ia ingin menunjukkan bahwa sebuah keluarga bisa berubah selamanya akibat satu hal saja. Di dalam film 45 Years hal tersebut berada di loteng, tepatnya sebuah surat dari love-interest sang suami di masa lalu. Nah, di Hereditary entah apa wujudnya. By the way, Ari mengaku sangat terkejut dengan ending film ini, di mana diam menyimpan banyak makna tersirat dalam sebuah relationship.
- FILM-FILM HOROR JEPANG
Untuk beberapa bagian yang berisfat magis, bisa jadi Hereditary terinspirasi dari sini. Dijelaskan bahwa Ari juga menggemari film-film horor asal negeri sakura. Beberapa di antaranya adalah “Ugetsu” (1953), “Onibaba” (1964), “Empire of Passion” (1978) dan “Kwaidan” (1964).



Memang butuh waktu hingga delapan tahun bagi Ari Aster agar dapat merealisasikan Hereditary. Tapi, sesungguhnya kulminasi ide dan inspirasi-inspirasi yang ia miliki sudah menjalani proses yang matang dan terpelihara dengan baik selama bertahun-tahun. Di Amerika sendiri film ini termasuk sukses. Setelah menghantui Sundance, Hereditary juga berhasil mencatatkan rekor Box Office domestik. Dilansir dari Box Office Mojo film ini menjadi karya A24 tersukses dengan raihan minggu pertama (opening weekend) mencapai 13 juta USD. Banyak pula orang-orang yang memuji akting Toni Collette di sini. Bahkan, namanya sampai dijagokan untuk bisa masuk salah satu nominee di awards season nanti.