‘Ivanna’ yang disutradarai Kimo Stamboel sudah gentayangan di bioskop.
Setelah MD Pictures sukses dengan Danur, sebuah spin-off untuk melengkapi Danur Universe disiapkan. Satu sosok ‘Ivanna’ yang mencuat menjadi dasar menarik untuk diangkat ke layar lebar.
Memilih sutradara dengan ciri khas sadisnya, Kimo Stamboel dipercaya menuangkan ide untuk membuat sosok Ivanna ini lebih mencekam dengan sejarah hidup Ivanna yang memilukan.
Jika kalian sudah membaca bukunya, menonton film ini akan lebih terasa kengerian dari teror hantu Ivanna. Membaca novel karya Risa Saraswati setelah atau sebelum menonton filmnya, akan menambah nuansa kelam dalam film berdurasi 103 menit ini.
Film horor dari Kimo mengedepankan sadisnya sosok hantu Ivanna tanpa kepala. Walau di dalam buku tidak diulas tentang teror mendalam di sebuah panti jompo seperti pada filmnya, ‘Ivanna’ versi buku dan film sangat berkorelasi.
Beda fokus cerita
Kisah hidup Ivanna semenjak pindah dari Belanda ke Indonesia dijelaskan detail di buku. Ini seperti prekuel untuk kisah film yang lebih fokus pada teror hantu tanpa kepala ‘Ivanna’. Ulasan kisah hidup Ivanna saat menjelang ajalnya oleh tentara Jepang, hanya sebagai pelengkap kilas balik yang menjelaskan mengapa hantu Ivanna begitu dendam terhadap orang-orang.
Maka dari itu, membaca buku ‘Ivanna’ akan lebih menjelaskan dan secara otomatis membawa kilas balik yang ada di buku, tentang Ivanna yang sebenarnya juga membenci negaranya sendiri, Belanda.
Latar waktu
Dalam buku, sepenuhnya Ivanna berlatar saat keluarganya pindah ke Indonesia, ini sekitar tahun 1930an sampai 1943 di saat akhir kisah hidup Ivanna dan masa kependudukan Jepang di Indonesia yang mengusir semua unsur Belanda di Indonesia.
Di film, latar waktu yang digunakan 1998 saat sebuah panti jompo tempat Ivanna mengakhiri hidupnya. Jika kalian memperhatikan, nama panti jompo tersebut adalah “van Dijk’. Van Dijk adalah nama keluarga Ivanna, dengan ayah Peeter van Dijk.
Akhir hidup Ivanna
Dalam buku, akhir kisah hidup Ivanna begitu rinci dengan semua masalah yang melandanya. Apalagi berkaitan dengan kisahnya dengan Matsuya tentara Jepang yang akhirnya membunuhnya. Akhir kisah hidup Ivanna dalam buku pun tidak disebutkan secara spesifik.
Kilas balik dalam film yang terbilang sangat sedikit, kisah hidup Ivanna hanya seputar menyelamatkan para pribumi yang diburu oleh tantara Jepang. Bahkan pertemuannya dengan Saiful teman masa kecilnya, yang menjadikan patung mayatnya tidak begitu jelas. Mungkin para penonton akan mengira bahwa Saiful adalah pasangan pribuminya jika tidak membaca bukunya.
Teror hantu Ivanna
Film karya Kimo Stamboel begitu sadis dengan pembunuhan penuh darah dari Ivanna. Ivanna yang secara terang-terangan mengincar nyawa para penghuni panti jompo. Ini akan sangat pas untuk sebuah film horor, teror hantu gentayangan yang berkaitan dengan sejarah penjajahan.
Buku Risa lebih mengutarakan bahwa dirinya sendiri yang diteror hantu pemarah Ivanna, membuat dirinya sempat ragu untuk menulis kisah Ivanna. Ivanna yang memang berkaitan dengan keluarga anak-anak yang muncul di film Danur, lebih dijelaskan bagaimana Ivanna ikut berperan dalam Danur Universe, yang ternyata dalam film tidak akan kalian temui.